Cahaya Ramadhan: Rasyid Si Kecil Belajar Puasa
Di pinggir kota Parepare yang ramah, terletak sebuah rumah sederhana yang menjadi tempat tinggal bagi keluarga Arif dan Rahmiah. Mereka hidup dalam kebahagiaan meskipun dengan keterbatasan ekonomi. Arif, seorang pegawai rendahan, bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, sedangkan Rahmiah, sang ibu tercinta, adalah seorang pembuat kue yang mahir. Mereka memiliki dua anak, Rina dan Rasyid.
Rasyid, sang anak bungsu berusia tujuh tahun, tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang. Meskipun hidup dalam keterbatasan, keluarga mereka selalu menjaga semangat kebersamaan dan saling mendukung satu sama lain. Arif dan Rahmiah selalu mengajarkan kepada Rasyid tentang pentingnya berbuat baik, menghargai apa yang dimiliki, dan berbagi dengan sesama.
Pada awal Ramadan, Rasyid yang penuh semangat ingin belajar puasa seperti orang dewasa di sekitarnya.
Rasyid: "Ayah, ibu, saya ingin mencoba berpuasa seperti kalian di bulan Ramadan ini."
Arif: "Benarkah, Nak? Kamu masih kecil, tapi kalau itu yang kamu mau, ayah dan ibu akan mendukungmu."
Rahmiah: "Ya, Rasyid. Kamu bisa mencoba berpuasa setengah hari dulu, ya. Nanti kalau sudah terbiasa, kamu bisa berpuasa penuh."
Rasyid: "iya bu, tapi kalau saya mampu saya akan puasa sampai magrib"
Ibu: "iya nak, tapi jangan dipaksa"
Di suatu hari menjelang magrib, keluar kecil itu berkumpul di meja makan menunggu waktu berbuka.
Arif: "Bagaimana puasamu hari nak", bertanya pada Rasyid
Rasyid: "Alhamdulillah, sampai sekarang saya masih bisa tahan tidak makan dan minum pak"
Rahmiah: saya bangga padamu nak, walau masih kecil tapi sudah bisa puasa full"
Rina: "kakak juga bangga padamu adikku tersayang, pada kakak seumur kamu, kakak hanya puasa setengah hari"
Rasyid: "terima kasih bapakku, ibuku yang cantik, dan kakak tersayangku, dan kemudian Rasyid berkata: "Bu, kue-kue itu pasti enak sekali, kan?"
Rahmiah tersenyum lembut mendengar ucapan Rasyid.
Rahmiah: "Tentu, Nak. Semoga kamu suka. Ini kue spesial untuk berbuka hari ini."
Rasyid: "Terima kasih, Bu. Bu, aku ingin bilang... kamu adalah ibu terbaik di dunia ini."
Rahmiah tersenyum bahagia mendengar kata-kata dari anaknya, dan mereka merayakan momen tersebut dengan kebahagiaan dan kasih sayang.
Dengan latar belakang keluarga yang penuh cinta dan kebahagiaan, Rasyid belajar banyak hal selama bulan Ramadan. Ia merasakan betapa pentingnya nilai-nilai seperti kesabaran, belas kasihan, dan rasa syukur dalam hidupnya.
Ketika akhirnya bulan Ramadan berakhir, Rasyid merasa bangga atas pencapaian dirinya. Ia belajar bahwa puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang memperkuat iman, belas kasihan, dan rasa syukur.
Dengan penuh kebahagiaan dan kebanggaan, Rasyid bersyukur atas kesempatan yang diberikan Allah untuk menjalani puasa pertamanya. Keluarganya, dengan kasih sayang dan dukungan mereka, telah membantu Rasyid tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan penuh cinta. Meskipun hidup dalam keterbatasan, mereka selalu bersyukur atas kasih sayang yang mereka miliki satu sama lain.
*Pesan Moral cerita ini:*
1. *Keluarga dan Kasih Sayang*: Dalam keterbatasan, keluarga Rasyid saling mendukung, menciptakan kebahagiaan, dan bertumbuh dalam kasih sayang.
2. *Semangat Belajar dan Berkembang*: Rasyid menunjukkan semangatnya belajar, mencoba hal baru, dan berkembang melalui pengalaman.
4. *Bersyukur dan Menerima Proses*: Meskipun keterbatasan, keluarga Rasyid bersyukur dan menerima setiap proses hidup dengan lapang dada.
*Semoga bermanfaat*
*Selamat menjalankan ibadah puasa*
*SALAM SEHAT dan SUKSES UNTUK SEMUA*