Colenak, Camilan Tradisional yang Pas untuk Buka Puasa
Serasa memang sudah lama saya tidak lagi mencicipi makanan yang satu ini.
Ya seingat saya sudah ada 5 tahun dimana terakhir kali saya makan makanan lezat ini.
Pada waktu itu, dalam kesempatan cuti panjang IdulFitri, saya mencicipi colenak di Sukabumi, Jawa Barat, tempat kampung halaman tercinta.
Colenak yang merupakan peuyeum (tape) yang dibakar kemudian dibubuhi parutan kelapa dan dilapisi cairan gula merah itu sejatinya memang kudapan khas Sunda.
Terlepas apakah kudapan lezat ini memang ada di luar Jawa Barat, saya belum tahu referensinya.
Yang pasti, dalam sejarahnya, kudapan ini lahir dari wilayah Parahyangan ini.
Bahkan colenak ini menjadi hidangan "raja-raja".
Seperti diketahui, Indonesia tercatat dalam sejarah sebagai tuan rumah penyelenggaraan KAA (Konferensi Asia Afrika) yang digelar di Bandung, Jawa Barat pada bulan April 1955.
Pihak panitia lantas memanggil Aki Murdi, seorang pedagang Colenak yang sudah berjualan kudapan tersebut sejak tahun 1930.
Aki Murdi membuat Colenak sekian banyaknya di dekat Gedung Merdeka tempat digelarnya konferensi yang sangat bersejarah itu untuk disajikan dan dinikmati para pemimpin tertinggi negara-negara Asia dan Afrika.
Namanya pada saat itu belum lagi Colenak seperti yang kita kenal hingga sekarang ini.
"Kakek dulu jualan peuyeum digulaan (tape dilapisi gula merah) di tempat kecil," kata cucu Aki Murdi, Betty Nuraety (50).
Lebih lanjut Betty yang merupakan generasi ketiga penerus kudapan Aki Murdi mengisahkan saat kakeknya berjualan di pinggir jalan, asap wangi dari tape yang dibakar oleh arang itu mengundang perhatian banyak orang di sekitar.
Mereka tertarik dengan wangi dari peuyeum yang dibakar dengan menggunakan arang oleh kakeknya itu dan mengundang selera.
Mereka ingin menikmati dan mencoba peuyeum digulaan itu sepertinya memang nikmat bukan kepalang.
Setelah mereka menikmati peuyeum digulaan itu, salah seorang dari mereka menyarankan agar kudapan Aki Murdi harus diberi merek.
Nah, apa mereknya itu?
Memang terasa nikmat (enak) tape bakar yang dibubuhi (dicocol) cairan gula merah itu kata mereka.
Jadi cikal bakal dari kejadian itu, peuyeum digulaan yang dicocol tersebut dinamakan Colenak hingga sekarang ini yang merupakan singkatan dari dicocol enak.
Sang legendaris Aki Murdi sendiri wafat pada tahun 1966 dalam usia 72 tahun.
Berty Nuraety merupakan generasi ketiga dari Colenak Aki Murdi penerus bisnis Colenak yang berlabel "Colenak Murdi Putra".
Ingin sekali mengulang lagi mencicipi kudapan itu ketika pulang kampung di saat cuti Lebaran.
Pada lebaran edisi 2020 dan 2021 seperti diketahui banyak orang-orang kota yang tidak pulang kampung karena adanya larangan dari pemerintah terkait Pandemi Covid-19.
Saya juga enggak pulang.
Baru balik lagi pada edisi 2022. Namun Colenak yang dicari-cari tidak saya temukan. Entah kemana.
Terakhir kali beli kudapan itu lima tahun yang lalu harganya Rp 7.000 per porsi.
Jika Anda secara kebetulan sedang berada di Bandung saat bulan Ramadhan, maka Colenak ini bisa menjadi salah satu alternatif Anda untuk berbuka puasa.