Korelasi Mudik Lebaran dan Peristiwa Fathu Mekkah
Hingga akhirnya Nabi Muhammad SAW bersama 10.000 umat muslim melakukan perjalanan pada tanggal 10 Ramadan 8 H atau tahun 630 M dari Madinah menuju Mekkah untuk melakukan penaklukan.
Dalam peristiwa tersebut tidak terjadi pertumpahan darah, karena saat itu pihak Bani Quraisy sudah sangat inferior dengan kekuatan umat muslim dan benar-benar menyerah tanpa syarat, bahkan berbondong-bondong menyatakan untuk masuk Islam.
Hal yang membuat menarik adalah peristiwa ini terjadi pada saat bulan Ramadan, dan Nabi Muhammad SAW saat itu pun sudah cukup lama tidak mengunjungi kampung halamannya di Mekkah. Sehingga peristiwa ini ini justru lebih seperti perjalanan mudik bagi Rasulullah SAW ketimbang operasi militer, terlebih lagi terjadi dalam proses damai.
Ada beberapa hal yang bisa ambil nilai-nilai dari peristiwa Fathu Mekkah dengan dikorelasikan pada perjalanan mudik lebaran kita. Dimana nilai-nilai tersebut bisa kita gunakan agar perjalanan mudik terasa indah dan damai, lalu apa saja poinnya, berikut penjelasannya.
Direncanakan Dengan Matang
Pada saat perjalanan Fathu Mekkah, Nabi Muhammad membagi 10.000 ribu kaum muslimin menjadi 4 rombongan ketika hendak mendekati kota Mekkah. Hal ini dilakukan karena kondisi topografi kota Mekkah yang berbentuk lembah sempit yang didominasi perbukitan dan pegunungan batu terjal, sehingga agar tidak terlalu berdesakan untuk memasukinya, perlu membagi jalur rombongannya.
Hal ini tentunya hampir mirip dengan kondisi mudik lebaran di jaman sekarang, dimana perjalanan mudik merupakan sesuatu yang harus direncanakan dengan matang.
Hal tersebut dikarenakan dilakukan secara massal, bersamaan waktunya serta jalur perjalanan yang terbatas, sehingga diperlukan pengelolaan rekayasa lalu lintas yang sangat matang, sehingga tidak menimbulkan kemacetan serta kondisi chaos di jalan.
Selama bertahun-tahun, pemerintah, pihak swasta dan stakeholder terkait bahu membahu membantu kelancaran mudik massal lebaran, baik lewat rekayasa lalu lintas, program mudik gratis, penambahan jalur dan lainnya, dimana kesemuanya bertujuan untuk agar supaya perjalanan mudik berjalan dengan teratur dan meminimalisir tingkat kecelakaan lalu lintas.
Nilai Kesabaran
Peristiwa Fathu Mekkah terjadi pada saat bulan Ramadan, jadi bisa kita bayangkan betapa kesabaran para kaum muslimin pada saat itu melakukan perjalanan massal di padang gurun dalam keadaan berpuasa. Namun itu semua terbayar dengan keberhasilan dimana kota Mekkah sudah bisa dimasuki kembali oleh kaum muslimin.
Begitu pula dengan kita di jaman sekarang melakukan perjalanan mudik yang juga dalam keadaan berpuasa. Memang ada kelonggaran bagi para musafir untuk membatalkan puasa, tetapi banyak diantara kita yang tetap menjalankan ibadah puasa walau sedang melakukan perjalanan jarak jauh, mengingat moda transportasi di jaman sekarang yang sudah cukup nyaman.
Tentunya di dalam perjalanan mudik, terkadang kita menjumpai sesuatu yang menguji kesabaran kita, entah itu kemacetan, mobil mogok, atau hal-hal tak terduga lainnya, namun semua itu tak menjadi masalah, karena memang kita menyadari perjalanan mudik jarak jauh memang penuh risiko dan kendala, dan senjata semua itu adalah kesabaran.