RAMADAN

Lailatul Qodar Jatuh pada 10 Malam Terakhir Ramadan? Kata Siapa?

6 Mei 2021   02:03 Diperbarui: 6 Mei 2021   03:56 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lailatul Qodar Jatuh pada 10 Malam Terakhir Ramadan? Kata Siapa?
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Membincang tentang Ramadan, maka tak bisa lepas dengan yang namanya malam Lailatul Qadar. Kita tahu dan sudah menjadi definisi yang sangat mudah kita ingat, bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang di dalamnya terdapat sebuah keberkahan, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Definisi yang sesuai dengan Firman-Nya dalam surat Al-Qadar. Lailatul Qadar hanya ada pada bulan Ramadan, sebuah momentum yang cukup langka sebab hanya dalam jangkauan waktu satu tahun dalam sekali (walaupun tak dapat dipungkiri bisa terjadi lebih dari satu kali dalam setahun jika ditinjau sesuai dengan perhitungan tanggal Hijriyah). Banyak orang yang begitu merindu dengan hadirnya bulan Ramadan, salah satunya dengan harapan mendapatkan malam Lailatul Qadar. Namun ternyata, terdapat sebuah perbedaan pandangan ataupun perspektif mengenai kapan sebenarnya Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar jatuh pada tanggal berapa?. Hal tersebut menjadi sebuah perbedaan di antara para kalangan ulama, setidaknya terdapat beberapa pendapat. Berikut rinciannya : 

1. Malam Ganjil Pada 10 Malam Terakhir Ramadan.

Pendapat ini merupakan pendapat tersohor di kalangan para ulama. Pendapat ini dianut oleh pengikut Mazhab Syafi'iyah, Hanabilah, Malikiyah, Abu Tsaur dan Al-Auza'i. Hanabilah dan Malikiyah berpendapat bahwa malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27 di bulan Ramadan. Hal tersebut termaktub dalam kitab Majmu' Syarah Muhadzab karya Imam Nawawi.

2. Malam 10 Terakhir Ramadan.

Golongan pendapat ini mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar jatuh pada salah satu malam di 10 malam terakhir Ramadan. Akan tetapi tidak dijelaskan secara eksplisit kapan tanggalnya. Namun, di setiap tahunnya tidak pernah berubah dan jatuh pada tanggal yang sama. Pendapat ini dikemukakan oleh Mazhab Syafi'iyah. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam Nawawi.

3. Salah satu Malam di Sepanjang bulan Ramadan.

Pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu Abidin dalam kitabnya yang berjudul Hasyiatu Abdin Jilid 2. Beliau mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terdapat dalam salah satu malam di bulan Ramadan, entah pada awal; tengah dan akhir. 

4. Malam Pertama Ramadan.

Pendapat di atas dikemukakan oleh Abi Razin Al-Uqaili Ash-Shahabi yang mengutip hadis dari Ibnu Abbas r.a. ,"Malam Lailatul Qadar itu jatuh pada malam pertama di bulan Ramadan". Pendapat ini tercantum dalam kitab Fathul Bari Jilid 4 karya Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani.

5. Malam 17 Ramadan.

Pendapat ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Ath-Thabarani dan Abu Syaibah, dari jalur Zaid bin Arqam. Rasulullah SAW bersabda, "Aku tidak ragu bahwa malam 17 Ramadhan adalah malam turunnya Alquran." Dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Masud, Lailatul Qadar itu adalah malam yang di siangnya terjadi Perang Badar, berdasarkan firman Allah SWT dalam Surah Al-Anfal ayat 41, "Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan."

6. 10 Malam Pertengahan bulan Ramadan.

Imam Nawawi menjelaskan soal adanya pendapat ini. Sebagian ulama di kalangan Mazhab Syafii ada yang berpendapat demikian. Kemudian Imam ath-Thabari menghubungkan pendapat ini kepada Utsman bin Abil 'Ash dan Hasan Bashri.

7. Malam ke - 19 Ramadan.

Ibnu Hajar memberikan penjelasan, dalil pendapat ini diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari jalur Ali bin Abi Thalib. Imam ath-Thabari menghubungkan hadis tersebut kepada Zaid bin Tsabit dan Ibnu Masud. Sedangkan ath-Thahawi menyambungkan hadis itu kepada Ibnu Masud.

8. Berdasarkan perhitungan awal Ramadan.

Hujjatul Islam Imam Ghazali mengatakan dalam kitab Ihya Ulumuddin, bahwa malam Lailatul Qadar itu dapat kita ketahui dengan cara mengetahui kapan tanggal jatuhnya awal Ramadan. Berikut rinciannya : 

Berikut rinciannya:

* Jika awal Ramadan jatuh pada Minggu atau Rabu, maka Lailatul Qadar akan turun pada malam 29 Ramadan.

* Jika awal Ramadan jatuh pada Senin, maka Lailatul Qadar akan turun pada malam 21 Ramadan.

* Jika awal Ramadan jatuh pada Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadar akan turun pada malam 27 Ramadan.

* Jika awal Ramadan jatuh pada Kamis, maka Lailatul Qadar akan turun pada malam 25 Ramadan.

* Jika awal Ramadan jatuh pada Sabtu, maka Lailatul Qadar akan turun pada malam 23 Ramadan.

Pendapat di atas pun bisa kita dapatkan di dalam kitab I'anatut Thalibin Syarah Fathul Mu'in Lil Syekh Zainuddin Al-Malibari karya Syekh Abu Bakar Syatho.

Di atas merupakan berbagai macam pendapat dan perspektif para ulama dalam menentukan kapan jatuhnya malam Lailatul Qadar. Perbedaan yang terjadi di kalangan para ulama bermuara karena tidak adanya keterangan dalam Al-Quran atau Sunnah yang menjelaskan secara eksplisit. Sehingga para ulama menentukannya sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Perbedaan itu bukan untuk dijadikan sebuah perselisihan antara satu dengan yang lain, akan tetapi hal itu menjadi sebuah khazanah tersendiri dalam agama Islam. Sebuah khazanah bagaimana agama Islam bisa memandang keberagaman yang ada di dalam internal agama Islam sendiri sehingga terciptanya sebuah toleransi terhadap penganut agama Islam sendiri. 

Dengan banyaknya pendapat dan Mazhab, agaknya sedikit selaras dengan pendapat Bung Karno. Bung Karno mengatakan bahwa Indonesia bukan hanya milik Islam ataupun agama lainnya, akan tetapi Indonesia adalah milik semua. Begitu juga Islam, maka secara implisit bahwa Islam bukan hanya milik Mazhab Syafi'iyah, bukan hanya milik Mazhab Malikiyah dan lain sebagainya. Islam ya tetap satu yaitu Agama Islam. Dengan hal itu maka akan terciptanya rasa cinta terhadap sesama atas nama kemanusiaan dan sebuah bentuk keinsyafan terhadap kesamaan golongan.

Referensi : 

1. Imam Nawawi, Syarah Muhadzab

2. Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari jilid 4

3. Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin

4. Abu Bakar Syatho, I'anatut Thalibin

5. Ahmad Sarwat, Malam Lailatul Qadar

6. Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun