Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024).
Diet Sampah Saat Ramadan
“Bu, takjilnya tak perlu dibungkus. Tolong masukkan saja ke kotak bekal ini,” pinta Tia sembari menyodorkan nampan berisi lemper, kue cucur, serabi oncom, talam ubi, dan kue lumpur. Setelah memasukkan kotak bekal berisi takjil tersebut ke dalam tote bag-nya yang bercorak batik Yogya, ia pun celingukan. Barisan tenda berwarna hijau muda tersebut menyajikan berbagai takjil yang begitu menggoda. Dari takjil tradisional seperti beraneka jajan pasar hingga takjil kekinian seperti donat bomboloni, mochi isi krim stroberi, lumpia cokelat lumer, dll. Setelah puas berkeliling, akhirnya ia melangkahkan kakinya ke gerobak yang berada di sebelah stand batagor Bandung.
Cukup laku juga penjual es cingcau ini. Tia harus mengantri sekitar 15 menit.
“Mau beli varian original atau durian?” tanya si penjual es cingcau.
“Original saja. Tolong masukkan es cingcau ke dalam tumbler ini saja!” ujar Tia sembari menyodorkan tumbler stainless steel kesayangannya. Ia menoleh karena bahunya ditepuk seseorang dari belakang.
“Wah, sungguh berbeda ya jika aktivis lingkungan sedang War Takjil. Beli es cingcau juga pakai tumbler. Diet sampah memang sangat baik, apalagi saat bulan Ramadan yang penuh berkah,” puji Dimas, senior Tia di Kampus Damar.
Tia tertawa kecil. “Nabung pahala, Kak. Allah Swt memerintahkan kita untuk mencintai alam semesta. Diet sampah bermanfaat untuk mengatasi pemanasan global. Selain menggunakan kotak bekal, tumbler, dan tote bag saat War Takjil, aku melakukan beberapa hal sederhana untuk mengurangi sampah.”
“Misalnya?”
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025