sisca wiryawan
sisca wiryawan Freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024).

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Diet Sampah Saat Ramadan

14 Maret 2025   00:30 Diperbarui: 14 Maret 2025   10:40 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diet Sampah Saat Ramadan
Recycle pot. Sumber gambar: dokumen Miguel Angel gil Tesa.

            “Bu, takjilnya tak perlu dibungkus. Tolong masukkan saja ke kotak bekal ini,” pinta Tia sembari menyodorkan nampan berisi lemper, kue cucur, serabi oncom, talam ubi, dan kue lumpur. Setelah memasukkan kotak bekal berisi takjil tersebut ke dalam tote bag-nya yang bercorak batik Yogya, ia pun celingukan. Barisan tenda berwarna hijau muda tersebut menyajikan berbagai takjil yang begitu menggoda. Dari takjil tradisional seperti beraneka jajan pasar hingga takjil kekinian seperti donat bomboloni, mochi isi krim stroberi, lumpia cokelat lumer, dll. Setelah puas berkeliling, akhirnya ia melangkahkan kakinya ke gerobak yang berada di sebelah stand batagor Bandung.

Kotak bekal. Sumber gambar: pixabay.
Kotak bekal. Sumber gambar: pixabay.

            Cukup laku juga penjual es cingcau ini. Tia harus mengantri sekitar 15 menit.

            “Mau beli varian original atau durian?” tanya si penjual es cingcau.

            “Original saja. Tolong masukkan es cingcau ke dalam tumbler ini saja!” ujar Tia sembari menyodorkan tumbler stainless steel kesayangannya. Ia menoleh karena bahunya ditepuk seseorang dari belakang.

Tumbler. Sumber gambar: pixabay.
Tumbler. Sumber gambar: pixabay.

            “Wah, sungguh berbeda ya jika aktivis lingkungan sedang War Takjil. Beli es cingcau juga pakai tumbler. Diet sampah memang sangat baik, apalagi saat bulan Ramadan yang penuh berkah,” puji Dimas, senior Tia di Kampus Damar.

            Tia tertawa kecil. “Nabung pahala, Kak. Allah Swt memerintahkan kita untuk mencintai alam semesta. Diet sampah bermanfaat untuk mengatasi pemanasan global. Selain menggunakan kotak bekal, tumbler, dan tote bag saat War Takjil, aku melakukan beberapa hal sederhana untuk mengurangi sampah.”

            “Misalnya?”

Pohon cempedak yang diberi pupuk kompos dari sampah daun cempedak. Sumber gambar: dokumen pribadi.
Pohon cempedak yang diberi pupuk kompos dari sampah daun cempedak. Sumber gambar: dokumen pribadi.

 

            “Sisa sayuran dari bahan masakan sahur dan berbuka puasa, kulit buah, dan sampah dedaunan di halaman kost-an langsung kukubur di tanah dekat akar pohon cempedak. Jadi, pupuk kompos untuk pohon cempedak tersebut. Atau, bahan-bahan tersebut kukumpulkan dalam sebuah gentong berkeran, kuberi zat pengurai, dan taraaa... setelah 3-4 minggu jadilah pupuk kompos dan pupuk cair.”

            “Mantap! Walaupun aktif di organisasi kampus, kau menyempatkan diri untuk membuat pupuk kompos. Memang pohon buah itu paling subur jika diberi pupuk kompos yang terbuat dari dedaunan pohon buah itu sendiri. Hasil buahnya pasti ranum.”

Recycle bohlam. Sumber gambar: pixabay.
Recycle bohlam. Sumber gambar: pixabay.

            Tia tersenyum manis. “Aku berusaha menerapkan gaya hidup diet sampah. Ternyata teman-teman kost-anku antusias. Kami memotong galon air yang tidak bisa di-recycle. Kemudian, memanfaatkannya sebagai pot tanaman sayur. Selain galon air, kami juga memanfaatkan bohlam bekas, kaleng bekas, botol air mineral sebagai pot tanaman. Bahkan, batok kelapa. Kadang-kadang ada anak kost-an yang membeli air kelapa bersama batoknya."

            "Kreatif sekali. Tapi, pemilik kost-an tak melarang kalian bercocok tanam?"

            Tia menggelengkan kepala. "Bu Hayu, pemilik kost-an, malah senang karena halaman kost-an tampak lebih asri. Pot tanaman Bu Hayu yang pecah kami atur agar tampak artistik."

Recycle pot. Sumber gambar: dokumen Miguel Angel gil Tesa.
Recycle pot. Sumber gambar: dokumen Miguel Angel gil Tesa.

            "Diet sampah apa lagi yang kalian lakukan?"

            "Ternyata kami ini terlampau konsumtif. Banyak barang bekas yang tak terpakai. Kaus-kaus usang yang tak terpakai kami jahit menjadi keset dan serbet dapur. Sampah kertas, majalah-majalah lama, dan barang-barang bekas yang tak terpakai kami kumpulkan dan jual ke tukang loak keliling. Hasilnya, kami sumbangkan ke Masjid dekat kost-an.”

            Dimas bersiul. “Hebat juga usaha kalian untuk diet sampah. Jangan-jangan kau juga nanti memakai baju Ramadan dari serat daun pisang?” ujar Dimas sembari mengedipkan mata kanannya dan melontarkan senyum menggoda yang berbahaya bagi keamanan hati para perempuan, dari balita hingga nenek. Buktinya, emak-emak bermake-up menor yang melewati mereka berdua, tak bisa mengalihkan pandangannya dari Dimas hingga menabrak tiang listrik.

