'Sakti' Para Santri Main Bola Api, Tradisi Menyambut Tibanya Bulan Ramadhan
"Karena berbahaya, maka para pemain harus melakukan persiapan dulu. Mereka harus puasa selama 41 hari," kata Bayquni, Minggu (5/3/2023).
Bayquni yang dimaksud, sang pembina permainan Bola Api yang digelar Minggu (5/3/2023) mengatakan itu di sela-sela laga sepakbola api yang dihelat di lapangan di Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.
Permainan Bola Api merupakan permainan tradisional Indonesia yang rutin digelar untuk merayakan hari-hari tertentu seumpama menyambut tibanya bulan suci Ramadhan.
Seperti yang dilakukan oleh sejumlah santri dari Madrasah Al-Hikamus Salafiyah (MHS), Ponpes Babakan, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Layaknya sepakbola beneran, permainan bola api ini juga diikuti oleh dua tim beregu dimana tim yang berhasil memasukkan bola lebih banyak kedalam gawang lawan, merekalah yang jadi pemenangnya.
Jika bola sepakbola beneran terbuat dari kulit atau plastik, bola permainan Bola Api ini terdiri dari batok kelapa dan dengan menggunakan kaki telanjang.
Batok kelapa yang sudah kering itu direndam dulu selama beberapa hari atau bulan. Dengan maksud agar serat-serat kelapa bisa menyerap minyak.
Selain bola api, acara lainnya yang digelar oleh para santri MHS tadi adalah mandi petasan.
Seperti apa yang sudah disebutkan di atas santri muda dan remaja yang akan melakoni permainan itu harus puasa dulu 41 hari dan tirakat, juga harus mendapatkan ijin dari orangtua, jadi tidak boleh sembarangan santri melakoninya.
Selain bola api, mandi petasan, ada juga permainan tongkat api.
Karena ini adalah permainan berbahaya.
"Harus mendapatkan ijin orangtua karena berbahaya. Kalo tidak ada ijin tidak boleh," kata Bayquni.
Lebih lanjut Bayquni mengatakan permainan yang dilakukan oleh para santri MHS itu selain untuk menyambut tibanya bulan suci Ramadhan juga untuk menandakan aktivitas belajar untuk tahun ajaran sekarang sudah tuntas.
Dilansir dari berbagai sumber, permainan Bola Api tersebut merupakan permainan tradisional khas Indonesia yang cikal bakalnya berasal dari Sumba Barat, NTT.
Namun kemudian menyebar ke sejumlah tempat di Pulau Jawa. Salah satunya di Cirebon seperti yang disebutkan di atas, juga tradisional dilakukan oleh para santri lainnya di Tulungagung, Temanggung, dan Magelang.
Sama seperti di Cirebon, permainan Bola Api yang dihelat di tempat-tempat lainnya juga dalam rangka pertanda selesainya tahun ajaran atau menyambut tibanya bulan Ramadhan.
Bahkan di sejumlah tempat permainan ini juga digelar setelah sholat tarawih di saat bulan Ramadhan.
Menarik perhatian warga sekitarnya, diluar bahayanya, permainan ini mempunyai unsur kekompakan, kerukunan, kebersamaan, dan sportivitas.
Tertarik main?
Butuh keberanian.