P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Guru

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Takbiran, Malam Idul Fitri yang Agung

9 April 2024   14:47 Diperbarui: 9 April 2024   19:31 2159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takbiran, Malam Idul Fitri yang Agung
kompas.com

Takbiran adalah wujud pengakuan atas kebesaran Allah SWT yang telah memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Ini mencerminkan kepatuhan dan ketaatan umat kepada Tuhan.

Pengakuan Kebesaran Allah melalui takbiran pada malam Idul Fitri mencerminkan pemahaman mendalam tentang kedaulatan, kekuasaan, dan kemurahan Allah SWT. Secara esensial, takbiran merupakan momen sakral di mana umat Islam bersatu dalam pengakuan dan penghormatan atas kebesaran Allah yang Maha Agung.

Dalam konteks ini, takbiran menjadi panggilan spiritual yang mengundang umat Islam untuk merefleksikan betapa luar biasanya kebaikan dan kasih sayang Allah yang memberikan mereka kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Ini bukan sekadar pengakuan atas nikmat-Nya yang luar biasa, tetapi juga bentuk rasa syukur yang mendalam atas rahmat-Nya yang tiada tara.

Takbiran juga merupakan manifestasi kepatuhan dan ketaatan umat kepada Tuhan. Dengan mengucapkan takbir, umat Islam menegaskan ketaatan mereka terhadap perintah Allah untuk menyatakan kebesaran-Nya dan mengucapkan rasa syukur atas berkah yang diberikan-Nya. Ini menunjukkan pengakuan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan mereka adalah bagian dari kehendak-Nya yang maha bijaksana.

Lebih dari sekadar ungkapan kata-kata, takbiran menciptakan atmosfer spiritual yang memperdalam hubungan antara hamba dan Pencipta. Ini adalah momen yang mengangkat kesadaran akan keagungan Allah dan kerendahan diri manusia di hadapan-Nya. Dalam kesadaran akan kebesaran-Nya, manusia merasakan ketenangan, keberkahan, dan keagungan yang mengalir dari kehadiran-Nya.

Dengan demikian, takbiran bukan hanya sekadar ritual atau tradisi, tetapi merupakan titik puncak dari penghambaan sejati dan kesadaran akan eksistensi Ilahi yang melampaui segala-galanya. Ia menuntun umat Islam untuk mengalami kedekatan yang lebih dalam dengan Allah, menguatkan iman, dan memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Khalik.

2. Kemenangan Spiritual

Takbiran juga merupakan ungkapan kemenangan spiritual atas diri sendiri, karena telah berhasil menyelesaikan ibadah puasa dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan ketekunan. Hal ini menggambarkan perjalanan spiritual yang mengarah pada kebaikan dan kesempurnaan diri.

Kemenangan spiritual yang tercermin dalam takbiran pada malam Idul Fitri melampaui sekadar pencapaian fisik atau materi. Ini adalah kemenangan yang merayakan perjalanan rohani yang penuh tantangan, pengorbanan, dan pertumbuhan pribadi yang mendalam.

Pada dasarnya, takbiran adalah manifestasi dari kemenangan individu atas hawa nafsu dan godaan duniawi selama bulan Ramadan. Selama bulan yang penuh berkah itu, umat Islam menahan diri dari keinginan duniawi dan memusatkan perhatian mereka pada kebaikan, ibadah, dan pengembangan spiritual.

Dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan ketekunan, mereka berhasil menjalankan ibadah puasa dengan tekad yang kokoh dan keyakinan yang teguh.

Namun, kemenangan spiritual ini tidak hanya tentang menahan diri dari makanan, minuman, dan hubungan intim selama siang hari. Lebih dari itu, ini adalah perjalanan introspeksi yang mendalam, di mana individu mengeksplorasi dan memperbaiki diri mereka sendiri. Mereka merenungkan kesalahan masa lalu, memperbaiki karakter, dan mendekatkan diri pada Allah SWT melalui ibadah, dzikir, dan amal kebajikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun