riap windhu
riap windhu Sales

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jadi Traveler Bertanggung Jawab, Jaga Alam Agar Pariwisata Berkelanjutan

17 April 2023   23:58 Diperbarui: 18 April 2023   00:04 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadi Traveler Bertanggung Jawab, Jaga Alam Agar Pariwisata Berkelanjutan
Tebet Ecopark (dok.windhu)

Itu ingatan terakhir saat mengunjunginya sebelum pandemi. Sudah cukup lama dan sudah bertahun-tahun. Namun, saya terkejut ketika ada pemberitaan media bahwa masih ditemukan sampah-sampah di aliran sungai yang ada di KRB. Tepatnya pada hari sampah nasioinal pada Februari 2023, relawan bahkan Walikota Bogor Bima Arya yang turun ke sungai menemukan berbagai sampah kemasan plastik.

Sampah plastik kemasan seperti mie instan dan berbagai sachet kemasan itu bisa merusak lingkungan karena tidak akan terurai meski sudah berusia ratusan tahun. Permasalahan sampah ternyata masih menjadi pekerjaan rumah yang tak pernah selesai hingga kini di berbagai destinasi wisata Indonesia. Termasuk di atas gunung, sekalipun!

Sebagai orang yang pernah ke Pangrango, saya tercengang ketika melihat pemberitaan di media akibat unggahan yang viral di media sosial Maret 2023, mengenai tumpukan sampah di jalur pendakian Gunung Gede Pangrango. Sampah-sampah itu  diduga disebabkan oleh ulah para pendaki yang tidak bertanggung jawab. Pengelola Gunung Gede Pangrango sendiri langsung membersihkan dan mengangkat sampah-sampah itu dan memasang tanda larangan membuang sampah.

Permasalahan sampah di jalur pendakian ternyata juga terjadi di lokasi lain. Salah satunya Tahura Raden Soerjo, yang  secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Ratusan kilo sampah pernah diturunkan dari jalur pendakian di kawasan Pelestarian Alam (KPA) yang berada dalam gugusan kompleks pegunungan Arjuno-Welirang-Anjasmoro. Sempat menjadi pemberitaan media.

Melalui media sosial instagramnya, @tahuraradensoerjo.official mengingatkan pendaki gunung dan pencinta alam. Seperti dikatakan, Khaerul Anam, petugas pengaman Tahura yang menyatakan untuk tidak melakukan pendakian ilegal. Selain itu, untuk selalu  menjaga alam dari sampah-sampah. semuanya Minimal bawa sampah sendiri Sampah wajib bawa pulang.  

Resposible Traveler Untuk Sustainable Tourism

Posting di suatu instagram untuk menandakan pernah ke suatu destinasi wisata memang membanggakan. Bisa menampilkan gambar-gambar indah dan mengundang banyak decak kagum karena tidak semua orang pernah sampai ke wilayah itu.

Namun sebaiknya tidak hanya sekedar untuk memenuhi story dan feed. Saat datang ke suatu destinasi wisata apapun, termasuk taman kota, hutam kota atau melakukan pendakian ke gunung tetaplah harus menjadi responsibel traveler. Menjadi wisatawan yang mampu jadi penjaga alam.

 Dengan menjadi responsible traveler alias wisatawan yang bertanggung jawab, maka dengan sendirinya telah mendukung dan menjadi bagian orang yang ikut menyukseskan pariwisata berkelanjutan (suistainable and green tourim).

Responsible tourism dapat dimaknai menjadikan wilayah menjadi lebih baik sebagai tempat tempat tinggal dan sebagai lokasi kunjungan wisata.Semua ini membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pengelola wisata, pengelola hotel, warga setempat, dan tentu saja para wisatawan yang bertanggung jawab dalam perjalannya.

Pandemi sempat disebut-sebut sebagai momentum yang dapat membuka peluang perubahan tingkah laku yang lebih bertanggung jawab pada lingkungan. Saat pandemi, mulai terlihat burung-burung berseliweran di gunung-gunung Jawa Barat.  Dikemas dengan bingkai pariwisata yang berkelanjutan, tentunta aktivitas wisata yang dilakukan dapat memberikan dampak positif maksimal dan memberikan dampak negatif minimal pada lingkungan alam dan sosial.

Tips Agar Pariwisata Berkelanjutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun