Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Konsultan

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Belajar dari 5 Keluarga dalam Al-Qur'an, Mirip Siapa Kita?

12 April 2022   21:43 Diperbarui: 12 April 2022   21:44 5398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nabi saw menyatakan bahwa Asiyah binti Muzahim adalah perempuan yang sempurna, bersama dengan Maryam binti Imran. Sabda Nabi saw,

"Lelaki yang sempurna jumlahnya banyak. Dan tidak ada wanita yang sempurna selain Maryam binti Imran dan Asiyah istri Firaun" (HR. Bukhari, no. 5418 dan Muslim, no. 2431).

Kisah ketiga ini, menggambarkan sosok istri yang beriman dan salihah, dengan suami yang kufur dan jahat. Kelak mereka berpisah di akhirat.

Keempat, Keluarga Nabi Ibrahim

Inilah profil keluarga yang kompak dalam ketaatan dan kebaikan. Luar biasa ketaatan Nabi Ibrahim dan keluarganya, sehingga Allah Ta'ala mengabadikan beliau sebagai suri teladan bagi orang-orang yang beriman. Hal ini telah Allah nyatakan dengan jelas dan tegas dalam ayat:

"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia" (QS. Al Mumtahanah : 4).

Beliau bersama istrinya, Siti Hajar, dan anaknya Ismail, adalah contoh keluarga yang berhasil membangun kehidupan atas dasar keimanan. Beliau mampu membangun idealisme dan cita-cita yang sangat tinggi disertai dengan totalitas pengorbanan dalam rangka mengharap ridha Allah semata. Pada saat yang bersamaan, Ibrahim As berhasil membangun keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang.

Keluarga Ibrahim As memberikan sangat banyak pelajaran, apalagi bagi masyarakat modern saat ini, dalam membangun keharmonisan keluarga. Beliau memberikan teladan kepada kita tentang kelembutan dan kehangatan dalam interaksi dalam keluarga. Komunikasi cinta senantiasa beliau lakukan dalam keluarga, sebagaimana tampak ketika Nabi Ibrahim memanggil putranya dengan sebutan lembut, "Ya bunayya".

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu. Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" (QS. Ash Shaaffaat : 102).

Ibrahim mendapatkan ujian dari Allah untuk meninggalkan Siti Hajar di lembah gersang, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an,

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur" (QS Ibrahim: 37).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun