Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Administrasi

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Sahur Tinggi Serat, Bikin Pencernaan Selamat

17 Maret 2024   09:21 Diperbarui: 29 Maret 2024   18:47 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sahur Tinggi Serat, Bikin Pencernaan Selamat
ilustrasi makanan sahur yang sehat. (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Sepertinya, makin beranjak tua dewasa, keluhan seputar bodi tuh adaaaa aja. Yang lutut gampang klothakan, atau pinggang kok linu melulu, kaki kram, dan lain sebagainya. 

Keluhan yang kerap saya dengar (dan saya juga mengalami) adalah: Jadi nggak rutin BAB (Buang Air Besar)alias ke belakang.

"Kadang aku BAB tuh cuman sekali seminggu loh," ujar sohib saya suatu ketika.

WHAT? Apa kabar itu sampah-sampah yang teronggok di usus. Kan kasian terkaing-kaing pengin membebaskan diri, tapi si empunya bodi santuy aja dalam bereaksi.

"Emang kalau jarang BAB gitu, perut enggak terasa aneh?"

"Iyaaa, rasanya emang kayak blotty atau bedegelen/sembelit. Tapi ya gimana lagi, aku juga jarang makan sayur, sih."

Nah, tu dia, udah ketebak 'tersangka utama' kenapa perut kita kerap bermasalah. Pola makan dengan kandungan serat yang amat kurang, ini penyebabnya. Memang kita digempur dengan beragam iklan spot makanan yang jaraaangg banget mengandung sayur. 

Sebut aja, promo yang berseliweran di socmed, rata-rata kalau nggak fried chicken, pizza, burger, atau yang kekinian yah kayak cromboloni, croissant, mochi. 

Jarang banget yang promo pecel, gado-gado, lotek, gitu kan? Kalaupun ada akun yang promo salad, bujubuneeenggg, harga satu porsi bisa 50 ribu dewe. 

Akhirnya, kaum mendang mending's math bersabda "Yaelahh, beli salad 50 ribu kagak kenyaaangg, boskuuu. Mending buat beli fried chicken, bisa buat satu rumah."

Olahan sayur (sumber: Pexels.com)
Olahan sayur (sumber: Pexels.com)

Ya udin, kalau mau hemat, MASAK SENDIRI aja. Beli sayur mayurnya di pak mlijo/ bakul sayur di pasar tradisional. Jangan di fancy supermarket! Karena biasanya kalau di supermarket tuh, sayurnya organic, jadi lebih mahal.  

I know.... Organic vegetables kualitasnya emang lebih ciamik. Tapi kalau budget kita masih terbatas, jangan maksain diri, yaaa.

Sayur asli Indonesia tuh banyaaakk. Kalau kita nggak doyan satu menu olahan sayur, masih ada kok opsi lainnya. Ini coba saya jembrengkan, beberapa menu sayur yang kami konsumsi selama sahur dan buka. 

Bikinnya praktis, nggak ribet sama sekali, bahkan saya biasa masak go-show mendekati jam sahur. Jadi, saya biasa bangun jam 03.00 pagi, untuk mempersiapkan beberapa menu berikut: 

(1). Pecel

Bumbu pecelnya khas Madiun dapat oleh-oleh dari suamiku, dia beli seharga 11 ribu aja. Memang Pecel Madiun kan kondang banget ya gaess. 

Bumbunya juga menurutku lebih enak, ketimbang beli di bakul sayur Surabaya. Untuk varian sayurnya, simpel no ribet ribet. Saya beli Kangkung (3 ribu), Mentimun (4 ribu), Kacang Panjang (2 ribu)

(2). Cap Jay

Kalau di bakul sayur langganan, ada sepaket sayur-mayur bahan cap jay harganya 2.500 aja. Isinya: wortel, sawi putih, sawi hijau, jagung kecil, mayan lahh... 

Trus biasanya saya tambahin telor dadar 3 butir (kisaran harga 9 ribu) dan ayam cincang (kisaran harga 7 ribu) Bisa untuk makan satu rumah. 

O iya keluarga kami, small family yah, makanya kalo belanja dikit-dikit Mubadzir kalau belanja terlalu banyak. Pas puasa gini, perut gampang full.

(3). Lalapan

Yang ini makin gampil, karena dimakan mentahan aja, nggak perlu direbus atau dibumbui. Biasanya, saya beli mentimun (4 ribu), daun kemangi (2 ribu), dan kol/ kubis (3 ribu). 

Bisa dicocol pakai sambal bawang (kalau bikin, mungkin budget sekitar 5 ribu). Atau bisa juga diguyur sambel pecel.

Nikmatnya aneka olahan sayur (sumber: Pexels.com) 
Nikmatnya aneka olahan sayur (sumber: Pexels.com) 

(4). Salad Buah dan Sayur

Buat yang nggak suka sayuran, mungkin bisa substitusi dengan aneka buah. Pilih yang berserat dan cukup mengenyangkan ya. Tinggal disiram aja dengan saus wijen sangrai, atau mayonnaise. 

Masukin kulkas, dan keluarkan saat sahur. Yummyyy, segerr dan nikmaaatt banget sahur dengan menu salad buah atau salad sayur!

Kenapa Wajib Banget Makan Olahan Sayur (serat) ketika Puasa?

Yes, saya masuk tim yang MEWAJIBKAN kudu konsumsi serat, baik ketika bulan Ramadan maupun untuk menu di hari-hari lainnya. 

Pastinya kita paham banget dong, bahwa banyaaaakk manfaat makanan tinggi serat untuk kesehatan tubuh. Utamanya, membantu banget jaga saluran cerna kita tetap sehat sentosa! 

Did you know, bahwa makanan tinggi serat dapat membuat kenyang lebih lama! Soalnya, makanan berserat kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Serat juga dapat membantu membersihkan penumpukan yang ada di usus. Sehingga akan mengurangi risiko kanker usus besar.

Karena sifatnya yang cepat membuat kenyang dan bertahan lebih lama, mengonsumsi serat juga dapat membantu mengontrol pola makan. 

Ini dapat membantu menjaga berat badan tetap ideal. Nah kan, yang pengin body goals, terwajib untuk rutin memasukkan menu serat tinggi ke dalam menu sehari-hari. 

Makanan tinggi serat juga berperan penting dalam sistem pencernaan. Sehingga membantu kita semua terhindar dari sembelit saat puasa.

***

Nah, sekarang teman-teman share di comment dong, kalau lagi sahur atau buka, kalian suka bikin olahan sayur seperti apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun