Rini Wulandari
Rini Wulandari Guru

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Belanja Baju Preloved Atau Thrift untuk Lebaran, Solusi Atasi Fast Fashion Konsumtif dan Fashion Waste?

25 Maret 2024   12:57 Diperbarui: 27 Maret 2024   17:10 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja Baju Preloved Atau Thrift untuk Lebaran, Solusi Atasi Fast Fashion Konsumtif dan Fashion Waste?
thrift shop atau store alternatif baju lebaran sumber gambar put this on

"Bajunya bagus-bagus, branded lagi. Harganya juga nggak bikin kantong kempes. Lagian siapa sih yang tau, baju kita bekas atau nggak sih". Paling tidak itu yang sering kita dengar jika kita memikirkan alternatif memilih baju thrift atau preloved.

Apalagi munculnya perilaku konsumerisme yang paling mencolok salah satunya yaitu fear of missing out atau FOMO yang tak mau ketinggalan, ketika melihat orang lain dengan kehidupan yang lebih baik daripada dirinya.

Entah untuk keperluan harian atau hari khusus seperti lebaran. Apalagi dalam situasi ekonomi sulit seperti sekarang ini. Mau tidak mau, baju branded dengan kondisi bagus meski seken bisa saja dilirik.

Mungkin benar seperti asumsi banyak orang yang pernah membelinya atau memang selama ini memanfaatkan thrift sebagai solusi mendapatkan baju bagus dengan harga murah.

"Yang penting kita pandai milih dan merawatnya", itu kata teman yang biasa berlangganan baju thrift di lingkungan kampus yang mulai bermunculan thrift shop. 

Apalagi untuk kalangan mahasiswa yang selalu beraktifitas di kampus dan butuh banyak pakaian. Jika ada yang menawarkan dengan harga miring, tentulah itu menjadi pilihan. Apakah ini juga solusi alternatif frugal living?.

Tapi berita yang simpang siur di media soal higienis dan kesehatan, serta legalitas barang thrift membuat tak sedikit orang menjadi was-was dan kuatir. Jika tak berurusan dengan masalah kesehatan tentu saja berurusan dengan barang "ilegal". Benarkah thrift dan preloved masuk kategori barang ilegal?.

Mengapa keduanya diatur ketat dan dianggap biang masalah, termasuk  kaitannya dengan industri garmen di dalam negeri?.

Ilustrasi belanja pakain di thrift shop |  sumber gambar katadata.co.id
Ilustrasi belanja pakain di thrift shop |  sumber gambar katadata.co.id

Kenali Dulu Preloved dan Thrift

Daripada bingung soal kesehatan atau legalitas, pahami dulu dasarnya. Dalam dunia bisnis jual beli barang, preloved artinya barang yang dijual kembali dalam kondisi bagus dan prima.

Barang preloved dianggap berbeda dengan barang bekas, karena biasanya barang yang dijual preloved memiliki kondisi yang mirip dengan kondisi baru, namun dibanderol dengan harga yang lebih terjangkau.

Preloved artinya istilah dalam jual beli barang yang memiliki makna dengan secondhand. arti preloved berkaitan dengan barang yang dimiliki seseorang namun dijual kembali. Namun berbeda dari barang bekas pada umumnya, preloved cenderung memiliki kualitas lebih bagus.

Biasanya barang preloved artinya koleksi pribadi dari si pemilik. Meskipun begitu, masih banyak orang yang mengartikan preloved dengan barang bekas atau garage sale. Tentu saja, kedua istilah tersebut, preloved dan garage sale ini berbeda.

Penjualnya bahkan tak semua menggunakan lapak kecil, bahkan ada yang menggunakan toko layaknya butik.

Sedangkan thrift, ternyata definisi kata thrift adalah sebuah aktifitas yang mengatur keuangan sekaligus meminimalisir pemborosan. Kata thrifting merupakan kata tidak baku dalam Bahasa Inggris, yang berasal dari kata benda thrift, artinya manajemen keuangan secara berhati-hati atau dengan kata lain hemat.

Dan menurut Harpers Bazaar Indonesia, thrifting khususnya fashion thrift dianggap bisa menjadi gerakan menyelamatkan bumi dengan berhenti memakai baju baru. Dan memilih baju bekas bisa menjadi solusinya.

Lantas sebaenarnya apa itu Thrift, Thrifting dan Thrift Shop, penting juga kita tahu agar tak kuatir.

Thrift merupakan barang bekas yang dijual kembali, sedangkan thrifting kegiatan jual beli barang bekas itu. Nah barang jenis ini biasanya dijual di thrift shop--toko khusus penjual barang barang thrift.

Ada juga yang memahami jika yang termasuk thrifting adalah garage sale, atau pasar loak yang masih layak pakai, tapi dengan harga miring. Nah, jangan berpikir cuma pakaian yang menjadi produknya, jenisnya beragam mulai dari perabotan, barang antik, elektronik, tapi yang paling populer di negara kita tentu saja pakaian.

Thrifting artinya juga berkaitan dengan kegiatan mencari dan membeli barang bekas. Thrift komoditinya biasanya sandang sebagai perlawanan terhadap fast fashion yang konsumtif.

Selain sisi penghematan juga untuk mendapatkan produk berkualitas dengan harga yang jauh lebih murah dibanding harga normal, termasuk barang bermerek yang berasal dari luar negeri atau impor, atau bahkan barang maupun pakaian limited edition yang sudah tidak diproduksi oleh perusahaan.

Seluk Beluk Produk Thrift dan Preloved

Jika dulu kita cenderung mengenal thrift dan preloved lebih rendah sudut pandangnya, karena orientasinya barang loakan. Tapi sebenarnya tak semua barang di thrift shop itu barang bekas.

Produk baru yang cacat produksi pun terkadang juga masuk ke thrift shop. Jadi memperhatikan detil juga penting untuk menemukan produk jenis tersebut. Minimal seperti teman saya, bau pabrik atau bau tokonya masih jelas. Beda dengan bau pakaian "asli" bekas.

Butuh kesabaran ekstra plus pengetahuan barang asli untuk mendapatkan "barang bagus", sudah ketemu tinggal tawar menawar saja, dan berakhir di binatu atau cuci sendiri di rumah.

Kebanyakan barang thrift itu pilihan, sehingga sering berbeda dengan tren fashion yang sedang in di pasaran. Barang langka bisa ditemukan jika beruntung. Bahkan secara tampilan fashion, produk thrift shop cenderung terkesan vintage.

Dan produk thrift shop juga cenderung berbeda atau mungkin setiap produk hanya tersedia satu macam, sehingga sulit untuk adu gaco dengan teman. Bahkan asesorisnya juga bisa unik dan keren.

Ditambah lagi untuk mendapatkannya kita bisa banyak berhemat. Seorang artis yang biasa belanja di pasar, menyebut seharga satu baju di butik langganannya, di thrift shop bisa dapat lima kali lebih banyak. Dan bagus-bagus modelnya.

Jika berurusan soal fesyen kita hanya butuh detilnya.Saran dari pakar yang juga menjadi pemerhati produk thrift, sebaiknya teliti sebelum membeli.

Mulai dari mengecek kualitas jahitan. Hal pertama yang harus kita lihat saat hendak membeli pakaian thrift yaitu cek kualitas jahitan dari pakaian yang akan dibeli, jangan ada robek yang tidak pada tempatnya atau jahitan jelek.

Tapi jika masih mungkin dipermak, barangkali masih bisa dipertimbangkan untuk dibeli. Tapi perhatikan juga warnanya, pudar atau ada warna kusam di sisi bekas lipatan akibat terpapar matahari.

Begitu juga soal noda jika tak terlalu mencolok juga masih di atur. Dan yang terpenting jangan salah soal ukuran; S.M.L atau X, XL, XLL, sesuaikan dengan benar karena baju thrift kan sulit dicoba, jadi bisa diukur dengan kebiasaan pakaian yang biasa kita beli atau menyesuaikan dengan keterangan yang ada di dalam produk.

Karena ukuran baju milik produk Eropa dan Asia bisa beda, termasuk produk pakaian yang all size. Pastikan dengan cermat sebelum membeli.

Jika memang bermaksud mencari barang branded, pastikan trik dan informasi jitu menandai produk asli, agar kita benar-benar bisa mendapatkan barang asli bukan tiruan, Sudah beli barang bekas tertipu lagi kan apesnya dua kali.

Kenali Produk Asli

Mengapa orang gandrung dengan barang branded, tentu karena simbol status, gaya, dan keberhasilan--prestise bagi banyak orang. Itulah mengapa menjadikan merek-merek ternama sangat diminati oleh berbagai kalangan, demi sytlish dan mutu.

Merek branded bisa menjadi penanda, orang banyak uang. Punya produk dari merek ternama dapat meningkatkan persepsi diri seseorang dan mendapatkan pengakuan dalam lingkungan sosial.

Nah, pengetahuan soal barang asli atau palsu juga diperlukan saat berburu barang trift atau preloved. Bukan untuk menghindari pembelian barang palsu, tapi untuk menambah "keberuntungan" dapat barang branded aslidengan harga murmer-murah meriah.

Cobalah untuk tahu lebih detil soal label dan Kode QR,karena  banyak merek ternama menyediakan label dengan kode QR pada produk mereka. Kita bisa pakai smartphone untuk memindai kode QR ini dan memverifikasi keaslian produk. Pastikan bahwa informasi yang muncul sesuai dengan merek dan produk yang Anda beli.

Perhatikan juga kualitas bahan dan jahitan meskipun cuma barang thrift.Barang-barang branded asli biasanya terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan memiliki jahitan rapi. Periksa dengan teliti bahan, tekstur, dan jahitan pada produk. Jika ada cacat atau ketidaksesuaian dalam kualitas, itu bisa menjadi bukan produk asli.

Karena bisa jadi produk asli yang cacat kecil dan tidak kentarajuga akan masuk di thrift shop.

Soal harga tentu lebih miring ya jadi sekedar tahu harga asli sebagai pengetahuan cukuplah. Termasuk soal sertifikat keaslian atau kartu garansi untuk sekedar tahu saja. Dan beli dari toko langganan untuk mendapat keberuntungan lain.

Produk Thrift dari sisi kesehatan?

Apakah produk thrift aman secara kesehatan, bagaimana treatmentnya. Lebih jelasnya, jika berbelanja baju thrift karena pada dasarnya adalah produk seken, maka butuh perawatan terlebih dulu sebelum digunakan.

Minimal mencucinya terlebih dulu sebelum dipakai agar bersih dan nyaman dikenakan. Sebagian ada yang menyarankan agar direndam air tidak terlalu panas terlebih dulu sekitar 15---30 menit dinilai cukup efektif menghilangkan bakteri maupun kuman yang ada di pakaian tersebut.

Dari sisi kesehatan, thrifting bisa berdampak khususnya pada kesehatan pengguna produknya. Pengguna produk thrifting berpotensi mengalami gangguan kesehatan. 

Riset memang menunjukkan terdapat beberapa spesies mikroorganisme yang bisa bertahan hidup di pakaian, yaitu bakteri Escherichia coli (E. coli), bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus), jamur (kapang atau khamir), serta berbagai jenis virus. 

Mikroorganisme---bakteri dan jamur---yang bertahan hidup di pakaian bekas tersebut bisa menyebabkan berbagai penyakit kulit pada penggunanya. Maka konsumen barang thrift harus berhati-hati dalam treatmen atau perawatan paska belanja. 

Bagaimana dari sisi Lingkungan?

Dan yang lebih menarik adalah bahwa produk thrift shop ternyata dianggap ramah lingkungan.

Fashion waste atau limbah fesyen memang tak bisa dihindari apalagai pakain kebutuhan primer. Saat sebuah trend muncul pakaian diproduksi massal. Dan saat masa trend kadaluarsa, maka produk yang berlebih masih tersimpan di pasaran dan harus "dibuang". Fenomena fast fashion menghasilkan limbah baru.

Produk ini disatu negara mungkin telah tidak lagi up to date, tapi di negara lain, justru menjadi trend baru. Perbedaan ini secara ekonomi bisa menguntungkan salah satu pihak, dan merugikan pihak lain seperti kasus produk thrift  dampaknya pada UMKM kita.

Tapi dari sisi lingkungan ini justru menjadi sebuah solusi positif mengatasi limbah fesyen atau fashion waste. Termasuk upaya kita mendorong ekonomi sirkuler sebagai solusi atasi masalah lingkungan.

Tapi bagaimana dengan alasan Indonesia Fashion Chamber (IFC), atau organisasi yang menaungi desainer Indonesia, menolak penjualan baju bekas impor atau thrifting. Alasannya thrifting akan berdampak buruk terhadap lingkungan dan produk mode lokal.

Akibat membanjirnya impor pakaian bekas dapat menurunkan angka penjualan pakaian produksi lokal karena kalah bersaing dan mMenurut CNBC Indonesia ternyata menjadi tujuan tempat 'membuang' pakaian bekas dari negara lain.

Padahal kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja,tidak semua pakaian bekas yang diimpor dapat layak pakai. Jumlah pakaian yang tidak bisa digunakan bisa mencapai 60-70%.

Nah, jadi untuk lebaranmu kali ini, disaat ekonomi sulit,apa keputusanmu, apakah kamu termasuk kategori yang peduli dengan lingkungan dan fashion waste, apakah produk thrift dan preloved bisa menjadi alternatif untuk menyemarakkan lebaranmu kali ini?.

referensi: 1,2,3,4,5,6,7

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun