YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Guru

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Sakit Usai Lebaran hingga Capres PDIP

22 April 2023   14:42 Diperbarui: 23 April 2023   17:54 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sakit Usai Lebaran hingga  Capres PDIP
Foto by antara new jatim

Samber THR, Sambee 2023, H-22.  Tradisi Samber. Kuizz konten. Maaf ya Min yang saya tahu sub kategori inovasi mu itu ya 6. Tebar Hikmah Ramadhan 4 dan komunitas, lalu , THR 2023. Kok bisa aku salah jawab kuizznya. He he he.

Sebetulnya mau jawab 5. Kurma, segar, tradisi, komunitas, dan THR 2023. Tapi tak ada pilihan. Terus. Di kategori cuma ada 4 Tebar, kurma, tradisi, dan segar. Duh berarti jawabnya 3 ya.

Samber THR hari ini cuma jawab kuizz doang? Terus aku mau bahas apa dong? Boleh gak ya bahas subkategori inovasi kompasiana. Sejak ada inovasi ini, berat sekali lho platform kompasiana. Terasa tak ya buat kompasianer lain.

Maret Tanpa K-Rewards

Tiap hari saya buka notifikasi saya. Saya buka K-Reward. Masih kosong. Hingga tanggal 9 April saya buka konten K-Rewards. Ternyata saya tak dapat. Hiks hiks hiks. Hari itu sudah tanggal 21 April masih saja no K -Rewards. 

Sayapun buka K-Rewards di tampilan platform. Ternyata oh ternyata, saya memang tak dapat Reward bulan Maret lalu. 

Serasa ada yang hilang. Tapi musti ikhlas. Usaha takkan pernah mengkhianati hasil. Yah kinerja jari tangan saya memang terasa lamban sejak Desember 2022 lalu.

Alasan sinyal. Sekarang alasan konten inovasi yang berat. Apakah kompasianer lain juga merasakan ini? Ketika konten Ramadhan di buka, konten berubah tampilan menjadi kuning. Duh, susahnya bergerak di lahan ini. Seperti mobil terperosok di kubangan. He he he.

Misalnya, ketika saya klik foto sahabat yang memberi komentar di konten saya maka akan muncullah gambar seperti ini.

Screenshoot 
Screenshoot 

Waduh, memang berat. Jadi, sengaja saya curhat seperti ini sebagai ungkapan permintaan maaf kepada teman-teman kompasianer. Mungkin kecewa karena sudah memberi nilai dan komentar tetapi saya belum membalas. Saya frustasi, Min dengan inovasi kuning ini.

Yah, akibat lamban dan berubahnya kinerja jari ini, saya pun lama-lama mengantuk. HP jatuh dan saya tertidur. Tertidur duduk, lho. Hingga banyaklah hutang beri nilai dan beri komentar di platform ini. Sekali lagi maaf ya sahabat semua. Ich liebe dich... sobat kompasianer.

Screenshoot
Screenshoot

Sejak memakai tampilan kuning di atas terasa lambannya sinyal dan gerak aktif klik foto para sahabat. Mungkin perasaan me saja.

Tips Jaga Sehat Usai Lebaran

Selamat Idulfitri, dululah sahabat Kompasianer! Sudah berapa macam hidangan yang disantap? Makanan favorit yang selalu bikin nambah lagi dan lagi bukan? Terus sudah berapa rumah kerabat yang dikujungi dan dicicipi hidangannya? Waw waw waw. Kenyang.

Hidangan Idulfitri memang nikmat sobat dan sangat menggoda! Pasti sulit menolak pesona rendang, kuah opor, merahnya minyak kalio, ayam panggang, dan emping yang garing. Begitu pula kue-kue kering, kacang mede, dan es-es buah warna merona. Miyamiiiiiii....

Hati-hati. Santan, jeroan, kue, lemak, garam, dan gula tak boleh masuk banyak ke dalam tubuh kita. Dilansir dari Tribunnews, ahli penyakit dalam RSCM sekaligus Kompasianer Prof. Dr. dr. Ari F. Syam mengatakan bahwa biasanya rumah sakit dipenuhi pasien beberapa hari setelah lebaran usai lho. Naudzu billah.

Bila ada keluhan  yang diakibatkan oleh pola konsumsi berlebih segera atasi ya. Terutama bagi yang punya riwayat kolesterol, stroke, gula darah, hipertensi, dan asam urat.

Apa saja yang dapat dilakukan para Kompasianer bila ada keluhan? Bagaimana cara mengantisipasinya supaya bisa menikmati sajian tanpa waswas? Adakah batasan yang perlu diketahui?
Lalu jika sudah telanjur terjadi, bagaimana cara mengatasi gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pola konsumsi pasca lebaran? 

Pertama, puasa lagi

Namanya puasa Syawal. Puasa Syawal sudah bisa dimulai lagi di hari ke 2 Syawal atau lebaran. Puasa Syawal 6 hari. Boleh berturut-turut atau 1 hari puasa satu hari tidak.

Puasa akan mengurai racun di hari raya pertama. Sehingga kita merasa ringan dan sehat kembali. Bila ada puasa yang tinggal di bulan Ramadhan karena darah haid dan nifas. Maka bagi kita wanita diutamakan mengqadha atau mengganti atau membayar puasa dulu. Barulah niat puasa Syawal.

Bagi kaum Bapak juga bila ada puasa bolong, di bulan Ramadhan karena sakit dan musafir, juga mengqadha dulu. Barulah puasa Syawal 6 hari.

Seperti kita tahu. Puasa menetralkan suhu tubuh. Membuang racun dalam tubuh. Selama puasa kita bisa menahan diri untuk tak mengemil kue-kue kering dan terhindar dari makan-makanan berat sajian lebaran.

Kedua, konsumsi air hangat selama Syawal dan berbuka. Jangan tergoda lagi sama sirup, teh es, kopi, dan minuman manis lain. Boleh tapi hangat dan cukup 1x sehari dari salah satu minuman itu tetapi dengan porsi kecil. Misalnya 1/4 gelas saja. He he he. 

Ketiga, hisap irisan bawang putih. Irisan bawang putih menetralkan racun, membunuh bakteri, melegakan pernapasan, dan menormalkan tensi darah. Ingat. Dihisap bukan dikunyah ya. Irisan kecil saja karena kita memanfaatkan getahnya bersama air liur. Sangat ampuh meredakan panas dalam, demam, dan tenggorokan sakit.

Keempat, nih pasti banyak yang lupa. Makanya sakit. Olah raga ringan. Jit-jit. Lari kecil-kecil di dalam rumah. Peregangan halus seperti mempertemukan jari-jari tangan, menggerak-gerakkan leher, kepala, senam mulut, dan banyak senyum. Terasa ada keluhan, ayo senyum. Endorpin bahagia akan mengalahkan rasa sakit bila kita senyum.

Penyakit Setelah Lebaran pun lenyap terhapus dengan 3 tips di atas.

Ganjar Pranowo Capres PDIP?
Kompasianer, partai petanana PDIP konon resmi mengumumkan nama calon presiden yang mereka usung pada hari Jumat (21/4) kemarin  di Istana Batutulis Bogor. Langkah ini tentu menentukan peta politik nasional setahun ke depan, kan?

Megawati Soekarnoputri selaku Ketum,  menyampaikan sendiri bahwa Ganjar Pranowo nama capres perwakilan mereka. Ini tenru menjawab rasa penasaran kita dan publik. Sebab, awalnya kita mengira Puan Maharani sebagai capres selanjutnya dari PDIP.

PDIP  ada PR, untuk menyikapi turunnya kepercayaan publik terhadap Ganjar Pranowo. Turun kepercayaan pasca dibatalkannya Indonesia selaku tuan rumah pada Piala Dunia FIFA U-20.

Akankah Ganjar mampu mengangkat elektabilitas PDIP? Ganjar moncerkah seperti Joko Widodo?

Pencalonan resmi Ganjar Pranowo ini dari PDIP tentu membuat bursa capres kian panas atau sebaliknya, biasa saja. Seakan PDIP menerapkan strategi last minute.  Di saat mengumumkan nama Ganjar sebagai partai mana  yang akan merapat ke PDIP dan berkoalisi

Mungkin pula bila langkah PDIP hari ini akan berefek domino, menyebabkan partai-partai oposisi mengatur strategi jitu pula guna menyikapi itu. Bagi pihak yang sudah menetapkan calon seperti Koalisi Perubahan dengan Anies Baswedan sebagai capres mereka.

Demikian pula pemilihan cawapres tak kalah menarik. Akan Ganjar berpasangan dengan Puan. Atau ada calon sematan lain, kian ketat tentunya. Lantas strategi kampanye apa yang akan ditempuh oleh PDIP? Akankah para elite politik kembali mengangkat politik identitas sebagai amunisi kontestasi mereka? Mari kuta saksikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun