sisca wiryawan
sisca wiryawan Freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024).

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Diet Sampah Saat Ramadan

14 Maret 2025   00:30 Diperbarui: 14 Maret 2025   10:40 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diet Sampah Saat Ramadan
Recycle pot. Sumber gambar: dokumen Miguel Angel gil Tesa.

 

            “Sisa sayuran dari bahan masakan sahur dan berbuka puasa, kulit buah, dan sampah dedaunan di halaman kost-an langsung kukubur di tanah dekat akar pohon cempedak. Jadi, pupuk kompos untuk pohon cempedak tersebut. Atau, bahan-bahan tersebut kukumpulkan dalam sebuah gentong berkeran, kuberi zat pengurai, dan taraaa... setelah 3-4 minggu jadilah pupuk kompos dan pupuk cair.”

            “Mantap! Walaupun aktif di organisasi kampus, kau menyempatkan diri untuk membuat pupuk kompos. Memang pohon buah itu paling subur jika diberi pupuk kompos yang terbuat dari dedaunan pohon buah itu sendiri. Hasil buahnya pasti ranum.”

Recycle bohlam. Sumber gambar: pixabay.
Recycle bohlam. Sumber gambar: pixabay.

            Tia tersenyum manis. “Aku berusaha menerapkan gaya hidup diet sampah. Ternyata teman-teman kost-anku antusias. Kami memotong galon air yang tidak bisa di-recycle. Kemudian, memanfaatkannya sebagai pot tanaman sayur. Selain galon air, kami juga memanfaatkan bohlam bekas, kaleng bekas, botol air mineral sebagai pot tanaman. Bahkan, batok kelapa. Kadang-kadang ada anak kost-an yang membeli air kelapa bersama batoknya."

            "Kreatif sekali. Tapi, pemilik kost-an tak melarang kalian bercocok tanam?"

            Tia menggelengkan kepala. "Bu Hayu, pemilik kost-an, malah senang karena halaman kost-an tampak lebih asri. Pot tanaman Bu Hayu yang pecah kami atur agar tampak artistik."

Recycle pot. Sumber gambar: dokumen Miguel Angel gil Tesa.
Recycle pot. Sumber gambar: dokumen Miguel Angel gil Tesa.

            "Diet sampah apa lagi yang kalian lakukan?"

            "Ternyata kami ini terlampau konsumtif. Banyak barang bekas yang tak terpakai. Kaus-kaus usang yang tak terpakai kami jahit menjadi keset dan serbet dapur. Sampah kertas, majalah-majalah lama, dan barang-barang bekas yang tak terpakai kami kumpulkan dan jual ke tukang loak keliling. Hasilnya, kami sumbangkan ke Masjid dekat kost-an.”

            Dimas bersiul. “Hebat juga usaha kalian untuk diet sampah. Jangan-jangan kau juga nanti memakai baju Ramadan dari serat daun pisang?” ujar Dimas sembari mengedipkan mata kanannya dan melontarkan senyum menggoda yang berbahaya bagi keamanan hati para perempuan, dari balita hingga nenek. Buktinya, emak-emak bermake-up menor yang melewati mereka berdua, tak bisa mengalihkan pandangannya dari Dimas hingga menabrak tiang listrik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

14 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Diet Sampah Saat Ramadan
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 12 
15 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 2
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 13
16 Mar 2025
Agar Bukber Lebih Bermakna
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 14
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun