Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.
Makna Ramadan sebagai Perisai dari Marah
Puasa Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi sebagai perisai untuk menjaga lisan agar tidak mudah emosi.
Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari, sebagai makhluk sosial ada saja hal yang memicu marah. Terlebih kehidupan di desa, antar tetangga sangat dekat. Hal ini rentan terjadinya konflik.
Selain interaksi yang dekat di sekitar rumah. Lingkungan di sawah pun rentan tersudut emosi. Permasalahan kadang sepele, seperti masalah air, jual gabah kepada tengkulak lain, lahan yang dilewati mesin besar tanpa izin.
Kita harus benar-benar menjaga kewarasan apalagi saat puasa di bulan Ramadan.
Apakah marah membatalkan puasa?
Kita sering kali marah jika ada sesuatu hal yang tidak sesuai karena berprinsip tidak akan membatalkan puasa. Ya memang benar, marah tidak akan membatalkan puasa.
Cholil Nafis, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, menjelaskan seperti yang saya kutip dari kompas, mereka yang marah atau bertengkar tetap sah puasanya. Kewajibannya sebagai Muslim untuk berpuasa telah gugur. Akan tetapi puasa tersebut tidak berdampak apa-apa.
Berbeda lagi jika marah dalam membela kebenaran. Menurutnya marah dalam membela kebenaran bukan marah, tetapi berjuang menegakkan kebenaran.
Agar puasanya berdampak, ketika ada orang marah, kita bisa berkata, "Sabar jangan marah, lagi puasa!"
Atau ketika kita yang tersudut kemarahan, hendaknya segera sadar dan berkata, "Saya sedang berpuasa, jangan marah, jangan marah."
Jika seseorang dapat mengendalikan emosinya, itu artinya dia memaknai puasa sebagai perisai. Di mana perisai adalah senjata untuk menjaga diri dari perbuatan yang membatalkan, menggugurkan pahala puasa.
Perisai juga sebagai senjata untuk membentengi manusia dari api neraka. Dengan berpuasa umat Muslim membentengi dirinya dari perbuatan dosa.
Agar Terhindar dari Sifat Marah
Sebagai manusia, kita memiliki emosi marah, kesal dan dorongan untuk bertengkar. Agar kita bisa menahan marah, tak ada salahnya mengulang-ulang memahami makna puasa sebagai perisai dan memahami keistimewaan bulan Ramadan.
Berikut keutamaan bulan Ramadan agar kita semangat menjalankannya dan menjaga diri dari marah:
- Terdapat malam seribu bulan
Seperti kita ketahui, pada bulan Ramadan terdapat malam yang sangat penting, yakni Lailatul Qadar.
Malam ini disebut sebagai malam seribu bulan yang penuh keberkahan. Kita bisa mendapat keberkahan yang sama dengan seribu bulan, saratnya banyak beribadah. Terutama pada malam 10 hari terakhir di bulan Ramadan.
- Alquran diturunkan
Pada bulan Ramadan telah diturunkannya Alquran. Di mana Alquran ini sebagai sumber petunjuk bagi manusia.
- Dikabulkannya doa
Keutamaan lainnya dari bulan Ramadan, selain mendapat pahala berlipat, juga doa-doa kita berpeluang dikabulkan.
- Pahala dilipatgandakan
Ketika kita melakukan kebaikan dan ibadah di bulan Ramadan akan diganjar pahala berlipat ganda oleh Allah Swt..
Selain itu, pada bulan Ramadan ada amalan yang tidak ada di bulan lainnya, yakni salat tarawih dan memberi makan orang yang berbuka puasa.
- Bulan penuh berkah
Bulan Ramdan adalah bulan penuh keberkahan. Di mana setiap harinya kita akan mendapat keberkahan.
Pada 10 malam pertama kita akan mendapat rahmat Allah Swt., 10 hari kedua adalah periode mendapat ampunan (maghfirah), 10 hari terakhir adalah di mana manusia bebas dari api neraka.
Bulan Ramadan sangat istimewa, sungguh sayang jika kita menjalaninya dengan penuh kemarahan, pertengkaran dengan tetangga, kerabat dan anak.
Semoga dengan selalu mengingat keistimewaan bulan Ramadan, kita menjalani ibadah dengan sungguh-sungguh. Pun menjaga lisan agar tidak mudah marah.
Terima kasih, semoga bermanfaat,
Samber hari kesatu