Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Perencana Keuangan

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengapa Hari Raya Begitu Berarti bagi Kami

23 April 2024   03:52 Diperbarui: 23 April 2024   06:20 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Hari Raya Begitu Berarti bagi Kami
dokumen pribadi

Pernah Bertahun tahun Tidak Merayakan Hari Raya 

Mungkin ada yang bertanya, mengapa saya begitu antusias ikut menulis tentang Hari Lebaran ? Hal ini tidak terlepas dari pengalaman pribadi kami berdua.

Melainkan karena kami sudah merasakan betapa hari hari kami lalui dengan doa dan air mata. Jangankan mikir Hari Raya, untuk makan saja tidak cukup.

Putra kami sakit tidak ada uang untuk biaya berobat.

Apalagi yang mau dirayakan? Ibarat orang yang sedang berada dalam penjara, mustahil merayakan kebebasan . 

Begitulah kira kira hidup pribadi kami berdua pada waktu itu. Putra kami baru satu dan kami tinggal di Pasar Tanah Kongsi 

Kami tidak bisa merayakan baik itu Hari Raya,hari Natal dan Hari Imlek. Karena untuk hidup saja kami sudah sangat prihatin. 

Kadang kami harus berhutang untuk makan sehari sebelum menerima masukkan uang les dari para murid .

Kami membanting tulang untuk hidup kami,siang dan malam harus bekerja keras untuk menyambung kehidupan kami.Merasakan betapa sulitnya untuk  melewatkan hari demi hari 

Sebagai Ungkapan Rasa Syukur 

 Setelah kerja keras siang malam selama bertahun tahun, Puji syukur kepada Tuhan akhirnya kami mendapatkan kesempatan untuk meraih sukses 

Sejak saat itu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan,kami ikut merayakan Hari Raya Imlek,Natal dan Idul Fitri 

Sekalian kami memberi angpao tanda syukur kami telah bisa merayakan hari hari besar ini dengan bergembira bersama masyarakat setempat.

Ketika kami merayakan Hari Raya Idul Fitri kami merasakan betapa bahagianya kami dikelilingi sahabat sahabat kami yang merayakannya. Betapa gembiranya anak anak menerima angpao yang sedikit dari kami .

Sehingga Hari Raya Idul Fitri ini merupakan tali persahabatan kami dengan warga setempat. Bersyukur kepada Tuhan,kami diterima  sebagai sanak keluarga dan sahabat, dimanapun kami tinggal .

Kesimpulan:

Merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama dengan anak anak merupakan suatu kebahagiaan yang tak ternilai bagi kami. Apalagi sebagian dari keluarga besar kami berdua memang beragama Islam. Bahkan Gulce Bakri,cucu mantu kami asal Turky juga Muslim. Adik ipar saya juga Muslim. Maka tidak salah kami berdua ikut merayakan Hari Raya Idul Fitri, walaupun kami berdua non Muslim 

Hal ini sekaligus merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena dikaruniai kesempatan untuk dapat mengubah nasib kami.

Karena itu dari lubuk hati terdalam, kami berdua ingin dapat meringankan beban hidup orang lain yang sedang membutuhkan , sesuai dengan kemampuan diri.

Setidaknya, kami ingin menjadikan hidup ini bermanfaat bagi orang lain, dengan jalan menerapkan hidup berbagi 

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

23 April 2024.

Salam saya,

Roselina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun