Tetap Berpikir Positif, Biar Puasa Tetap Aktif!
Ga' terasa 25 hari lagi kita bakal lebaran ya? Ah ga usah dijawab deh, ini pertanyaan basa-basi saja, hiburan lah biar sisa puasa di Ramadhan tahun ini bisa tetap lanjut sampai hari Lebaran nanti, dengan riang gembira!
Nah terus, Ramadhan dan seluruh aktivitasnya, pasti kita yakini akan membawa dampak positifkan lahir dan batin? Yang terpenting adalah dampak positif secara lahir yakni kesehatan.
Dan jangan kuatir, akan banyak sekali informasi di mana saja, yang memberikan solusi tentang pantangan yang boleh atau tidak bagi kita yang kebetulan mengidap suatu penyakit dalam melaksanakan puasanya. Terutama informasi dan advise dari dokter terkait, lewat gadget malah.
Namun jika berbicara tentang kendala saya berpuasa, di usia yang tidak belia lagi, ya bisa saja, penyakit ringan sering menghinggapi. Terutama penyakit lapar di kala siang hari. Lho kok? Iya lapar yang bisa membuat tubuh menjadi lemas. Namun tenang waktu berbuka bisa menjadi obat pemulihnya kok! Hiks
Tapi tentu saja tergantung lagi, menu buka puasanya dengan menu apa? Tentu menu buka dan makan sahur yang tidak seperti waktu muda dahulu.
Bercerita sedikit, menginjak usia kepala empat ini –jadi maluk ah- menu berbuka dan sahur saya agak diatur dalam mencegah permasalahan pada tubuh renta saya. Dikhawatirkan ketika asupan makanan yang tidak terkontrol masuk ke dalam perut, apalagi makanan yang enak terus berkolestrol. Ampun dah!
Sehingga perlu diatur sedikit lah, soal volume makanan itu, bukan lantas berarti dibatasi sih. Anjuran saya bagi kita yang seusia mau kepala empat kayak saya, gampang saja makanlah sewajarnya saja ketika berbuka dan makan sahur, cukup-cukup saja lah porsinya!
Puasa aktif, tanpa penyakit, bisa?
Dalam perjalanan Ramadhan kali ini, saya merasakan perbedaan yang cukup nyata dari Ramadhan kemarin eh. Dimana waktu luang yang banyak di rumah, memanjakan saya untuk berbaring saja di atas kasur.
Ah, tidak ada yang salah kok, silahkan saja tiduran, kan pahala! Ya paling imbasnya juga perut akan terasa tetap buncit kan? Namun jika mengingat perut buncit, bakal menjadi pelecut buat saya pribadi, untuk sedikit menggerakaan badan saya, setelah waktu ashar menjelang buka puasa.
Sederhana saja berjoging dan sit up dengan santuy, jika lelah ya sudah tiada target khusus lah, harus berapa kali. Di masa-masa umur yang menua ini, di kala berpuasa saya merasa sendi akan sekali nyeri dan telapak tangan dan kaki sering kali kesemutan kan?
Utamanya ketika berlama-lama duduk atau tiduran pas lockdown di rumah begini? Ayok ngaku aja yang sama-sama tua, yang mau kepala empat!
Nah tentu saja, hal ini membuat kita harus rajin mengkonsumsi vitamin B, dan juga buah-buahan, ikan, dan sayuran serta banyak mengkonsumsi air putih ketika berbuka dan utamanya makan sahur.
Nah untuk vitamin B banyak sekali tersedia di Apotek, bisa lekas kita beli dan konsumsi dengan teratur sih. Ini resep awam saya, yang saya gunakan untuk meredam gejala itu, ketika berpuasa dengan kondisi menua –ahai- dan ya Alhamdulilah, It works!
Resep utama, berfikir positif itu penting!!
Di rumah saja tentu, membuat puasa serasa tidak ada tantangannya kan? Setelah makan sahur, waktu hanya digunakan menunggu waktu berbuka begitu saja seterusnya.
Ah tapi ya maaf jika kondisi ini tidak berlaku buat kalian ya. Namun suer, selama di rumah saja, puasa saya relatif lebih mudah dalam hal menjaga lapar dan minum berpuasa saja sih. Disukurin saja deh kalau begitu!
Namun dibalik itu, ada ancaman lain yang bisa membuat puasa jauh lebih berat ketimbang nyeri sendi atau kebas yang saya ceritakan barusan. Dia adalah menjaga pikiran positif kita tetap jernih!
Coba saja kita review, selama di rumah saja, waktu yang banyak kita hamburkan bisa saja bermanja selalu dengan gawai kita dan berinteraksi dengan medsos. Ketika berhadapan dengan medsos, banyak sekali status atau berita yang membut hati kita panas kan, mungkin karena kita tidak suka saja?
Ya lagi lagi, soal membaca provokasi atau hal yang kita tak setujui terus baper. Padahal lho cuman status atau berita yang baru diduga, yang belum pasti kebenarannya.
Sehingga kadang, otomatis membuat kita berpikir macam-macam sajalah. Sebut saja soal kemunculan nasi anjing, yang menjadi komoditas viral medsos kan saat ini kan?
Dan anehnya nasi anjing ini dibagikan untuk takjil. Kok bisa sebutan nasi anjing disatukan dengan aroma Ramdhan yang awamnya alergi terhadap istilah itu.
Sebenarnya jika dibuka nasinya ya biasa-biasa saja, namun ya lagi-lagi aroma provokasi ini, tidak bisa menjamin sesorang untuk lekas berbaik sangka-kan? Dan jika disikapin dengan bijak, ya mungkin itu brand supaya dagangannya berupa nasi tadi lekas terkenal, atau memang provokasi? –allaaahh-
Namun lagi-lagi ketika emosi kita tersulut, saya atau kamu yang renta usia, tanpa disadari bakal rentan lagi terkena penyakit lho, ya karena pikiran jelek tadi kan? Belum lagi terlibat unfren atas sharingan berita teman kita yang kita tidak sukai, nambah lagi penderitaannya kan, kurang satu teman deh!
Nah, akan banyak hal negatif atau penyakit bahkan yang sebenarnya datang dari hati dan prasangka jelek ini sih, menurut saya. So, menjaga hati dalam berprasangka apa saja tentang hal yang kita dengar, rasakan dan lihat itu penting.
Tentu saja harus bisa kita kelola, biar tidak mengganggu puasa kita, utamanya mengelola iman dan imun tubuh kita.
Obatnya ya tentu saja, menyelingi dengan melakukan ibadah yang bermutu lainnya. Ketimbang bermedsos dan berchatting grup yang mengupas hal yang tidak jelas. Mending tidur sajalah lagi kan bisa berpahala kan? Dan membuat puasa kita bertambah ringan menuju ke waktu berbuka.
Nah, artinya, ya jangan lupa, biar asik di rumah aja, dan tetap aktif berpuasa, tentu kita harus tetap aktif jua untuk berolahraga ya, dan menjaga pola makan kita secara sewajarnya dan mengkonsumsi makanan bergizi.
Dan anuu jangan lupa beribadah, mumpung di rumah saja, dan memanjakan hati kita untuk tetap berprasangka positif ya! Catet deh!
Berada di rumah ada dengan kendala dan solusi ecek-ecek yang saya rasakan di atas, tentu saja menjadi rasa baru berpuasa seharian full di rumah saja. Sebagai ikhtiar tulus kita untuk melawan pandemi Covid-19 ini kan? Terlebih bahayanya buat diri kita yang tidak belia lagi tentu sangat fatal, dan tentu orang lain di sekitar kita deh. Aamin ya..
Stay safe di rumah saja ya, untuk kesehatan dan ibadah Ramadhan kita yang produktif!