Reny Rahmayulis
Reny Rahmayulis Wiraswasta

Penyuluh kehutanan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

2 (Dua) Trik Cerdas Atur Keuangan di Bulan Ramadhan

18 April 2021   07:02 Diperbarui: 18 April 2021   07:12 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2 (Dua) Trik Cerdas Atur Keuangan di Bulan Ramadhan
Nutrisi Tetap Terpenui,
2 Trik Cerdas Atur Keuangan Saat Ramadhan (dokpri)

Bulan Ramadhan adalah bulan mulia yang penuh dengan keberkahan. Sebagai muslim hendaklah bergembira menyambut datangnya bulan suci ini, menunaikan ibadah puasa dan  mendirikan malam-malam Ramdhan/qiyamul lail dengan penuh keimanan dan perhitungan, sehingga dapat meraih derajat Taqwa seperti apa yang telah dijanjikan Alloh SWT.

Bulan Ramadhan mengajarkan kita puas/cukup dengan apa yang ada melalui ibadah puasa/shaum yang kita tunaikan.

Dengan menunaikan puasa di bulan Ramadhan, secara tidak langsung akan mempengaruhi pola kebutuhan di Rumah Tangga. Otomatis keuangan perlu diatur agar tidak boros dan peruntukannya tetap sesuai dengan tujuan.

Dengan pola makan yang berubah, hanya sahur dan berbuka puasa saja, otomatis dalam sehari kita hanya perlu menyiapkan 2 (dua) kali saja hidangan makanan yaitu saat sahur dan saat berbuka puasa saja. Menu siang tidak perlu lagi disiapkan karena kita sedang berpuasa.

Berdasarkan hal ini berarti seharusnya pengeluaran saat bulan Ramadhan tidak melebihi pengeluaran di bulan-bulan selain bulan Ramadhan. ... setuju ya sahabat kompasiana... ?

Dengan tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi tubuh yaitu kebutuhan karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran dan buah-buah an pola keuangan di bulan Ramadhan dapat kita atur, sehingga proporsi keuangan yang lainnya juga bisa kita tunaikan untuk hal lain yang bermanfaat, yang bernilai ibadah, conthonya infak/sedekah. Dengan berinfak/sedekah rutin setiap harinya yang ditargetkan di Bulan Ramadhan dapat bernilai ibadah dan bernilai sosial/ meringankan beban sesama manusia.

Mari kita intip 2 trik cerdas untuk mengatur pola keuangan saat bulan Ramadhan:

1. Prioritaskan kebutuhan nutrisi tubuh;

kebutuhan nutrisi tubuh harus diperhatikan untuk dipenuhi saat bulan Ramadhan antara lain: Air, karbohirat, protein hewani/nabati, vitamin, buah dan sayur. Karbohidrat dapat diperoleh dari nasi, kentang, gandum/jagung. Protein hewani diperoleh dari daging, ikan, ayam; protein nabati diperoleh dari kacang-kacangan misalnya kacang kedele, tempe, tahu, kebutuhan sayur sayuran, dan berbagai macam buah. Mengkonsumsi buah dan sayur serta air yang cukup sangat disarankan di bulan Ramadhan.  

Dengan menentukan kebutuhan prioritas nutrisi tubuh, dapat memprediksi berapa jumlah yang harus kita beli di pasar. 

Tetaplah cerdas menentukan prioritas antara kebutuhan dan keinginan keluarga tersayang.

2. Tanamkan pada diri dan anak untuk tidak lapar mata

Lapar mata mengakibatkan apapun yang nampak/terlihat sangat menarik untuk dibeli, padahal nantinya mubazir/terbuang percuma, karena tidak dikonsumsi akibat sudah kenyang. Hal ini sering terjadi ketika ngabuburit alias ngajak anak-anak main keluar di sore hari menjelang magrib/berbuka puasa. Saat sampai di lokasi "pasar pabukoan" istilah kami di minang, disitu akan nampak mulai dari makanan yang menggiurkan selera dengan bumbu memikat seperti ikan tuna balado merah, rendang, samba tanak jengkol, pergedel jagung, pergedel kentang sampai ke mainan anak-anak dan minuman segar yang semuanya menggugah selera,

 jangankan anak-anak, orang dewasa pun kalau tidak kuat iman dan lapar mata, mungkin semua bisa dibeli tanpa memperhitungkan kebutuhan seperti yang kita bahas tadi. 

Jadi sebaiknya kita tanamkan pada anak, bahwa kita hanya perlu membeli apa yang menjadi kebutuhan kita, bukan setiap keinginan harus kita penuhi. Hal ini mungkin bisa jadi pelajaran berharga juga bagi si kecil untuk masa depannya.

Nah, demikian 2 (dua) trik cerdas untuk mengatur keuangan di bulan Ramadhan, semooga sahabat kompasiana tercerahkan ya. Intinya sesuai kebutuhan dan bukan keinginan. Islam juga mengajarkan bahwa mubazir adalah saudara syaiton, jadi sebaiknya kita menghindari sifat mubazir (sia-sia) ini.

Kelebihan rezeki yang kita miliki nantinya dapat digunakan untuk hal lain yang bermanfaat, seperti infak/sedekah di bulan Ramadhan yang juga bernilai sosial untuk meringankan beban sesama manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun