Pengajar dan penulis materi pengajaran Bahasa Inggris di LIA. A published author under a pseudonym.
Mengapa Puasa Ramadhan Hanya Sebulan Lamanya?
Sebuah pertanyaan bodoh untuk ditanyakan karena tentu saja namanya juga puasa Ramadhan, di mana Ramadhan adalah satu nama bulan dalam kalendar Arab. Jadi tentu saja panjangnya ibadah puasa Ramadhan adalah sepanjang bulan itu berjalan.
Namun kalau Anda bertanya pada saya, saya ingin puasa Ramadhan itu berlangsung lebih panjang, kalau perlu bulan itu tidak pernah berakhir. Dan mungkin saya tidak sendiri memiliki perasaan seperti itu. Terus terang saja, bagi saya, puasa Ramadhan jauh lebih saya rindukan daripada Hari Raya Idul Fitri.
Tentu saja akan ada yang mengingatkan bahwa ibadah puasa dalam agama Islam tidak hanya dilaksanakan dalam bulan Ramadhan. Menurut hukumnya ada 2 jenis ibadah puasa dalam agama Islam, yaitu puasa wajib dan puasa sunnah.
Jenis-jenis puasa wajib adalah:
a. Puasa wajib Ramadhan
b. Puasa yang disebabkan karena bernazar
c. Puasa denda atau kafarat
d. Puasa ganti atau qadha
Sedangkan jenis-jenis puasa sunnah adalah:
a. Puasa Senin Kamis tiap minggu
b. Puasa sunnah enam hari yang dilaksanakan pada bulan Syawal, kecuali saat hari raya Idul Fitri.
c. Puasa sunnah arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji.
d. Puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji.
e. Puasa Daud atau sehari puasa besoknya tidak, yang dilaksanakan untuk meneladani puasa miliki Nabi Daud.
f. Puasa Tasu'a pada tanggal 9 Muharram.
g. Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.
h. Puasa Yaumul Bidh, sekitar tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan.
i. Puasa Nisfu Sya'ban dilaksanakan pada pertengahan bulan Sya'ban.
j. Puasa Asyhurul Hurum yang dilakukan pada bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan bulan Rajab.
Tanpa mengecilkan arti ibadah puasa yang lain, penulis merasakan bahwa melaksanakan puasa di bulan Ramadhan ada situasi yang berbeda karena puasa itu dilaksanakan oleh seluruh umat muslim yang dapat melakukannya.
Pada saat itu sangat terasa suasana kebersamaan mulai dari saat melaksanakan makan sahur, menjalankan ibadah sepanjang hari selama berpuasa terutama di sekolah dan kampus-kampus, sampai saat berbuka. Umat muslim bersama-sama berbuka puasa saat adzan Maghrib berkumandang.
Penulis merasakan suasana yang syahdu saat itu sebelum pandemi melanda. Ketika tiba saat berbuka dan kebetulan masih di perjalanan pulang dari kantor menyaksikan orang-orang di pinggir jalan bersama-sama berhenti sejenak untuk berbuka. Membeli makanan dan minuman sekadarnya dari warung-warung dan penjual makanan kecil yang selalu menjamur saat bulan puasa.
Kemudian tiba di rumah, berkumpul bersama keluarga untuk berbuka. Sederhana saja, sambil menyaksikan acara-acara berbau keagamaan di televisi untuk kemudian melaksanakan sholat maghrib, isya, dan tarawih.
Atmosfir seperti itu tidak akan ada di bulan-bulan yang lain, dan itulah yang akan selalu dirindukan penulis. Suasana yang sangat cepat berlalu karena bulan Ramadhan selalu terasa sangat singkat. Seandainya saja bulan ini bisa lebih panjang.
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.