Himam Miladi
Himam Miladi Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jadilah Pendakwah yang Terpelajar dan Terus Belajar

4 Mei 2022   09:22 Diperbarui: 4 Mei 2022   09:28 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadilah Pendakwah yang Terpelajar dan Terus Belajar
Bersemangatlah menjadi pendakwah, sekalipun minimalis. Sekalipun hanya menyampaikan satu potongan ayat Al-Quran atau hadis (dok.pri)

Berdakwah itu Wajib Bagi Setiap Muslim

Berdakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Di dalam Al-Quran, Allah berfirman mengenai kewajiban dakwah (menyeru pada agama),

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (QS At-Tahrim, 66: 6).

Ayat ini menerangkan kewajiban kita untuk memelihara diri sendiri (terlebih dahulu) dan keluarga dari siksa api neraka. Dengan kata lain, ayat ini menerangkan kewajiban berdakwah bagi setiap muslim, terutama laki-laki sebagai keluarga.

Mengenai tafsir ayat ini, Imam Qatadah berkata: "Perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan laranglah mereka dari perbuatan maksiat kepada-Nya. Bantulah mereka untuk mengerjakan perintah Allah. Apabila kamu melihat mereka melakukan kemaksiatan, maka tegurlah!"

Imam Ibnu Jarir juga berkata: "Kita wajib untuk mengajarkan anak-anak kita tentang agama Islam, kebaikan dan adab!"

Sedangkan Ibnu Umar berkata: "Didiklah anakmu, karena kelak kamu akan ditanya tentang pendidikan dan pengajaran seperti apa yang telah kamu berikan kepada anakmu. Anakmu juga akan ditanya tentang bagaimana dia berbakti dan berlaku taat kepadamu."

Dari penjelasan para mufassir tersebut, dapat dipahami bahwa ayat ke-6 dari QS. At-Tahriim itu merupakan sebuah perintah tegas kepada seorang muslim untuk berdakwah agar dapat menjaga keluarganya dari siksa api neraka, yaitu dengan cara memperhatikan pendidikan agama mereka dan selalu memperhatikan tindak-tanduk mereka. Karena sebuah kewajiban, maka bila perintah tersebut tidak dipatuhi atau tidak dijalankan dengan baik oleh seorang muslim, maka tentunya ada konsekuensi yang akan dia dapatkan di akhirat nanti. 

Dakwah, menurut terminologi syariatnya adalah: mengajak keluar dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. Ada 4 (empat) macam kegelapan yang mana kita harus mengajak orang keluar darinya:

  • Kegelapan syirik menuju cahaya Tauhid
  • Kegelapan kejahilan menuju ilmu
  • Kegelapan kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya 
  • Kegelapan bidah (amalan di luar syariat) menuju sunnah Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam)

Penghargaan Allah dan Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) Kepada Orang yang Berdakwah

Allah sangat menghargai orang-orang yang berdakwah atau mengajak kebaikan. Allah berfirman, 

Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, "Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?" (QS Fusshilat, 41: 33).

Menurut kebanyakan ahli tafsir, penghargaan Allah ini ditujukan kepada setiap orang yang mengajarkan atau mengajak kepada kebaikan. Sekalipun hanya dengan satu kata kebaikan, dan dia sendiri menjadi teladan dalam kebaikan tersebut.

Dari ayat ini kita juga dapat memahami bahwa sesuatu yang paling utama dikerjakan oleh seorang muslim ialah memperbaiki diri lebih dahulu, dengan memperkuat iman di dada, menaati segala perintah Allah, dan menghentikan segala larangan-Nya. Setelah diri diperbaiki, serulah orang lain mengikuti agama Allah. Orang yang bersih jiwanya, kuat imannya, dan selalu mengerjakan amal yang saleh, ajakannya lebih diperhatikan orang, karena ia menyeru orang lain dengan keyakinan yang kuat dan dengan suara yang mantap, tidak ragu-ragu. 

Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) memberi apresiasi yang besar kepada siapapun yang menyampaikan kebaikan. Sebagaimana yang pernah beliau (Shallallahu alaihi wa sallam) katakan kepada Ali bin Abi Thalib (radhiallahu anhu), 

"Wahai Ali, usahamu untuk membimbing satu orang ke jalan yang benar lebih bernilai daripada dunia dan semua isinya." (HR Bukhari, Muslim dan Al-Hakim).

Berdakwah Harus dengan Ilmu

Tentu, semua ini hanya bisa kita lakukan apabila kita punya ilmu. Umar bin Khattab pernah berkata, 

"Tidak ada iman yang kokoh kecuali dengan ilmu."

Bersemangatlah menjadi pendakwah, sekalipun minimalis. Sekalipun hanya menyampaikan satu potongan ayat Al-Quran atau hadis Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam).

Dari Abdullah bin Amr bin Ash (Radhiallahu anhuma) melaporkan bahwa Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) bersabda, "Sampaikan dariku bahkan satu ayat ." (HR Bukhari)

Jangan patah semangat untuk berdakwah. Sebab, setiap tetes keringat kita saat mengajak kebaikan kepada orang lain akan menjadi cahaya di liang lahat kita nanti. Sebab pahala kebaikan akan terus mengalir ke buku catatan perbuatan baik kita. 

"Barangsiapa mengajarkan atau merintis kebaikan, lalu kebaikan itu diikuti orang, maka ia mendapat pahala dari orang yang mengikuti kebaikan tersebut, tanpa dikurangi sedikitpun. Dan barangsiapa yang merintis kejelekan, lalu kejelekan itu diikuti orang, amak ia mendapat dosa dari yang mengikuti kejelekan itu, tanpa dikurangi sedikitpun." (HR Muslim).

Jadilah Pendakwah yang Terpelajar dan Terus Belajar

Dakwah minimalis, dengan satu kata kebaikan sudah mendatangkan pahala yang besar. Apalagi jika yang kita sampaikan lebih banyak lagi. Oleh sebab itu, jadilah pendakwah yang terpelajar dan terus belajar. Artinya, sembari kita giat mengajarkan kebaikan, kita juga tiada henti menuntut ilmu kebaikan. Pahamilah, bahwa masyarakat di sekitar kita sudah berkembang pesat pengetahuan dan wawasannya.

Dari Abu Hurairah (radhiallahu anhu), mengatakan bahwa Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) bersabda, "Semua isi dunia ini terkutuk, kecuali dzikrullah, orang yang taat kepada-Nya, orang terpelajar dan pembelajar (pencari ilmu)." (HR Tirmidhi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun