Siti Khusnul Khotimah
Siti Khusnul Khotimah Mahasiswa

Penulis buku A Good Change: sebuah penerapan filosofi Kaizen bagi yang sedang berada di titik terendah. Menulis seputar Self-Improvement, Growth Mindset, dan Tips Penunjang Karir. Yuk berkawan di IG dan TT @sitikus.nl ✨ Salam Bertumbuh 🌻🔥

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tips Mengatasi Ajang Pamer saat Bukber

14 Maret 2024   16:57 Diperbarui: 14 Maret 2024   16:58 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips Mengatasi Ajang Pamer saat Bukber
Ilustrasi pembayaran menggunakan kartu kredit (sumber: pexel.com/photomix-company)

Fenomena semacam ini yang membuat acara bukber menjelma bak ajang pencitraan dan pencarian bakat. Setiap orang merasa dituntut untuk menampilkan citra diri yang terbaik sambil berusaha menyembunyikan dirinya yang sejati. Makanya, gak heran kalau sebagian dari kita mendadak mager ke acara bukber dengan alasan yang hampir serupa. 

Yah, walaupun momen bukber cuma setahun sekali. Tapi, siapa sih yang mau dibanding-bandingkan hidupnya dengan mereka yang sudah wah

Sejujurnya tidak masalah jika penampilan mewah yang ditunjukkan sepadan dengan gajinya sebulan. Masalahnya, gara-gara momen bukber ini orang mulai konsumtif dan bergaya elit. Padahal untuk bayar menu makan yang dipesan aja sulitnya bukan main! 

Selain tampilan luar, orang juga gak nyaman ditanyain perihal privasi yang memang gak diceritakannya. Misalnya, kita mati-matian gak ngomongin progres kuliah karena kesulitan menyelesaikan skripsi. Ehh pas bukber teman kita menyentil dengan pertanyaan "Kapan lulus?". Hmm, pasti rasanya kesal bukan main.

Baca Juga: Demi Masa: Sesungguhnya Kita Berpacu dengan Waktu

Saking muaknya mendengar pertanyaan "kapan" dan "kapan" dari orang yang gak menemani "ups" dan "down" kita, yang akhirnya membuat kita berpikir untuk gak menemui mereka sama sekali. Buat apa menyambung silaturahmi yang malah memberikan sakit di hati? 

Anehnya, perilaku orang saat bukber mendadak bersikap "sok akrab" sehingga merasa berhak menilai kehidupan orang lain dari kacamatanya. Hal inilah yang membuat momen kebersamaan buka puasa menjadi acara yang canggung dan penuh kasak-kusuk. 

Tapiii, no worries!! 

Jangan hanya karena perilaku buruk orang lain, kamu memutus silaturahmi dengan temanmu yang lain. Tetaplah percaya diri dan yakin, sekalipun kondisimu tidak lebih baik dari zaman sekolah. 

Aku punya tips biar kamu gak mati gaya apalagi mati kutu di acara bukber. Kamu bisa mulai dengan menetapkan batasan (setting boundaries) dari orang-orang yang menurutmu toxic. Cara menetapkan batasan dari toxic people yang bisa kamu coba:

1. Cobalah berkata "TIDAK" (Try to saying NO)

Jangan berkecil hati dengan kondisimu saat ini. Yang kamu perlukan untuk menghadiri bukber adalah kepercayaan diri terhadap pencapaian dalam hidupmu. Kalau ada orang yang mencoba berkomentar atau memberikan pandangan yang subyektif, padahal kamu gak minta saran, cobalah berkata "TIDAK". 

Baca Juga: Kembali Tidur Setelah Sahur: Rugi Dong?

Ini bentuk penegasan yang kamu buat untuk melindungi harga dirimu. Katakan dengan sopan saat seseorang seenaknya mengatur kamu harus berbuat apa dalam hidupmu sendiri. Kalau kamu sudah punya tujuan hidup yang kamu yakini, ngapain mengiyakan saran dari orang lain yang gak relevan?

2. Jangan ceritakan tentang dirimu terlalu banyak (Don't explain yourself too much)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun