Korelasi Mudik Lebaran dan Peristiwa Fathu Mekkah
Ketika rombongan kaum muslimin mulai memasuki kota Mekkah pada saat peristiwa Fathu Mekkah, banyak kaum bani Quraisy yang ketakutan berdiam diri di dalam rumah, mereka khawatir nyawa mereka terancam, karena mengira kaum muslimin akan membalas dendam perlakuan persekusi kaum bani Quraisy di masa lalu yang keji menyiksa pengikut Nabi Muhammad SAW.
Namun apa yang terjadi, Nabi Muhammad SAW justru memerintahkan kepada kaum Anshar dan Muhajirin untuk merangkul persaudaraan dengan kaum Quraisy dan saling memaafkan diantara mereka. Walhasil hal tersebut membuat bani Quraisy terkesima dan berbondong-bondong menyatakan diri untuk masuk Islam.
Jika kita memaknai peristiwa Fathu Mekkah, maka bisa kita korelasikan dengan jaman sekarang yaitu ketika kita pulang kampung, maka hal pertama kali yang harus kita lakukan adalah saling memaafkan dengan sanak saudara, jika dalam istilah Jawa hal itu dinamakan 'ngumpulke balung pisah', artinya momentum Ramadan dan Lebaran adalah saat-saat dimana kita merajut kembali tali persaudaraan yang telah terpisah ruang dan waktu dengan saling memaafkan.
Peduli Kampung Halaman
Ketika kaum muslimin dan bani Quraisy telah menjadi saudara kembali dalam peristiwa Fathu Mekkah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk menata ulang kembali kota Mekkah, salah satunya adalah membersihkan patung-patung berhala sesembahan di sekitar Kakbah. Semua pihak bahu membahu merestorasi kembali masjidil haram dan kota Mekkah, sehingga menjadi lebih tertata.
Hal ini juga harus kita lakukan di jaman sekarang, ada istilah 'Mbali Ndeso, Mbangun Ndeso', yang artinya ketika kita kembali ke tempat asal, paling tidak kita juga harus peduli keadaan kampung halaman kita. Jangan sampai niat kita mudik ke kampung halaman, seolah hendak ingin pamer kekayaan yang kita miliki di tempat perantauan.
Jika kita memiliki kelebihan rejeki, sungguh alangkah baiknya agar juga bisa berkontribusi pembangunan di kampung halaman kita, mungkin banyak diantara kita yang berasal dari dari desa pelosok, maka pada kesempatan pulang kampung, kita juga bisa bersedekah membantu kondisi lingkungan desa kita, entah itu perbaikan jalan atau perbaikan fasilitas umum lainnya, sehingga makna merantau bisa terasa manfaatnya bagi kampung halaman.
Gambaran mudik pada peristiwa Fathu Mekkah memang terasa sangat mirip dengan kondisi mudik lebaran di jaman sekarang, semoga perjalanan yang bermakna ini berjalan dengan lancar serta mempererat tali silaturahmi sanak saudara di kampung halaman. Semoga Bermanfaat.