Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.
Empat Alasan Pelajar Perlu Meneladani Sifat Rasulullah
Dua tahun lamanya para pelajar terlena dalam dunia maya. Pembelajaran yang dilakukan secara daring akibat pandemi sempat mengacak-acak tatanan yang semula telah terpola.
Memang tidak mudah untuk menghadapi perubahan. Namun, orang yang tidak berani menghadapi dan mengikuti perubahan, pasti akan tertinggal. Bukankan lebih baik berjalan pelan dan akhirnya sampai ke tujuan, daripada hanya berdiam melihat keadaan?
Rupanya, tanpa disadari zona nyaman telah terbentuk di saat pandemi. Duduk diam di rumah saja dan yang penting mengerjakan tugas maupun pemetikan nilai (ulangan) dari sekolah. Sebagian pelajar masih mempertahankan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kejujuran. Namun, berapa persenkah pelajar yang masih mempertahankan nilai-nilai seperti ini selama pandemi?
Menilik sifat Rasulullah, seorang pelajar sangat perlu meneladaninya jika ingin menjadi pribadi yang berguna. Ada empat alasan bagi seorang pelajar untuk dapat meneladani empat sifat yang dimiliki Rasulullah, yaitu:
1. Shidiq
Shidiq mengacu pada kejujuran. Bagi seorang pelajar, kejujuran adalah fondasi membangun masa depan. Apa jadinya jika selama dua tahun ini nilai yang diperoleh dikerjakan atas dasar kebohongan?
Pembelajaran secara daring terbuka luas untuk mendapatkan sumber jawaban dari mana pun. Kecanggihan teknologi mempermudah seorang pelajar mencari jawaban saat pemetikan nilai terjadi. Mau mencari jawaban dengan mesin pencari, melakukan komunikasi dengan teman, atau bertanya langsung kepada orang yang ada di rumah. Itu adalah pilihan hidup dan pastinya memengaruhi masa depan.
Kejujuran memegang peranan penting bagi keberhasilan. Sangat disayangkan jika nilai yang tercipta dibangun atas dasar kecurangan. Seperti halnya bangunan yang tampak mewah, tetapi tidak memiliki fondasi yang kuat. Lambat laun, bangunan tersebut juga akan roboh.
Kejujuran ini merupakan integritas diri. Pelajar yang masih menjunjung kejujuran tidak akan pernah takut menghadapi perubahan. Seperti halnya perubahan dari pembelajaran daring kembali ke pembelajaran luring sesuai yang tertuang dalam SKB (Surat Keputusan Bersama) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 membuat aturan yang mengizinkan PTM 100 persen di sekolah.
2. Amanah
Amanah mengacu pada kepercayaan yang diberikan. Bagi seorang pelajar, hal ini merupakan latihan hidup. Mulai dari latihan menjadi pemimpin (ketua kelas, ketua OSIS, ketua regu Pramuka, dll).
Seorang yang mendapat amanah dan menjalankan dengan tanggung jawab akan mendapatkan kepercayaan dari banyak orang. Sekali saja melakukan cela, sangat sulit mengembalikan kepercayaaan.
Mendapatkan kepercayaan itu lebih mudah daripada merawat kepercayaan. Bagi seorang pelajar, jiwa muda seringkali bergejolak dan ingin mencoba hal-hal baru. Hal ini bisa menjadi celah untuk merobohkan benteng kepercayaan dari orang lain.
Seorang pelajar perlu menjaga amanah agar senantiasa mendapat kepercayaan dan dimudahkan dalam segala urusan, khususnya mempersiapkan masa depan.
3. Fathonah
Fathonah mengacu pada kecerdasan. Seorang pelajar identik dengan kecerdasan dan kemampuannya dalam menimba ilmu.
Kecerdasan yang dimiliki seorang pelajar tidak hanya mengacu pada angka yang diperoleh dari pemetikan nilai. Setiap orang bisa memiliki kecerdasan majemuk: IQ (Intelligent Quotient), EQ (emotional Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient). Ketiga hal ini sangat berperan untuk membentuk karakter dan kesuksesan masa depan.
Di dalam pembelajaran, seorang pelajar dapat terlihat jenis kecerdasan yang dimilikinya. Kecerdasan ini meliputi kecerdasan linguistik, logika-matematika, kinestetik, spasial, musikal, naturalis, eksistensial, interpersonal, dan intrapersonal.
Pembelajaran era kini memberikan kesempatan pada setiap pelajar untuk mengembangkan kemampuan berdasarkan kecerdasan yang dimilikinya.
Menjadi pelajar yang cerdas adalah dambaan setiap orang tua. Segala jerih lelah dan pengorbanan orang tua untuk anaknya sangat berarti saat melihat kesuksesan yang diraih seorang anak. Pastinya, para pelajar ingin meraih cita-cita bukan?
4. Tabligh
Tabligh mengacu pada sikap berbagi. Rasul mendapat wahyu dari Allah SWT yang nantinya akan diberitahukan ke kaumnya. Rasul selalu memberitahu wahyu Allah SWT dengan detail dan tepat.
Seorang pelajar dituntut untuk memiliki kebermaknaan dalam hidup. Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, hendaknya mau membantu orang lain juga dengan kelebihan yang dimilikinya. Sikap ini dapat dilatih melalu belajar bersama, diskusi kelompok, dan pertemanan.
Ibarat sebuah teko berisi air, akan sangat bermanfaat jika airnya dituangkan ke gelas-gelas agar dapat diminum. Namun, jika isi air dalam teko dibiarkan, lambat laun akan tercium aroma yang tidak sedap dan air di dalam teko menjadi tidak berguna.
Seorang yang mau berbagi, akan mudah mendapatkan teman dan memiliki ruang kebaikan di hati teman-temannya. Pastinya, pelajar seperti ini akan senantiasa dikenang dan bisa menjadi penunjang keberhasilan masa depan.
Demikian empat sifat Rasulullah dan alasan bagi pelajar untuk meneladaninya. Mohon maaf jika ada kekurangan dalam penulisan ulasan ini.