            Tanpa tersinggung, Tia menyeringai. Semua anggota Klub Gerakan Hijau memang akrab dengan Dimas Andara, senior jurusan Kehutanan yang wajah dan karakternya semanis madu hutan. “Boleh juga idenya. Tolong Kakak belikan aku satu setel ya karena bahan baju ramah lingkungan cukup mahal. Atau, Kakak buatkan aku saja bahan ramah lingkungan tersebut. Kan Kakak mengambil mata kuliah pendalaman proses industri hasil hutan. Sementara aku mengambil mata kuliah GPS.”

            Dimas menepuk dahinya. Ia mendecakkan lidahnya persis cicak kalah perang, “Kalah set aku melawanmu.” Ia melirik tote bag Tia yang tampak penuh. “Takjil yang kau beli banyak juga. Memangnya sanggup kau habiskan sendiri?”

            “Kakak mau? Aku beli takjil berlebih sekalian untuk teman kost-an. Masih cukup juga untuk Kakak.”

            “Aku kan bisa beli sendiri,” gumam Dimas sembari melirik jam tangannya. Baru pukul 3 sore. “Berarti kau sendirian?”

            Tia menganggukkan kepala. “Mengapa?”

            “Temani aku jalan. Aku belum membeli takjil apa pun. Rasanya tak enak berjalan sendirian di keramaian ini."

            “Tapi aku sudah selesai berbelanja takjil,” ujar Tia polos. Gadis bertubuh jangkung tersebut  tak memahami maksud Dimas yang ingin pedekate. Ia hanya ingin sesegera mungkin pulang ke kost-annya dan menonton acara Festival Musik Ramadan.

            “Kebetulan di ujung jalan ini ada bioskop. Nanti kutraktir nonton film. Mumpung masih ada tempo.”

            Ekspresi wajah Tia tampak ragu. “Es cingcauku nanti meleleh.”

            “Alasan macam apa itu? Tumbler-mu kan dirancang agar minuman tetap dingin.”

            “Tapi, aku khawatir Kak Imas marah jika aku jalan dengan Kakak.”

            Dimas menghela napas. “Apa hubungannya Imas denganku? Kami hanya teman sekelas di kampus dan kebetulan ia sekertarisku di Himpunan Mahasiswa Kehutanan.”

Kebab. Sumber gambar: pixabay.
Kebab. Sumber gambar: pixabay.

            Karena Tia masih bergeming, Dimas pun segera menarik ujung bawah jaket Tia. “Ayo cepat! Waktu kita tak banyak. Aku hanya ingin membeli kebab dan jus alpukat. Lalu, kita ngabuburit. Menonton film bertema Ramadan.”

            “Kak, selesai nonton film, aku pasti sulit mendapatkan ojek online. Menjelang waktu berbuka puasa.”

            Dimas menghela napas. Ternyata perlu kesabaran ekstra untuk pendekatan dengan gadis lugu yang menarik hatinya ini. “Tia aku pasti akan bertanggungjawab mengantarmu pulang dengan selamat. Atau, kita berbuka puasa dulu baru aku mengantarmu pulang. Puas?”

            Tia menyeringai dan mengacungkan jempol kanannya. Ia baru tersadar, “Lalu bagaimana dengan takjil yang hendak kubagikan pada teman-teman kost-an jika aku berbuka puasa dengan Kakak? Aku sudah berjanji membawakan mereka takjil.”

            “Kau kan bisa mengirim pesan WhatsApp ke mereka bahwa kau tiba-tiba ada urusan mendadak dengan senior kampusmu.”

            “Mereka pasti kecewa aku datang terlambat. Selain itu, bagaimana jika takjil ini basi? Jadi, food waste (makanan yang terbuang sia-sia)... ”

            “Tia, kekhawatiran-kekhawatiranmu sungguh membuat kepalaku pening. Kita lihat saja nanti. Jika sempat, maka kita berbuka puasa di kost-anmu. Jika tak sempat, maka akan kutraktir teman-teman kost-anmu dengan martabak keju agar tak marah padamu. Sementara takjil yang kau beli itu kita berikan saja pada tukang becak atau ojek secara random sehingga tak akan keburu basi.  Tak akan food waste. Bagaimana? Puas?”

            Tia memamerkan senyum lesung pipitnya hingga jantung Dimas berdetak kencang. Tiba-tiba Dimas teringat bahwa ia sedang berpuasa, tapi malah pedekate dengan sang gadis pujaan. Tapi bukan Dimas, jika tak memiliki sejuta akal. Ia pun membela diri. Ya Allah, maafkan hamba yang tak segera pulang setelah War Takjil. Bukannya melafalkan ayat-ayat suci, tapi malah nonton di bioskop dengan Tia. Hamba yakin ia rusuk Hamba yang hilang. Tapi hamba mengagumi dan mencintai Tia, ciptaan-Mu yang sempurna, ya Allah. Bukankah mencintai ciptaan-Mu berarti juga perwujudan cinta pada-Mu? Hamba juga berusaha membantu diet sampah Tia yang berarti mencintai alam yang merupakan ciptaan-Mu. Please, jangan cabut pahala Hamba berpuasa hari ini. Terimakasih banyak, Ya Allah, atas pengertianmu. Aamiin Ya Robbal Alamin.

            Malaikat yang mendampingi Allah Swt pun mendengus, “Oy, nggak gitu juga kaleee! Pembelaan diri macam apa itu?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

14 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Diet Sampah Saat Ramadan
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 12 
15 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 2
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 13
16 Mar 2025
Agar Bukber Lebih Bermakna
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 14
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun