Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bakso "Silahkan Ambil Sendiri"

24 April 2023   19:55 Diperbarui: 24 April 2023   19:56 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakso "Silahkan Ambil Sendiri"
Foto: Sofiah.

Makanan legendaris yang terbuat dari campuran daging sapi dan terigu serta garam dan penyeda rasa lainnya kini mudah dijumpai. Paling sedap dinikmati saat musim penghujan. Seketika kuahnya menghangatkan tubuh.

Jika sudah terhidang di mangkok, saatnya menyantap olahan yang berbentuk bulat itu dengan tambahan mie putih atau bihun. Tak sedikit yang menyukai kosongan atau tanpa mie. Diketahui makanan jenis ini yakni bakso namanya.

Sejarah menyebut bakso berasal dari Tiongkok. Namun, kini makanan legendaris itu kini seolah menjadi ciri khas Indonesia.

Sepanjang perjalanan, bakso pun kini telah beragam jenisnya. Dari yang awalnya hanya bakso polosan dan bakso urat, saat ini sudah ada bakso rudal, bakso beranak, bakso telur, bakso spesial, bakso lava, dan macam-macamnya.

Penjual bakso pun mudah ditemui. Dari yang bergerobak hingga berkelas. Bakso tetap eksis disetiap kalangan. Bahkan, Barack Obama sekalipun tak mampu menolak untuk tidak menyantap bakso saat mengunjungi Indonesia.

Pecinta bakso pun terkadang mencoba membuat sendiri di rumah, baik untuk dihidangkan sebagai menu makan maupun saat ada acara seperti pengajian dan hari raya besar seperti idul fitri.

Menyebut idul fitri di momen ini pula setiap rumah menyediakan menu favorit entah itu opor ayam lengkap dengan ketupat, satai, bakso, dan lainnya. Seperti di kampungku sendiri, terdapat rumah yang setiap tahunnya selalu menyediakan bakso untuk tamunya. Namanya, Bakso "Silahkan Ambil Sendiri"

Lantaran sudah mengetahui, pemilik rumah menyediakan bakso, aku pun terkadang sengaja hanya makan sedikit di rumah agar bisa makan bakso di sana. Haha. Rumahnya hanya berjarak empat rumah dari tempatku tinggal. Jika diurutkan masih keluarga juga.

Sesampainya di sana, pasti sudah banyak yang mengantri untuk makan bakso. Bahkan kami bergantian tempat sangking ramainya. Padahal dapurnya sudah luas. Selepas itu nanti yang perempuan sebisa mungkin mencuci mangkok.

Tenang, meski datangnya malam tidak perlu khawtir kehabisa bakso. Si pemilik rumah biasanya mengolah daging bakso sampai 10 kg. Tidak hanya bakso, dilengkapi juga es, keripik, dan gorengan. Pokoknya dijamin kenyang.

Entah mengapa, setiap menyantap bakso ada kepuasan tersendiri dan bisa membangkitkan mood menjadi lebih baik.

Aku pribadi lebih menyukai bakso kosong. Hanya bakso dan kuah. Kemudian, ditambah dengan sambal. Sehingga, beningan pedas gitu. Sesekali jika merasa benar-benar lapar menambah sedikit mie.

Berbeda jika ingin memperbaiki mood, bakso lava menjadi pilihanku. Dengan menikmatinya saja, masalah hilang seketika. Hanya fokus bagaimana menghabiskan bakso yang rasanya pedas.

Setelah habis, tugas selanjutnya adalah bagaimana menghilangan pedas dari indera perasa. Es pun tak cukup untuk melunturkan pedas yang semi permanen di lidah. Tak jarang yang mengipas indera perasa sambil diem di tempat atau di pojokan.

Bakso-bakso di nusantara juga beragam harganya tergantung tempat dimana kita beli. Ada yang masih seharga Rp10 ribu jika kita membeli di abang gerobak.

Ada juga yang seharga belasan ribu jika membeli di warung bakso. Namun, itu biasanya untuk jenis urat dan telur. Jika sudah ke jenis bakso lava yang penuh dengan sambal harganya sudah mencapai Rp25 ribu.

Lanjut, jika membeli di rumah makan dan resto. Harga untuk bakso biasa sudah mencapai Rp20 ribu sampai Rp25 ribu. Sementara, yang spesial diatas Rp30 ribu. Kira-kira itulah dunia perbaksoan di tanah air tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun