Menghargai Perbedaan
Berbagi pengalaman hidup
Di antara begitu banyak sahabat kami di Padang, yang paling sering ketemu adalah pak H.Andri, yang tinggal tidak berapa jauh dari rumah kami di Wisma Indah I di Padang.
Pada tahun 2010, ketika kami berdua sempat pulang kampung, kami diajak pak Andri ke Bukit Tinggi. Bertepatan pada waktu itu dibulan Puasa. Ketika jam 12 siang kami masih di atas mobil pak Andri yang parkir di depan Ngarai Sianok Bukittinggi.
Pak Andri permisi sebentar. Tak Lama kemudian kembali dengan membawa dua bungkus nasi.
Sambil bilang: "Pak, bu makanlah dulu, ntar sore baru kita makan bersama." Memberi kedua bungkus nasi tadi kepada kami berdua.
Suami bilang: "Pak Andri kan puaso?"
"Iyo nan puaso Kan ambo.Apak jo ibuk indak puaso." Kami semakin kagum atas sikap Pak Andri. Hal yang tampak sepele tapi mampu menjadi perekat hubungan persahabatan kami.
Kamipun makan nasi yang diberi pak Andri . Tapi tetap duduk dalam kendaraan.
Begitulah persahabatan kami dengan pak Andri dulu sejak di Orari Sebagai Ketua Klub Station Sumbar YB5ZAP suami menjadikan rumah kami "Open House" sepanjang tahun.
Pak Andri salah seorang anggota dari group. Tidak masalah dengan perbedaan antara kami berdua dengan Pak Andri. Kami katolik dan pak Andri Islam. Kami Tionghoa dan Pak Andri Minang. Ternyata perbedaan bukanlah merupakan halangan untuk menjalin hubungan persahabatan dan kekeluargaan.