Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/
Finansial Sehat dengan Resep Belanja Bijak
Jadi, belanja itu tidak salah. Perilaku boros-lah yang salah.
Ungkapan itu diyakini sebagai jalan tengah. Tidak peduli Anda orang kaya atau kurang beruntung, perilaku boros tetap salah. Karena boros artinya membelanjakan uang secara berlebihan, melebihi apa yang Anda butuhkan.
Hanya saja, tendensi belanja berlebihan memang lebih tinggi saat punya banyak uang. Apalagi THR baru cair. Rasanya, apa-apa saja bisa dibeli. Tidak perlu berpikir dua kali, yang penting beli saja dulu.
Kecenderungan itu pula yang dimanfaatkan oleh banyak penyedia barang dan jasa. Tahu kantong konsumen sedang tebal-tebalnya, berbagai iklan dan promo menggiurkan segera ditebar demi menjaring cuan.
Yang tipis iman, pasti tergiur dan membeli, tanpa pikir dua kali. Yang tebal iman, tidak akan terpengaruh, selama barang dan jasa yang diiklankan bukanlah yang ia butuhkan.
Pertanyaannya, apa yang harus kita perbuat agar menjadi sosok yang tebal iman?
Tenang. Artikel ini ada untuk menjawab pertanyaan itu. Tapi, penafian dulu. Segala resep yang saya bagikan di sini berasal dari pengalaman pribadi. Bisa jadi cocok untuk Anda, bisa jadi sebaliknya.
Apa pun itu, saya berharap Anda meraih manfaatnya. Karena seperti kata pepatah, “Berbagi itu tidak merugi.” Jadi, ayo kuliti resep menjaga finansial tetap sehat selama Ramadan dan Idulfitri dengan berbelanja secara bijak.
Belanja Bijak
Belanja bijak bermakna sederhana. Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Cermati apa yang ingin Anda beli, apakah termasuk ke dalam barisan “kebutuhan”? Atau jangan-jangan hanya ada di rentang “keinginan”?
Kalau setelah dicermati ternyata barang yang Anda butuhkan itu memang merupakan suatu kebutuhan, ya, beli saja, selama dananya tersedia. Tapi jika sebaliknya, maka tidak perlu dibeli, atau paling tidak tunda pembeliannya.