Optimis dengan Selalu Berdisiplin Kata
Tiga hal yang ditekankan dalam ilmu magnet rezeki yang diajarkan ustadz Nasrulloh adalah berpikir yang positif, perasaan yang positif dan motivasi yang positif. Jika kita memiliki ketiganya dalam diri maka rezeki akan mengalir deras, datang dengan sendirinya dari arah yang tidak terduga.
Bicara tentang rezeki memang kita harus percaya bahwa semua datang dari Dzat Yang Maha Pemberi rezeki. Keyakinan tersebut akan menumbuhkan rasa tawakal, qonaah, merasa cukup dengan apa yang diberikan, dan selalu berharap kepadaNya, tidak kepada yang lain.
Kenapa kita tidak boleh berharap kepada selain Allah?
Kita diciptakan oleh Allah, diberi kecukupan rezeki dan dikarunia segala hal agar kita beribadah hanya kepadaNya. Semua yang kita lakukan hendaknya diniatkan untuk Allah bukan karena untuk mendapatkan pujian apalagi pencitraan. Jika niat kita hanya sekedar untuk mendapatkan apresiasi maka itu yang akan kita dapatkan. Sedangkan pahalanya mungkin hangus tak bersisa.
Seperti pemberian bantuan / donasi yang sekarang ini banyak dilakukan, semoga kita semua meniatkan ikhlas karena Allah. Hanya berharap pahala dariNya. Namun banyak yang malah dibuat video kemudian diupload bagaimana? Masukkah itu dalam kategori pamer, riya, pencitraan? Segala amal tergantung pada niatnya.
Masa pandemi Covid-19 banyak kondisi tidak mudah dialami oleh banyak orang di dunia ini. Kesulitan hidup yang dirasakan janganlah menimbulkan rasa putus asa. Yakinlah bahwa setelah ada kesutan akan ada kemudahan. Ada hikmah yang bisa kita ambil dari keadaan ini. Yang penting jangan putus asa, kita harus tetap optimis menatap masa depan.
Apa yang bisa kita lakukan?
Selalulah berpikir positif. Senantiasa berperasaan yang baik. Milikilah motivasi yang luar biasa. Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah dengan menerapkan disiplin kata. Upayakan kita selalu mengucapkan kata-kata yang positif. Kalaupun keadaan tidak positif gantilah kata-kata yang ada dalam pemikiran dan pengucapan kita dengan kata yang positif.
Kondisi sekarang ini semua serba sulit. Kata sulit bisa kita ganti dengan kata tidak mudah. Kenapa kita harus ganti katanya dengan yang positif ?
Dari materi yang disampaikan oleh Ustadz Nas dalam ilmu magnet rezekinya otak kita hanya mengenal yang terpikir dan terucap. Ketika kita mengatakan sulit, itu berarti kita sedang mendoakan diri kita sendiri mengalami kesulitan. Seolah-olah kita sedang memvibrasikan, Ya Allah, sulitkan diri ini, sulitkan kondisi ini, sulitkan semuanya. Berbeda halnya ketika kita mengatakan Kondisi sekarang ini serba tidak mudah, maka kata-kata mudah itu yang akan divibrasikan dalam diri kita, Ya Allah mudahkan diri ini, mudahkan kondisi ini, mudahkan urusan ini dan seterusnya banyak kemudahan-kemudahan yang sedang kita doakan,
Kata-kata yang kita ucapkan adalah doa. Doa yang akan berbalik kepada diri kita sendiri. Apapun yang kita sampaikan, ucapkan kepada orang lain, mengomentari kondisi lingkungan sekitar maka ucapkan dengan kata-kata yang positif.
Demikian pula menghadapi kondisi pandemi Covid-19 ini. Mari kita optimis bahwa keadaan ini akan segera teratasi. Mari kita optimis bahwa keadaan kita yang tidak mudah ini akan segera menjadi mudah. Tetaplah memelihara pemikiran dalam diri kita bahwa kita mampu mengatasinya . Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak. Maka kita sandarkan segala sesuatu hanya kepada Dzat Yang Maha Menciptakan.
Segala yang kita terima adalah baik. Segala yang terjadi tidak ada yang tidak terkendali. Allah tidak akan memberikan ujian kecuali pada kaum yang mampu mengatasinya. Dengan solidaritas dan gotong royong yang kita laksanakan, dengan kebersamaan yang kita bangun, dengan ikhtiar dan upaya yang luar biasa, semaksimal mungkin mengerahkan daya juang kita, bersandarkan doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Taala, insya Allah situasi ini akan segera teratasi. Aamiin Ya Robbal Alamiin.
Optimis selalu dengan senantiasa berkata-kata positif sejalan dengan peringatan Waisak yang sedang dirayakan oleh saudara kita umat Budha. Dalam perayaan waisak itu ada juga upacara memandikan Buddha. Pada agenda ini, ritualnya air disiram ke pundak Buddha dimana merupakan simbol yang mengingatkan setiap orang untuk membuang pikiran negatif seperti keserakahan dan kebencian.
Dengan membuang pikiran negaitif dalam diri, dengan senantiasa berkata positif, pikiran kita akan terpelihara kejernihannya, batin kita akan terlepas dari syak wasangka yang tidak benar. Pemikiran yang positif akan melahirkan tindak tanduk yang baik. Insya Allah hasilnya juga baik tidak hanya untuk dirinya, namun juga memancar pada lingkungan di sekitarnya.