Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.
Sawah Menjadi Tempat Ngabuburit Favorit
Pada bulan Ramadan ada tradisi yang sangat dirindukan umat Muslim yakni ngabuburit. Menjadi sangat dinanti karena kegiatan ini hanya ada setahun sekali.
Meski satu bulan penuh umat Muslim wajib puasa, tetapi masih bisa melakukan kegiatan lain yang bernilai ibadah, misalnya ngabuburit. Ngabuburit merupakan kegiatan di sore hari menjelang berbuka puasa. Bisa dilakukan sendiri, bersama teman, kerabat, pasangan atau rombongan.
Asal Usul Ngabuburit
Kata ngabuburit berasal dari bahasa Sunda yakni burit atau sore, senja atau menjelang waktu magrib.
Menurut pakar bahasa Sunda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Dr. Gugun Gunardi, M.Hum., kata ngabuburit berarti "ngalantung ngadagoan burit" atau bermain sambil menunggu waktu sore.
Berdasarkan beberapa sumber tradisi ini sudah ada sejak zaman dulu. Ketua Lembaga Budaya Sunda (LBS) Universitas Pasundan Hawe Setiawan mengatakan, ngabuburit lahir sejak kebudayaan Islam masuk ke tanah Sunda. Pada zaman dulu ngabuburit diisi dengan permainan tradisional.
Pada masa pemerintahan Soeharto, ngabuburit diisi dengan kegiatan keagamaan. Hal ini sesuai arahan dari presiden kepada ulama Buya Hamka sebagai ketua umum pertama Majelis Ulama Indonesia pada 1975.
Seiring berjalannya waktu ngabuburit diisi dengan ragam kegiatan, seperti jalan-jalan berburu takjil, membaca Al-Quran, membaca buku, berbagai lomba, diskusi di masjid dan lain sebagainya.
Tempat Ngabuburit Favorit
Sekarang istilah ngabuburit lebih populer secara nasional, tidak di daerah Sunda saja. Kegiatannya pun beragam sesuai daerahnya masing-masing.
Setiap orang melakukan ngabuburit dengan cara berbeda. Ada yang lebih suka dengan menghadiri pengajian di masjid. Ada juga berburu takjil, membagikan takjil di jalan-jalan dan lain sebagainya.
Kota Madiun memiliki banyak tempat untuk dijadikan ngabuburit, seperti alun-alun Madiun, Pahlawan Street Center (PSC), lapangan Gulun, taman Bantaran, bunderan Taman dan masih banyak lagi. Namun, menurut saya tempat yang cocok untuk ngabuburit adalah alun-alun dan PSC. Pasalnya tempat ini dekat dengan masjid.
Saya dan suami lebih suka ngabuburit ke sawah. Sambil memperhatikan perkembangan tanaman padi kami bisa ngobrol langkah selanjutnya ngurus tanaman itu. Jarak sawah ke rumah pun tidak jauh, sebelum magrib kami sudah tiba di rumah.
Rumah menjadi tempat favorit utama untuk ngabuburit, tetapi bukan berarti tidak pernah ke luar rumah untuk ngabuburit. Jika ke kota, saya hanya keliling, lalu membeli makanan untuk berbuka.
Untuk bagian rumah, saya punya tempat favorit untuk ngabuburit, yakni di dapur. Meski ruangan memasak, dapur dibangun terbuka dan menghadap taman. Sambil menunggu waktu berbuka saya bisa mendengarkan ceramah atau menulis di laptop.
Banyak yang bisa dilakukan di rumah bagian belakang ini. Selain mendengarkan ceramah dari laptop, kami bisa ngobrol, diskusi, bahkan bisa bermain-main dengan anabul di taman. Ketika turun hujan, kami pun dapat menyaksikan jatuhnya butiran air memenuhi halaman taman.
Rasanya tidak ada tempat favorit untuk ngabuburit selain di rumah sendiri dan sawah.
Sumber: 1