syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Penulis

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Serba-serbi Renungan Ramadhan

5 April 2023   00:16 Diperbarui: 5 April 2023   00:20 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serba-serbi Renungan Ramadhan
Dokumen pribadi

Secara tak sengaja, mungkin melalui mekanisme algoritma, saya mendengar seorang penceramah di Youtube. Tidak seperti biasanya, seolah ada malaikat (atau apapun itu) yang mendorong saya untuk duduk dan khusyu mendengar uraiannya. Kesan saya: lidahnya lincah, narasinya sederhana, logika bahasanya runut dan runtut, referensinya solid, topiknya aktual dan spektrum wawasan keislamannya begitu luas. Subhanallah.

Saya merenung dan menyadari: dibanding penceramah itu, sungguh saya masih perlu membaca dan merenung lebih banyak. Tak punya hak membanggakan apalagi menyombongkan kapasitas diri.

*-*-*

Di tempat lain, sering kali, sebelum pertemuan rutin dimulai di pagi hari, dari rumah saya sudah berniat dan bertekad: tidak akan (alias berpuasa) ngomong selama pertemuan berlangsung. Entah kenapa, begitu pertemuan dimulai, mulut dan pikiran selalu terpicu dan secara spontan nyerocos dengan nada tinggi untuk meluruskan logika dan argumen yang bengkok yang disampaikan peserta pertemuan. Astagfirullah.

*-*-*

Lalu terkesima melihat seorang yang selama ini terlihat biasa saja dalam soal ketaatan beragama. Begitu Ramadhan tiba, ia terlihat berpuasa sangat khusyu'; tak ada shalat tarwihnya yang bolong; shalat lima waktunya terus berjamaah di masjid; dan tetap bekerja seperti biasa.

*-*-*

Teringat kepada mereka (dan itu banyak) yang tetap berpuasa meskipun harus bekerja dengan tenaga dan keringat. Pahala puasanya mungkin akan jauh lebih besar dibanding saya yang kerja kantoran di ruang yang ber-AC.

*-*-*

Di sebuah acara, tiba-tiba saya bertemu dengan seorang sahabat yang tidak berpuasa. Sepintas saya membatin: lho, kok tidak puasa ya? Tapi saya urung menegurnya. Boleh jadi sahabat itu punya alasan syar'i untuk tidak berpuasa: sakit atau baru tiba dari perjalanan (safar) panjang yang melelahkan.

Memang sulit, tapi mencoba untuk tidak enteng memposisikan diri sebagai hakim yang menghakimi seseorang.

*-*-*

Bagi sebagian besar orang yang sudah berniat berpuasa, mungkin relatif mudah untuk menghindari perbuatan yang membatalkan puasa (makan, minum, jima' di siang hari).

Tapi yang relatif sulit adalah menghindari perbuatan-dan-ucapan yang berpotensi "merusak" atau menggerogoti nilai dan bobot puasa, seperti berbohong, gibah (menceritakan aib orang), hasad (dengki), namimah (mengadu-domba), dan bersumpah palsu.

*-*-*

Ayat Quran tentang kewajiban berpuasa menegaskan bahwa tujuan berpuasa adalah meraih derajat takwa. Dan pengertian dasar takwa adalah semaksimal mungkin untuk senantiasa taat perintah dan menghindari larangan keagamaan.

Takwa juga mungkin bisa dimaknai maqam "keseimbangan spiritual" atau "kebeningan spritual". Kemampuan mengontrol emosi-jiwa-pikiran agar tidak terperangkap oleh cara melihat dan menyikapi berbagai sisi kehidupan secara hitam-putih.

*-*-*

Puasa adalah ibadah yang tak dapat diidentifikasi dengan ciri-ciri yang kasat mata. Terhadap seseorang yang mengaku berpuasa, saya hanya punya satu pilihan: mempercayai bahwa dia berpuasa. Meskipun boleh jadi di tempat sunyi ia makan-minum. Karena itu, puasa adalah ibadah yang menguji kejujuran dalam ketaatan atau mengetes ketaatan yang jujur.

Ramadhan karim

Syarifuddin Abdullah | 05 April 2023/ 14 Ramadhan 1444H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun