Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Penulis

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hadapi Idul Fitri dengan Kebersihan Lintas Aspek

19 Mei 2020   10:57 Diperbarui: 19 Mei 2020   10:56 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadapi Idul Fitri dengan Kebersihan Lintas Aspek
Kompas.com

Seperti gayung bersambut kebiasaan bersih-bersih jelang Idulfitri kali ini disahuti dengan isntruksi kesehatan dari pemerintah dan rangkaian kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Membersihkan diri dan lingkungan adalah kebiasaan setiap umat Muslim setiap kali menjelang Idulfitri meskipun tak ada instruksi pemerintah seperti yang tengah kita hadapi saat ini. Dan ketika kita menghadapi masa sulit pandemi, masalah kebersihan bukan hal baru bagi umat Muslim.

Namun demikian pengetahuan tentang kebersihan perlu kita segarkan kembali agar konsistensi tetap terjaga. Apalagi masalah masa pandemi membuat kita ekstra hati-hati agar dapat menghadapi hari raya Idulfitri dengan aman tanpa diganggu oleh masalah kesehatan.

Sebagaimana kebersihan adalah sebuah rutinitas jelang idulfitri, saya menguraikan tips-tips kebersihan lintas aspek. Bahwasannya kebersihan bukan saja masalah fisik melainkan melintasi seluruh aspek.

Kebersihan Jiwa

Kebersihan jiwa atau kebersihan qalbu adalah pangkal dari lahirnya akhlak mulia. Kebersihan jiwa adalah syarat utama menghadapi hari raya Idulfitri. Hal ini diperkuat dengan ayat berikut ini:

"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)Nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (perilaku) kejahatan dan ketakwaaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya." (Qs. Asy-Syams/91:7-10).

Ayat tersebut menyatakan betapa pentingnya kebersihan jiwa yang dapat ditempuh melalui takwa. Oleh karena itu takwa bukan masalah waktu. Kita masih memiliki waktu untuk membersihkan jiwa kita dengan bertakwa.

Menjelang idulfitri ini baiknya kita memohon ampun, menjalani perintah dan menjauhi segala larangan Allah sebagai wujud nyata dari bertakwa. Kita tak perlu gelisah karena kelebihan orang lain yang ujung-ujungnya membuat kita iri hati dan dengki. Frustrasi akan menyengsarakan kita bila akhirnya kita tidak pernah menyamai kelebihan orang lain karena sesungguhnya kita tak akan pernah menjadi orang lain.

Marilah kita menghadapi Idulfitri dengan menghindari perilaku yang menyusahkan orang lain dan mengotori jiwa kita. Nihil faedah bila kita sirik dan membenci orang lain pada masa puasa ini.

Penuhilah kehidupan kita dengan kebaikan demi penyucian jiwa agar dengan demikian kita dapat menghadapi idulfitri dengan hati yang bersih. Dan dengan demikian kita telah memenangkan semua keburukan yang menghantui pikiran dan hati kita.

Kebersihan Tubuh

Sesungguhnya Islam menganjurkan umatnya untuk selalu menjaga kebersihan. Kebersihan tubuh menunjang semua aktivitas kita khususnya aktivitas penyucian jiwa. Kesehatan tubuh yang terganggu akan berdampak pada distorsinya essensi ibadah dan puasa.

Hidup di masa pandemi semacam ini, kesehatan tubuh adalah keniscayaan mengingat potensi keterjangkitan sangat tinggi pada tubuh yang tidak sehat.

Rasulullah Saw pernah bersabda:

"Apabila salah seorang di antara kalian bangun tidur, hendaknya ia menuangkan (air) ke atas tangannya tiga kali sebelum memasukkan (tangannya) ke dalam bejana, karena dia tidak mengetahui di mana tangannya berada (saat tidur)." (HR. Bukhari dan Muslim).

Sabda sang nabi di atas sejalan dengan anjuran pemerintah saat ini untuk mencuci tangan selepas menjalankan aktivitas. Dalam rangka menjaga kesehatan tubuh menjelang Idulfitri kita dapat menggunakan pedoman protokol kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah di masa pandemi covid-19.

Protokol kesehatan seperti cuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, hindari perkumpulan-perkumpulan, mandi dua kali sehari dan lain sebagainya adalah cara yang tepat untuk menjaga kesehatan tubuh menjelang idulfitri dan masa pandemi. Dengan menjalankan pedoman tersebut setidaknya kita dapat memastikan diri kita mampu menjalankan Idulfitri dengan kesehatan yang terjamin.

Kebersihan Lingkungan

Sebagaimana disampaikan di atas bahwa kebersihan adalah dimensi ajaran islam yang sangat mendasar, maka kebersihan lingkungan juga adalah salah satu aspek dari kesehatan. Hal ini diperlihatkan dalam larangan keras dari Rasulullah.

Dalam sabda sang nabi yang diriwayatkan oleh imam Muslim (muhammad Masrur, bincangsyariah.com), dari Abu Barzah radhiyallahu 'anhu, ia bertanya kepada nabi Saw mengenai hal yang bisa bermanfaat jika dilakukan, Rasulullah menjawab:"Singkirkanlah kotoran dari jalan kaum muslimin."

Sabda sang nabi jelas-jelas menunjukkan kalau masalah kebersihan lingkungan adalah hal yang penting. Sejalan dengan itu, kebersihan lingkungan dalam berbagai literatur kesehatan juga merupakan hal yang penting untuk melegitimasi sebuah kehidupan yang sehat.

Kebersihan lingkungan menunjang kesehatan tubuh. Bagaimana mungkin kesehatan diri seseorang dapat terjamin bila lingkungan sekitarnya dipenuhi dengan kotoran dan penyakit. Oleh karena itu, marilah kita membersihkan lingkungan kita dari dalam rumah hingga pekarangan. Kamar tidur, kamar tamu, dapur dan toilet harus dipastikan bersih sehingga potensi keterjangkitan penyakit dapat terhambat. Dengan demikian orang yang datang berkunjung ke rumah kita pun merasa nyaman dan terhindar dari masalah kesehatan.

Tiga aspek tersebut merupakan hal penting yang harus kita lakukan saat ini dan tak boleh ditunda-tunda. Idulfitri sudah ada di depan mata. Janganlah mengotori hari raya suci ini dengan kondisi jiwa yang kotor, tubuh tak sehat dan lingkungan yang kumuh. Marilah kita memulainya dari diri sendiri dan dari dalam keluarga kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun