Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.
Lembutkan Hati Untuk Meminta Dan Memberi Maaf
Bagian otak yang merasakan senang dan sedih adalah anterior cingulate cortex. Bagian otak ini akan melemah saat merasakan sesuatu hal yang tidak nyaman termasuk urusan hati.
Hal yang lebih parah sering terjadi, rasa bahagia yang dialirkan oleh dopamine dan oksitosin yang jadi korban. Mau tidak mau, suka tidak suka, mereka harus memenuhi dada hingga sesak dan membuat semakin rapuh.
Sedangkan hormone cortisol dan epinephrine terus berproduksi yang menyebabkan otot membengkak, sakit kepala, leher kaku dan dada sesak, ram perut, diare, masalah tidur hingga kehilangan nafsu makan.
Otak juga akan ikut merespons bahwa sinyal sakit diterima oleh badan. Efeknya malas makan dan respons tubuh yang lainnya. Reaksi dari tubuh adalah bentuk kesadaran manusia saat disakiti bahkan hingga terputusnya jalinan silaturahmi.
Meski Terluka, The Show Must Go On
Timbulnya luka hati bisa diartikan sebagai tanda ketulusan seseorang pada sesuatu yang dimiliki dan dijalani. Butuh waktu untuk menyembuhkan luka. Bersusah payah melupakan, sesekali hadir kembali dan mengingatkan. Beberapa luka yang sukar disembuhkan diantaranya adalah
- Wafatnya Orang Terkasih
- Penyakit Mental
- Kecanduan
- Penyakit Kronis
- Pengkhianatan
- Cedera permanen
- Trauma
Sedikit atau banyak, segala bentuk luka ini akan menstimulus seseorang untuk mengisolasi diri, tertutup dan menjauhi dari segala hal yang menyakitkan. Jangankan sekedar mengingat, mengenang saja hati menjadi tak tenang.
Berangkat dari momentum Ramadhan, panjangkan niat untuk menjabat. Mengulurkan tangan untuk memberi, berbagi, meringankan dan menumbuhkan cinta pada sesama. Rasa bahagia yang terpancar dari mereka yang tulus diluar dari diri sendiri akan berdampak positif dan menumbuhkan rasa bahagia yang sempat hilang. Hmmm... mungkin bukan hilang, tetapi tertunda sebelumnya. The Journal of Positive Psychology mengungkap bahwa manusia membutuhkan waktu pulih dan sembuh dari luka 11 minggu dan paling lama 18 bulan mulai stabil.
Saat seperti ini, lembuhkan hati dengan mekanisme sederhana meminta dan memberi maaf. Meminta maaf bukanlah sebagai bentuk menebus kesalahan. Dengan meminta maaf, sesungguhnya diri sendiri sedang mengajarkan sikap sopan, hormat dan merasa empati atas kerugian serta rasa tidak nyaman yang dirasakan orang lain.
Bukan hanya mengambil peranan penting untuk diri sendiri, permintaan maaf yang tulus dapat mengurangi ketegangan yang sedang terjadi. Dengan demikian, perlahan-lahan rasa percaya diri akan bangkit untuk memulai kehidupan yang baru dan memperbaiki hubungan yang pernah merenggang.
Apalagi Jamil Azzaini pernah mengatakan "Kebiasaan meminta maaf dan memaafkan melekat pada orang yang sehat fisiknya, jernih pikirannya dan lapang hatinya"
Ternyata hal itu benar, perasaan lega akan muncul setelah meminta dan memberi maaf. Beban pikiran akan berkurang, mental akan mendewasa seiring perjalanan kehidupan. Mungkin hadirnya gesekan dan konflik akan mengingatkan bagaimana diri mendewasa, menua dan bijaksana. Sekaligus menandakan hati tak pernah mati. Hati masih peka merasakan bagaimana rasanya sakit dan terluka.