1445 H (2) Menjadi Aktor/Aktris Asli di Kehidupan Nyata
Kendati kompeten dalam agama dan pendidikan, aktor-aktris asli dalam kehidupan nyata, sikap dan perbuatannya ada yang pura-pura, bertopeng, palsu, licik, jahat (baca: antagonis). Tak ubahnya aktor dan aktris palsu (baca: memerankan karakter orang lain) dalam panggung sandiwara.(Supartono JW.12032024)
Bulan Ramadan yang penuh berkah dan ampunan, tidak pernah berubah fasenya. Selalu ada tiga, yaitu fase rahmat, fase ampunan dan fase pembebasan dari api neraka. Setiap fase, masing-masing berlangsung dalam 10 hari.
Ramadan 1445 Hijriah, kini sudah memasuki fase rahmat, fase yang berat. Umat Islam diharapkan mulai melakukan perubahan. Di dalamnya penuh ujian untuk mencapai ketakwaan.
Namun demikian, fase ini adalah fase yang paling berlimpah pahala. Pintu rahmat terbuka lebar bagi setiap muslim yang mau berubah, sehingga jadi momentum yang tepat untuk banyak berbuat kebaikan.
Aktor-aktris?
Agar fase rahmat dapat dijalani dengan benar dan baik, maka dapat dimulai dengan bertanya jujur pada diri sendiri. Pertanyaannya, selama di berikan kesempatan hidup di dunia, saya ini tergolong aktor/aktris asli yang mana dalam menjalani setiap langkah sikap, perbuatan baik di rumah, di lingkungan masyarakat, di pekerjaan, dll, hingga dalam menjadi warga negara?
Perlu dipahami, saya membuat definisi, aktor/aktris asli, adalah pribadi/orang yang memerankan diri sendiri dalam kehidupan nyata. Sementara, aktor/aktris palsu, adalah pekerjaan seseorang yang memerankan karakter orang lain di panggung sandiwara/film/sinetron, dll. Yang lebih ngetren disebut artis/seleberitis/seniman.
Untuk itu, sebagai aktor/aktris yang sebenarnya dalam kehidupan nyata, mari setiap kita, bertanyalah pada diri sendiri. Siapa yang membuat saya, kita, mendapatkan kesempatan menjadi aktor dan artis sebenarnya? Siapa yang menulis skenario dari peranan saya, kita, dalam kehidupan sebenarnya? Siapa yang menyutradarai, agar saya, kita dapat memerankan peran dengan benar dan baik?
Orang-orang yang sudah terdidik, sudah belajar, dan berbekal ilmu agama serta kepercayaan yang dipeluk/dianut, tentu dapat menjawabnya.
Pertanyaan berikutnya, untuk saya, kita, sebagai aktor dan aktris sebenarnya. Sesuai umur saya, kita, apakah sudah memerankan peranan yang membuat maslahat bagi diri, keluarga, lingkungan, masyarakat, hingga bangsa dan negara?
Sesuai agama dan kepercayaan yang saya, kita peluk, apakah saya, kita sudah memerankan fakta-fakta kehidupan yang dilalui sesuai tuntunan dan ajaran agama atau kepercayaan yang saya, kita peluk?