RAMADAN Pilihan

Tak Ada Pertemuan Keluarga Besar karena Lebaran di Tengah Pandemi

24 Mei 2020   06:21 Diperbarui: 24 Mei 2020   10:28 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak Ada Pertemuan Keluarga Besar karena Lebaran di Tengah Pandemi
Pixabay.com

Tak Ada Pertemuan Keluarga Besar karena Lebaran di Tengah PandemiLebaran yang berbeda. Apanya yang berbeda?

Jangan mengumbar euforia lebaran yang berlebihan. Itu pesan moral hampir di semua media. Mengapa demikian? Selain ini masa pandemi covid 19, yang terkenal ganas dan mematikan, kondisi ekonomi berubah setelah diberlakukan berbagai kebijakan untuk melawan corona.

Tentu saja hal ini membuat berbeda pula cara kami menyambut lebaran di tengah pandemi. Biasanya kami memgadakan reuni keluarga besar. Reuni teman sekolah, teman kuliah, yang dikemas dalam bentuk halal bi halal. Paling tidak yang yang hadir antara 40-100 orang.

Tetapi masa pandemi yang mengharuskan kita jaga jarak. Kita tidak akan lakukan itu. Mungkin berkunjung yang dekat saja. Itu pun tidak seperti biasanya. Kami bisa menikmati kebersamaan dengan waktu yang panjang. Sekarang yang penting bertemu dan memberikan kado lebaran. Yang penting sudah memastikan sehat.

Setelah mengucapkan mohon maaf dan memberikan kado kami segera mohon pamit dan tidak berjabat tangan. Kami saling tertawa di balik masker. Wah tak bisa kami lihat tertawanya yang lepas. Tapi hati kami sudah saling melepas. Melepaskan dosa diantara kami.

Mengantarkan hantaran lebaran yang sudah menjadi kebiasaan kami lakukan dengan menjaga protokol betul. Dengan bermasker dan tidak berjabat tangan. Cukup mengampaikan hantaran.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Untuk sungkeman dalam satu keluarga, kami tetap lakukan karena semua taat tidak keluar kota dan berkerumun, alhamdilillah juga sehat.

Bagaimana yang jauh. Yang tidak bisa mudik? Perkembangan teknologi telah membuat kami bisa saling bertanya kabar dan bertemu muka dunia maya lewat aplikasi zoom.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Kami bisa bergurau membicarakan apa saja sampai HP panas, dan paket kami habis. Semua itu sudah cukup mengobati rindu kami. Meski ini masih tetap berbeda. Biasanya bisa saling peluk dengan sanak saudara maupun anak, kini hanya pelukan dan ciuman online lewat HP. Pasti garing tak ada rasa. Tapi ini kami puas puaskan demi melawan covid. Juga mendukung pahlawan garda depan yang sudah berjuang mati-matian melawan covid dan merawat penderita hingga kadang membawa nyawanya sendiri. Semoga mereka yang masih berjuang diberi ketabahan, kekuatan, kesehatan dan kebahagiaa. Yang sudah menghadap Tuhan semoga mendapatkan kebahagiaan yang setimpal dengan sahidnya.

Meski beli baju lebaran kami hanya sekedarnya tidak seperti biasanya. Hal ini kami lakukan agar kami tetap bisa berbagi di tengah pandemi ini.

Kerinduan ini kami bayar dengan saling bertukar kartu lebaran bergambar keluarga atau foto diri. Pasti lebaran ini akan jauh berkesan dibanding lebaran tahun lalu. Beginilah salah satu bentuk kartu lebaran online kami.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Tak banyak kendaraan menderu di depan rumah kami. Jalanan agak lenggang. Kami berharap yang masih berlebih uang atau apa saja , berbagillah jangan digunakan berhura-hura. Semoga kita semua sehat.

Beginilah kami mengekspresikan kerinduan dengan keluarga jauh. Dengan membuat poster lebaran bersama keluarga yang pernah berkumpul dan saat lebaran kita berjauhan.


img-20200524-045533-5ec9afe0097f36160877c0a2.jpg
img-20200524-045533-5ec9afe0097f36160877c0a2.jpg
Si kecil bagaimana. Namanya  anak mendengar takbir berkumandang yang ditanyakan langsung kita lebaran ke mana bu. Untuk mengantisipasi hal itu, pasti kami berulang menjelaskan.
Menuntunnya mencari kabar baik di gogle, televisi, dan youtube. Mereka sampai paham bahwa kondisi alam belum memperbolehkan kita berkumpul.

Selain itu saya lebaran ini juga membelikan buku cerita buat si kecil. Tidak yang mahal-mahal yang penting dia suka. Setiap hari bergantian membaca cerita dengan gaya masing masing.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Ketika ia menyakan kakaknya, yang tidak bisa mudik langsung saya "vidio call"- kan. Cukuplah percakapan lewat telepon itu sedikit mengobati kerinduannya.

Kami juga bermain dakon bersama. Dengan cara yang lucu. Yang kalah di colek dengan bedak.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Lalu juga diisi dengan menghafal surat-surat pendek dalam alquran.Harapan kami di penghujung ramadan ini, benar-benar lebaran. Benar lebar (habis dalam bahasa jawa) habis virus coronanya.

Dunia lahir batin kami benar benar fitri. Idul fitri (kembali suci) bersih dari segala kuman yang berbahaya baik secara lahir maupun batin.

Selamat Hari Raya 1441 H kepada seluruh keluarga besar Kompasiana.com dan semua pembaca, mohon maaf lahir dan batin.

Semoga kita diberi iman yang kuat, kesehatan, ketabahan dan kesabaran untuk berlebaran di masa pandemi. Dan covid segera damai dan tidak mencari mangsa lagi. Aamiin.

Riami - Kabupaten Malang.

Samber 2020 hari 28, samber thr.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun