Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Freelancer

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Jangan Asal Ngopi, Ini Batas Aman Minum Kopi Selama Ramadan

21 Maret 2024   02:45 Diperbarui: 23 Maret 2024   21:01 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Asal Ngopi, Ini Batas Aman Minum Kopi Selama Ramadan
Ilustrasi orang minum kopi setelah berbuka puasa. (Andrea Piacquadio/pexels.com)

Jumlah penikmat kopi di Indonesia menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 7% tiap tahunnya, sehingga disadari atau tidak, minum kopi kini telah menjadi gaya hidup dari sebagian masyarakat Indonesia (BeritaSatu.com).

Alasan lain seseorang mengonsumsi kopi tentunya karena manfaat kesehatannya bagi tubuh, penghilang rasa kantuk, atau ada juga sekadar pemanis lidah.

Fenomena terjadinya peningkatan pecinta kopi di Indonesia sedang tinggi bukan hanya karena rasanya, melainkan juga menjamurnya tempat-tempat untuk menikmati kopi. Maka tak pelak jika banyak kedai kopi dijadikan sebagai tempat nongkrong.

Memang, tidak ada yang salah dengan mengonsumsi minuman ini, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para penikmat kopi, yakni dari sisi waktu.

Nah, bagaimana jika mengonsumsi kopi selama bulan puasa Ramadan? Adakah dampak negatifnya? Dan, apakah perlu mengatur waktu untuk tetap bisa minum kopi?

Berdasarkan informasi tentang kesehatan yang ada, mengonsumsi kopi saat sahur akan cepat mengalami dehidrasi karena kopi akan lebih mudah menguras cairan tubuh.

Hal tersebut dibenarkan oleh ahli nutrisi, dr. Rita Ramayulis, yang mengatakan bahwa meminum kopi saat berbuka puasa berisiko menyebabkan peningkatan asam lambung. Jika mengkonsumsinya di waktu makan sahur bersifat diuretik atau mudah menimbulkan dehidrasi. Kondisi lainnya, meminum kopi di waktu sahur dapat mengganggu sistem pencernaan.

Pada dasarnya, kopi dapat meningkatkan asam klorida dan cairan lambung yang membantu menghancurkan makanan di dalam perut.

Bahayanya, kondisi perut yang kosong dapat merusak bagian dalam perut yang bisa mengakibatkan maag. Hal ini begitu mudah menjangkiti seseorang yang memiliki masalah peradangan lambung atau dikenal dengan istilah gastritis.

Prinsipnya, pada saat seseorang baru terbangun dari tidur dan ingin melakukan sahur, perut berada dalam keadaan kosong alias tidak terisi makanan. Pada saat itu, tubuh akan memproduksi hormon kortisol yang dapat menambah energi dan meningkatkan fokus dalam melakukan aktivitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun