Mengapa Hari Raya Begitu Berarti bagi Kami
Pernah Bertahun tahun Tidak Merayakan Hari Raya
Mungkin ada yang bertanya, mengapa saya begitu antusias ikut menulis tentang Hari Lebaran ? Hal ini tidak terlepas dari pengalaman pribadi kami berdua.
Melainkan karena kami sudah merasakan betapa hari hari kami lalui dengan doa dan air mata. Jangankan mikir Hari Raya, untuk makan saja tidak cukup.
Putra kami sakit tidak ada uang untuk biaya berobat.
Apalagi yang mau dirayakan? Ibarat orang yang sedang berada dalam penjara, mustahil merayakan kebebasan .
Begitulah kira kira hidup pribadi kami berdua pada waktu itu. Putra kami baru satu dan kami tinggal di Pasar Tanah Kongsi
Kami tidak bisa merayakan baik itu Hari Raya,hari Natal dan Hari Imlek. Karena untuk hidup saja kami sudah sangat prihatin.
Kadang kami harus berhutang untuk makan sehari sebelum menerima masukkan uang les dari para murid .
Kami membanting tulang untuk hidup kami,siang dan malam harus bekerja keras untuk menyambung kehidupan kami.Merasakan betapa sulitnya untuk melewatkan hari demi hari
Sebagai Ungkapan Rasa Syukur
Setelah kerja keras siang malam selama bertahun tahun, Puji syukur kepada Tuhan akhirnya kami mendapatkan kesempatan untuk meraih sukses
Sejak saat itu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan,kami ikut merayakan Hari Raya Imlek,Natal dan Idul Fitri
Sekalian kami memberi angpao tanda syukur kami telah bisa merayakan hari hari besar ini dengan bergembira bersama masyarakat setempat.
Ketika kami merayakan Hari Raya Idul Fitri kami merasakan betapa bahagianya kami dikelilingi sahabat sahabat kami yang merayakannya. Betapa gembiranya anak anak menerima angpao yang sedikit dari kami .
Sehingga Hari Raya Idul Fitri ini merupakan tali persahabatan kami dengan warga setempat. Bersyukur kepada Tuhan,kami diterima sebagai sanak keluarga dan sahabat, dimanapun kami tinggal .
Kesimpulan:
Merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama dengan anak anak merupakan suatu kebahagiaan yang tak ternilai bagi kami. Apalagi sebagian dari keluarga besar kami berdua memang beragama Islam. Bahkan Gulce Bakri,cucu mantu kami asal Turky juga Muslim. Adik ipar saya juga Muslim. Maka tidak salah kami berdua ikut merayakan Hari Raya Idul Fitri, walaupun kami berdua non Muslim
Hal ini sekaligus merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena dikaruniai kesempatan untuk dapat mengubah nasib kami.
Karena itu dari lubuk hati terdalam, kami berdua ingin dapat meringankan beban hidup orang lain yang sedang membutuhkan , sesuai dengan kemampuan diri.
Setidaknya, kami ingin menjadikan hidup ini bermanfaat bagi orang lain, dengan jalan menerapkan hidup berbagi
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini
23 April 2024.
Salam saya,
Roselina.