Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Guru

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ikhtiar, Berdoa dan Tawakkal, Cara Hadapi Pandemi Corona

17 Mei 2020   12:11 Diperbarui: 17 Mei 2020   12:15 2044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikhtiar, Berdoa dan Tawakkal, Cara Hadapi Pandemi Corona
Sumber gambar: kronika.id | minimalisir virus corona

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam sejahtera bagi kita semua.

Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan nikmat, taufik dan hidayahNya, karena sampai saat ini kita masih diberi umur yang panjang, semoga di sisa umur ini, kita selalu dalam ketaatan kepada Allah dan Rasulnya.

Sahabat kompasiana yang berbahagia.

Pandemi Corona belum reda, malah kian menyebar ke mana-mana. Meskipun banyak yang bisa disembuhkan namun pedih rasanya. saat membaca berita yang menyampaikan bahwa orang yang meninggal akibat Virus Coronapun tidak sedikit.

Di samping belum ditemukan vaksin untuk penyakit ini, perilaku masyarakat yang bandel tak patuhi himbauan pemangku kebijakan adalah salah satu penyebab virus sulit dihentikan.

Pemerintah telah menghimbau dengan pemberlakuan social distancing, physical distancing, PSBB dan serangkaian protokol kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona.

MUI (Majlis Ulama' Indonesia) juga menegaskan untuk melakukan kegiatan keagamaan hanya di rumah saja, termasuk shalat jum'at, shalat fardu, shalat tarawih dan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa.

Namun tetap saja masih banyak dari masyarakat yang bandel dan tak mengindahkan himbaun tersebut.

Padahal sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an dalam Surat An-Nisa' ayat 59 berikut ini:

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa': 59)

Dalam ayat ini berisi perintah untuk taat pada Allah dan Rasul-Nya serta ulil amri kita.

Taat kepada Allah kiranya sudah tak perlu dijelaskan lagi. Dengan kita melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya, berarti sudah dalam kategori taat pada Allah.

Sedangkan pengertian taat pada Rasul, bagi orang yang beriman, taat pada rasul adalah sebuah kewajiban, seperti taat kepada Allah. Taat kepada rasul berarti menjalankan semua ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad sebagai rasul atau utusan Allah.

Sedangkan Ulama', para kyai, dai dan orang yang mumpuni dalam ilmu agama adalah pewaris Rasul, atau yang meneruskan ajaran rasul. Maka jelaslah bahwa taat pada ulama' adalah kewajiban.

Kemudian apa yang dimaksud ulil amri dalam ayat ini  adalah penguasa atau pemerintah.

Kalau yang dimaksudkan ulil amri adalah penguasa, maka perintah mereka memang wajib ditaati selama bukan dalam perkara maksiat. Dalam hadits disebutkan:

"Patuh dan taat pada pemimpin tetap ada selama bukan dalam maksiat. Jika diperintah dalam maksiat, maka tidak ada kepatuhan dan ketaatan." (HR. Bukhari, no. 2955)

Sahabat kompasiana yang dirahmati Allah..

Jadi jelaskan kiranya, dasar dari perintah mentaati himbauan pemerintah dan ulama dalam kaitannya dalam menghadapi pandemi Corona saat ini. Kita sebagai muslim wajib mentaatinya dengan sungguh-sungguh dan ikhlas.

Hal ini sebagai wujud dari sebuah ikhtiar, wujud dari sebuah kerja keras untuk keluar dari masalah. Masalah Pandemi Corona yang harus kita hadapi bersama. Bukan kita takut mati karena Corona, tapi kita diwajibkan untuk ikhtiar dahulu sebelum takdir Allah datang. Jangan asal main pasrah saja tanpa adanya usaha.

Kaitannya dengan ikhtiar,  seperti juga dicontohkan oleh Rasullah sewaktu beliau melihat salah seorang sahabatnya membiarkan begitu saja untanya di luar tanpa diikat dan ditinggal shalat.

Seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Aku lepaskan untaku dan (lalu) aku bertawakkal ?' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ikatlah kemudian bertawakkallah". (HR. Imam Ibnu Hibban dan Imam Al Hakim)

Percakapan Nabi sahabat  tersebut sudah jelas menunjukkan kewajiban berusaha dulu baru kita pasrahkan semua urusan kepada Allah.

Begitu juga dengan menghadapi Pandemi Corona ini, Berikhtiarlah/berusahalah semaksimal mungkin untuk mencegah bagi yang belum terpapar dan menyembuhkan bagi yang sudah positif.

Wujud dari ikhtiar itu adalah mentaati semua himbauan dari pemerintah dan ulama', itu wajib dan tidak boleh ditawar-tawar lagi.

Sumber gambar: gambartop10.blogspot.com
Sumber gambar: gambartop10.blogspot.com
Tentunya ikhtiar harus dibarengi dengan doa. Dan Rabbmu berfirman:"Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo'a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina [Al-Mu'min/Ghafir/40: 60].

Marilah kita satukan hati bulatkan tekat, hadapi Pandemi Corona dengan cara ikhtiar, berdoa dan tawakkal. Kita pasrahkan semua urusan kepada Allah SWT. Semoga Pandemi Corona segera sirna dan kita kembali bisa beraktivitas dengan aman dan nyaman. Aamiin

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Uusiikum wanafsi bitaqwallah.
Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Siti Nazarotin
Blitar, 17 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun