Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Penulis

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kisah 4 Wanita Tangguh yang Tidak Pernah Mengeluh

21 April 2021   09:26 Diperbarui: 21 April 2021   09:35 2307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah 4 Wanita Tangguh yang Tidak Pernah Mengeluh
Mbak jiah diantara saudaranya/foto: samhudi

Hari ini tepatnya 21 April 1879 Raden Ajeng Kartini dilahirkan di Jepara Jawa tengah. Hari ini juga seluruh bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan.

RA Kartini dilahirlan dari keluarga bangsawan yang merupakan putri Bupati Jepara. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan Ibunya bernama MA Ngasiroh.

Pada jamannya, Raden A jeng Kartini hanya seorang berpendidikan rendah. Mungkin sekelas SD jaman sekarang yaitu Beliau lulusan sekolah Belanda yang berama Europese Lagere School (ELS). 

Kala itu oleh pemerintah Belanda, semua pendidikan wanita hanya diperbolehkan hingga berusi 12 Tahun saja. Selebihnya hanya menunggu dilamar dan menikah.

Namun RA Kartini tidak hanya diam sampai disitu, sekalipun Beliau sudah tidak sekolah lagi diusia yang sangat belia. RA Kartini belajar dirumah sendiri secara otodidak. 

Bahka Beliau secara diam-diam selalu menulis surat yang dikirimkan kepada teman-temanya warga Belanda agar terus belajar. Salah satu temannya yang mendukung kegiatan tersebut adalah Rosa Abendanon yang setia padanya.

Sedangkan isi dari pada surat-surat RA Kartini berisi tentang masalah tradisi feudal yakni sebuah tradisi Belanda yang menindas Rakyat Indonesia.

Selain itu isi surat yang tidak kalah pentingnya adalah tentang pentingnya pendidikan bagi kaum wanita. Inilah sejarah awal mula pendidikan wanita.

Pada jamannya wanita bisa dibilang hanya dijadikan budak nafsu saja oleh kaum Adam. Penindasan sewenang-wenang, kawin paksa, dan poligami. 

Mau tidak mau suka tidak suka itulah faktanya. RA Kartini sebagai putri bangsawan tidak tinggal diam sampai disitu. Ia terus menerus semakin giat mencari ilmu guna membebaskan perempuan Indonesia dari kebodohan.

Pada akhirnya RA Kartini menemukan buku-buku serta surat kabar dari Europa. Beliau semakin tercengang melihat parawanita Europa cerdas, berilmu dan berpengalaman luas dalam pendidikan.

RA Kartini pun semakin bergelora dan berapi-api semangatnya untuk mencerdaskan Wanita Pribumi agar pintar dan mempunyai Ilmu luas.

RA Kartini mendirikan sekolahan didaerahnya dan mengajarinya hingga sukses dalam mendidik wanita hingga bisa baca dan menulis. 

Beliau meninggal di Usia 25 Tahun pada tanggal 17 september 1907. Surat-surat Beliau selanjutnya dikumpulkan oleh temannya yang bernama Rosa Abendanon dari Belanda yang kemudian dibukukan dengan judul Door Duisternis tot licth yang betarti habis gelap terbitlah terang.

Hingga kini atas berkat perjuangan RA Kartini banyak sudah wanita-wanita tangguh dan gigih dalam pendidikannya sebagaimana tangguhnya RA Kartini.

Inilah Kisah 4 Wanita Tangguh Yang Tidak Pernah Mengeluh Saat Bulan Ramadhan demi pendidikan anaknya

Adalah Rara, Wanita yang kini tinggal di Suroboyo dengan mempunyai anak 4 cewek cowok. Mbak Rara selalu semangat dengan pekerjaannya demi anak-anaknya khususnya pendidikan.

Mbak rara saudara dari suroboyo/foto: samhudi
Mbak rara saudara dari suroboyo/foto: samhudi
Demi menghidupi ke empat anak-anaknya, mbak rara senantiasa bekerja dengan rajin membanting tulang pagi sampai siang diperusahaan Surabaya hingga larut malam. Mbak rara merupakan wanita tangguh.

Mbak Sri adalah Adik Wanita dari istri Abang Saya yang juga mempunyai semangat luar biasa dalam soal pendidikan. Lebih-lebih didalam bulan puasa ia semakin sibuk dalam kegiatan.

Mbak sri/foto: samhudi
Mbak sri/foto: samhudi
Mbak Sri hingga kini tetap rajin dalam memberi pendidikan untuk kedua anaknya yang masih berumur dua dan empat tahun. Mbak Sri dalam mendidik anaknya, dari pendidikan agama dan ilmu umum. Luar biasa tangguhnya.

Saudara yang lain yang juga merupakan wanita tangguh adalah Hamidah dan Fauziyah. Keduanya sangat semangat didalam menempuh ilmu pendidikan.

Mbak jiyah/foto: samhudi
Mbak jiyah/foto: samhudi
Sekarang mbak fauziyah sudah sukses menyekolahkan anaknya hingga SMA sedang Ia bekerja sebagai PNS. Walaupun anaknya belajar tidak sampai perguruan tinggi namun sudah bekerja sebelumnya diJakarta.

Sementara itu Hamidah yang merupakan saudara dari adik Bapak Saya yang kini bekerja di Arab Saudi juga telah sukses dalam mendidik kedua anaknya.

Hamidah saudara dari bapak/foto: samhudi
Hamidah saudara dari bapak/foto: samhudi
Walaupun kedua anaknya wanita semua namun telah membanggakan dan menyenangkan kedua orang tuanya. Keduanya sedang menempuh pendidikan dipondok pesantren Alhikmah Brebes.

Itulah sebuah perjalan dari ke empat wanita tangguh yang tidak pernah mengeluh dalam perjalanan hidupnya demi anaknya yang senantiasa memberi arahan, didikan dan juga pelajaran untuk anaknya agar berharap sejalan dengan RA Kartini (habis gelap terbitlah terang).

Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa sebagaimana RA Kartini yang sedang kita peringati bersama sebagai pahlawan nasional atas jasanya dalam mencerdaskan kaum wanita.

Hotel Cordela Cirebon

Salah satu lokasi dihotel cordela cirebon/sumber: http://omegahotelmanagement.com/cordelahotels/cirebon/points-of-interest/#
Salah satu lokasi dihotel cordela cirebon/sumber: http://omegahotelmanagement.com/cordelahotels/cirebon/points-of-interest/#
Sudah sepatutnya jika ke empat wanita tangguh tersebut layak mendapatkan fasilitas bagus demi kenyamanan dalam istirahatnya agar semua bentuk lelah, capai dan pegal dapat terbayarkan.

Hotel Cordela Cirebon sangat strategis lokasinya. Rutenya juga langsung ketujuan, hanya satu jam jika ditempuh perjalanan dengan mobil dari Brebes. 

Lokasinya bagus, nyaman dan sejuk dan sangat cocok sekali untuk para wanita tangguh dimanapun yang punya visi misi sekelas RA Kartini demi memperjuangkan pendidikan anak kepada para wanita.

Salam..

Samhudi Bhai 

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun