TRADISI Pilihan

Menariknya Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Desaku

1 April 2022   01:30 Diperbarui: 16 Mei 2022   17:13 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, kita juga mempersiapkan fisik kita agar bisa menjalankan atau menunaikan ibadah dengan khusyuk. Hal tersebut juga agar kita juga tetap sehat dan dapat melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan.


Oh iya, setelah persiapan diri sendiri, saya akan membahas tentang tradisi-tradisi di desa saya yang sampai saat ini masih dilakukan. Tentunya saya disini mewawancarai salah satu tokoh di desa saya. Beliau bernama Bapak Simin. 

Sebelum itu kita harus tahu terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan tradisi itu sendiri? Jadi tradisi adalah suatu kegiatan atau kebiasaan yang berulang-ulang sejak zaman dahulu atau kebiasaan warisan dari nenek moyang terdahulu. Di mana pada saat ini masih ada yang melaksanakan tradisi tersebut tetapi juga orang ada yang telah meninggalkan tradisi.


Tradisi menyambut bulan Ramadhan di desaku yang pertama yaitu tradisi nyadran. Nyadran adalah tradisi yang dilakukan oleh orang Jawa pada umumnya sebelum awal puasa ramadhan. Nyadran biasa disebut juga ziarah kubur sebelum awal puas pertama di bulan ramadhan. Di mana kita berziarah ke makam kerabat dan keluarga yang sudah meninggal dunia.


Tradisi nyadran ini biasanya dilaksanakan pada bulan Ruwah  (dalam kalender Jawa) lebih tepatnya pada tanggal 15, 20, dan 23 Ruwah. Tradisi nyadran pada umum dilaksanakan orang jawa sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur nenek moyang kita sekaligus ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta Allah SWT.

Namun, ada pendapat sekelompok orang yang tidak melakukan tradisi ini karena mereka berkeyakinan bahwa nyadran termasuk syirik atau menyekutukan Tuhan. 

Sedangkan menurut kelompok kedua yang menyakini budaya atau tradisi, nyadran adalah kegiatan keagamaan yang boleh dilakukan, tetapi niatnya tidak untuk menyembah leluhur atau pekuburan yang kita datangi. Salah satunya kita bisa niatkan untuk mengingat bahwa hidup di dunia hanya sebentar, dan kita akan kembali ke sang pencipta Allah SWT.


Jadi kita sebagai manusia harus bisa saling menghargai keyakinan seseorang dengan tidak menghakimi seseorang, terlebih kita tidak tahu niat sesungguhnya orang tersebut. kuncinya yaitu saling menghargai sesama manusia. Karena buruk menurut kita belum tentu buruk di mata Allah SWT.

Adapun beberapa kegiatan orang jawa dalam melakukan tradisi nyadran di desaku diantaranya:

1. Bersih-bersih makam keluarga, dan leluhur desa.

Kegiatan ziarah ini dilakukan dimakam keluarga dan leluhur desa. Setelah membersihkan makam dan ziarah, warga desa  biasanya meninggalkan sejumlah hasil bumi atau makanan  diarea pemakaman untuk dibagikan setelah berdoa bersama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun