P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Guru

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Takbiran, Malam Idul Fitri yang Agung

9 April 2024   14:47 Diperbarui: 9 April 2024   19:31 2160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takbiran, Malam Idul Fitri yang Agung
kompas.com

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga kesejahteraan, rahmat, dan berkah Allah SWT senantiasa menyertai kita semua. 

Kita sering kali terjebak dalam kehidupan yang sibuk dan terburu-buru, terutama di tengah-tengah tuntutan dunia modern yang begitu memikat. Namun, di antara hiruk-pikuk kesibukan itu, terdapat momen-momen sakral yang menuntun kita untuk merenung dan mengingat kebesaran Allah SWT. Salah satu momen itu adalah malam Idul Fitri, saat kita berkumpul dalam takbiran untuk merayakan akhir bulan Ramadan.

Dalam kesibukan sehari-hari, sering kali kita terlalu fokus pada urusan duniawi, melupakan makna dan tujuan sejati kehidupan kita di dunia ini. Namun, malam Idul Fitri adalah saat yang mengingatkan kita akan pentingnya mengheningkan diri, merenung, dan memperkuat ikatan spiritual kita dengan Sang Pencipta.

Dalam renungan filosofis reflektif Islami tentang makna takbiran pada malam Idul Fitri, kita diingatkan bahwa takbiran bukanlah sekadar serangkaian ritual atau tradisi kosong, tetapi merupakan panggilan untuk mengalami kehadiran Ilahi dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan.

Hal ini mencakup pengakuan akan kebesaran Allah, kemenangan spiritual atas diri sendiri, penghormatan terhadap sunnah Rasulullah, pemurnian diri dari dosa dan kesalahan, serta mempererat tali persaudaraan dan solidaritas antar umat Islam.

Sebagai umat yang hidup dalam keberagaman masyarakat, kita juga harus memperhatikan etika dan tata cara yang sesuai dengan ajaran agama dalam menjalankan takbiran. Ini termasuk mengucapkan takbir dengan suara yang tenang dan jelas, menjaga kehormatan tempat ibadah, berpakaian rapi, berlaku ramah, dan menyebarkan kebaikan.

Selain itu, kita juga diingatkan akan pentingnya menjauhi praktik-praktik seperti penggunaan mercon dan kembang api yang bising dan jauh dari kesan religius, yang bertentangan dengan nilai-nilai kesucian dan keheningan dalam ibadah Islam.

Dengan merenungi makna takbiran Malam Idul Fitri ini, kita dihadapkan pada panggilan untuk hidup dalam kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan kita. Ini adalah panggilan untuk menjalani kehidupan yang bermakna, penuh dengan pengabdian, kasih sayang, dan kebaikan kepada sesama manusia, sebagai wujud syukur atas berkah dan rahmat-Nya yang tiada henti.

Semoga renungan ini membimbing kita untuk hidup dalam taat dan harmoni dengan kehendak-Nya, serta menguatkan ikatan kita dengan-Nya dan sesama umat Islam.

(Takbiran, Malam Idul Fitri yang Agung/Dokumen Pribadi)
(Takbiran, Malam Idul Fitri yang Agung/Dokumen Pribadi)

1. Pengakuan Kebesaran Allah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun