SRI PATMI
SRI PATMI Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lembutkan Hati Untuk Meminta Dan Memberi Maaf

14 April 2022   02:18 Diperbarui: 30 April 2022   21:43 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lembutkan Hati Untuk Meminta Dan Memberi Maaf
Lembutkan Hati Untuuk Meminta dan Memberi Maaf (sumber : time.com) 

Bagian otak yang merasakan senang dan sedih adalah anterior cingulate cortex. Bagian otak ini akan melemah saat merasakan sesuatu hal yang tidak nyaman termasuk urusan hati.

Hal yang lebih parah sering terjadi, rasa bahagia yang dialirkan oleh dopamine dan oksitosin yang jadi korban. Mau tidak mau, suka tidak suka, mereka harus memenuhi dada hingga sesak dan membuat semakin rapuh.

Sedangkan hormone cortisol dan epinephrine terus berproduksi yang menyebabkan otot membengkak, sakit kepala, leher kaku dan dada sesak, ram perut, diare, masalah tidur hingga kehilangan nafsu makan.

Otak juga akan ikut merespons bahwa sinyal sakit diterima oleh badan. Efeknya malas makan dan respons tubuh yang lainnya. Reaksi dari tubuh adalah bentuk kesadaran manusia saat disakiti bahkan hingga terputusnya jalinan silaturahmi.

Meski Terluka, The Show Must Go On

Timbulnya luka hati bisa diartikan sebagai tanda ketulusan seseorang pada sesuatu yang dimiliki dan dijalani. Butuh waktu untuk menyembuhkan luka. Bersusah payah melupakan, sesekali hadir kembali dan mengingatkan. Beberapa luka yang sukar disembuhkan diantaranya adalah

  1. Wafatnya Orang Terkasih
  2. Penyakit Mental
  3. Kecanduan
  4. Penyakit Kronis
  5. Pengkhianatan
  6. Cedera permanen
  7. Trauma

Sedikit atau banyak, segala bentuk luka ini akan menstimulus seseorang untuk mengisolasi diri, tertutup dan menjauhi dari segala hal yang menyakitkan. Jangankan sekedar mengingat, mengenang saja hati menjadi tak tenang.

Berangkat dari momentum Ramadhan, panjangkan niat untuk menjabat. Mengulurkan tangan untuk memberi, berbagi, meringankan dan menumbuhkan cinta pada sesama. Rasa bahagia yang terpancar dari mereka yang tulus diluar dari diri sendiri akan berdampak positif dan menumbuhkan rasa bahagia yang sempat hilang. Hmmm... mungkin bukan hilang, tetapi tertunda sebelumnya. The Journal of Positive Psychology mengungkap bahwa manusia membutuhkan waktu pulih dan sembuh dari luka 11 minggu dan paling lama 18 bulan mulai stabil. 

Saat seperti ini, lembuhkan hati dengan mekanisme sederhana meminta dan memberi maaf. Meminta maaf bukanlah sebagai bentuk menebus kesalahan. Dengan meminta maaf, sesungguhnya diri sendiri sedang mengajarkan sikap sopan, hormat dan merasa empati atas kerugian serta rasa tidak nyaman yang dirasakan orang lain.

Bukan hanya mengambil peranan penting untuk diri sendiri, permintaan maaf yang tulus dapat mengurangi ketegangan yang sedang terjadi. Dengan demikian, perlahan-lahan rasa percaya diri akan bangkit untuk memulai kehidupan yang baru dan memperbaiki hubungan yang pernah merenggang.

Apalagi Jamil Azzaini pernah mengatakan "Kebiasaan meminta maaf dan memaafkan melekat pada orang yang sehat fisiknya, jernih pikirannya dan lapang hatinya"

Ternyata hal itu benar, perasaan lega akan muncul setelah meminta dan memberi maaf. Beban pikiran akan berkurang, mental akan mendewasa seiring perjalanan kehidupan. Mungkin hadirnya gesekan dan konflik akan mengingatkan bagaimana diri mendewasa, menua dan bijaksana. Sekaligus menandakan hati tak pernah mati. Hati masih peka merasakan bagaimana rasanya sakit dan terluka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun