Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/
Belajar dari 5 Keluarga dalam Al-Qur'an, Mirip Siapa Kita?
Dalam Kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah disebutkan bahwa Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim alaihis salam. "Akan kemana engkau Ya Ibrahim?" Pertanyaan itu diulang sampai tiga kali tanpa mendapat jawaban. Sampai akhirnya bertanya kembali, "Apakah ini merupakan perintah Tuhanmu?" Nabi Ibrahim pun menjawab dengan "Ya."
Menengar jawaban ini menjadikan Siti Hajar mengambil kesimpulan sendiri, "Kalau begitu, Allah tidak akan menyia-nyiakan kita." Itulah letak ketaatan Siti Hajar atas perintah Allah. Maka tak mengherankan jika Ismail tumbuh dalam ketaatan kepada Allah, sebagaimana ayah dan ibunya.
Kisah keempat ini, menggambarkan sosok suami yang salih, dengan istri yang salihah, dan anak yang salih. Kelak mereka berkumpul di surga Allah Ta'ala.
Kelima, Keluarga Maryam binti Imran
Ibnu Katsir menyebut keluarga Imran ini sebagai keluarga yang thahir (suci) dan thayyib (baik). Muhammad bin Ishaq mengatakan bahwa Imran, ayah Maryam, adalah Imran bin Basyam bin Mansya bin Hazqiya, yang merupakan keturunan dari Sulaiman bin Daud. Ibu Maryam bernama Hannah binti Faquda bin Qabil yang termasuk wanita ahli ibadah.
"Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat" (QS. At-Tahrim : 12)
Maryam putri Imran adalah wanita terhormat yang menjaga kesucian dirinya. Nabi saw bersabda tentang perempuan calon penghuni surga yang utama,
"Wanita-wanita yang paling utama sebagai penduduk surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim (istri Fir'aun) dan Maryam binti 'Imran" (HR. Ahmad, 1:293. Syaikh Syu'aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini sahih).
Keluarga Imran adalah contoh keluarga mulia dalam sejarah kemanusiaan. Imran bukan Nabi dan bukan Rasul. Maryam juga bukan Nabi dan bukan Rasul. Namun Allah memilih keluarga Imran untuk menjadi teladan bagi keluarga lainnya,
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain" (QS. Ali Imran: 33-34).
Ternyata yang bisa menjadi keluarga kompak dalam ketaatan, keluarga yang bisa dijadikan teladan, bukan hanya keluarga Nabi dan Rasul. Bahkan keluarga dari manusia "biasa", yang bukan Nabi, bisa menjadi teladan dalam kebaikan. Keluarga Imran termasuk salah satu keluarga pilihan --yang melebihi semua umat di masanya.