Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.
Kenangan bersama Petasan Kertas
"Sebentar, saya ambil dulu becaknya!" ujar Mang Ope, salah satu tukang becak yangbiasa mangkal di depan masjid.
Pagi itu, Mamun dibawa ke rumahsakit, Ternyata petasan terakhirnya meledak dengan keras. Batu tatakan tampak menghitam. Aku bergidik melihatnya.
"Mamun!" gumamku penuh sesal.
Berhari-hari Mamun dirawat di rumahsakit. Kami menengoknya saat dia sudah kembali ke rumah. Wajahnya sangat pucat, dan jarinya pun diperban.
Mamun tak punya jari kelingking tangan kirinya, karena pecah terkena ledakan petasan kertas.
Duh, kasian Mamun! Pantaslah Ibu melarangku membeli petasan.
Cerita tentang Mamun menyebar. Semua orang tua melarang anaknya membeli petasan. Sejak saat itu, di kampung kami tak pernah terdengar lagi suara petasan.
Kini Mamun telah menjelma menjadi seorang pengusaha kerupuk gendar yang cukup sukses di Ciamis, melanjutkan usaha orang tuanya yang telah berpulang.