Abu Ibrahim
Abu Ibrahim Guru

So many people who love you. Don't focus on the people who don't. My Team Ny. Nur Vita With Ibrahim, Aryn dan Kahfi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kenali Es Batu yang Aman di Konsumsi, Ini Cirinya!

11 Mei 2020   03:41 Diperbarui: 11 Mei 2020   03:41 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenali Es Batu yang Aman di Konsumsi, Ini Cirinya!
Sumber : www.jakartanotebook.com

Saat berbuka puasa minum dengan ditambah es batu menjadi suatu hal yang istimewa. Apalagi dicampur dengan buah-buahan segar, menjadi pelepas dahaga yang dahsyat setelah seharian berpuasa.

Namun ada hal yang harus kita perhatikan sebelum kita mengkonsumsinya agar tak menjadi masalah di pencernaan, yaitu es batu yang aman untuk di konsumsi.

Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter :

" Sebaiknya es batu yang dikonsumsi adalah yang dibuat dari air matang. Jika memakai air mentah, proses pembekuan tidak dapat mematikan bakteri yang terkandung di dalam air mentah tersebut. "

Es batu yang tidak menggunakan air matang berpotensi menimbulkan masalah pencernaan. Karena es batu dari air tidak matang atau mentah bisa jadi masih mengandung bakteri Enterik (yang menyerang saluran pencernaan) seperti bakteri E. coli dan salmonela.

Sebenarnya sangat mudah jika ingin membedakan antara es batu yang dibuat dengan air matang dan air mentah. Ada tiga ciri untuk membedakan es batu yang layak dikonsumsi.

Inilah cara sederhana mengetahui kelayakan es batu untuk konsumsi menurut BPOM :

  1. Es batu dari air mentah berwarna putih karena masih banyak gas.
  2. Biasanya, es yang dibuat dari air mentah adalah es balok. Es ini tidak layak dikonsumsi, khususnya jika sumbernya adalah dari sungai yang tercemar.
  3. Es batu yang dibuat dari air matang akan terlihat bening karena gas di dalamnya terlepaskan ketika proses perebusan. Biasanya, es seperti ini disebut es kristal.

Tiga cara diatas merupakan gambaran kasat mata untuk mengetahui kelayakan mengkonsumsi es batu. 

Namun, menurut Prof. Muhammad Hanafi, Guru Besar Riset Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (LIPI) kepada jawapos, 

" Warna es batu yang beredar tidak bisa otomatis menggambarkan kualitas air yang digunakan. "

Menurutnya, air mentah memang masih mengandung gas dan bakteri, tapi sebetulnya gas itulah yang mengakibatkan timbulnya warna putih atau seperti susu di bagian tengah es batu.

Tingkat kelayakan dan keamanan es batu untuk dikonsumsi diperlukan uji labotarium lagi menurut BPOM. Bahan baku air dalam pembuatan es batu menentukan kualitasnya.

Lalu, bagaimana kita bisa menghindari es batu yang tidak baik selain dengan penilaian dengan kasat mata. 

Mungkin sebaiknya kalau kita mempunyai keberanian bisa bertanya langsung dengan penjual, boleh lah kita bertanya dengan baik-baik, Toh kalau memang penjual minumannya jujur baginya tidak masalah kan. 

Karena bahaya yang ditimbulkan jika kita mengkonsumsi es batu yang tidak layak berisiko dengan kesehatan kita maupun keluarga tercinta.

Bahaya yang ditimbulkan es batu yang tidak layak

Penelitian BPOM yang dilakukan di kota Padang, didapatkan 88,9 persen sampel es batu rumah tangga belum memenuhi syarat kesehatan. 

Dari sembilan sampel yang diteliti, 8 memiliki nilai indeks angka paling mungkin (APM) 979/100 ml & 1 sampel 0/100 ml. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa sanitasi dan higienitas es batu rumah tangga di kota Padang terkontaminasi bakteri koliform.

Bakteri Penyebab Kanker

Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator. Bakteri ini bisa menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. 

Berdasarkan penelitian, bakteri koliform menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker.

Dengan resiko kesehatan yang diterangkan BPOM sebaiknya es batu kita beli dari penjual yang kita percayai,  atau dibuat sendiri dari bahan baku air yang baik dirumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun