Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Penulis

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Semangat Ramadan, Mengenang Lapar, dan Waktu

8 Juni 2019   00:01 Diperbarui: 8 Juni 2019   00:10 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangat Ramadan, Mengenang Lapar, dan Waktu
semangat ramadan dan masjid

Banyak kebaikan yang dilakukan setiap muslim pada bulan Ramadan. Begitu banyaknya sehingga tak sedikit orang yang tidak ingat satu pun ketika hari-hari berlalu menjauh dari bulan suci itu. Seolah kebaikan itu  hanya semacam pamer sesaat. Pada bulan-bulan sesudahnya --di tengah kehidupan yang keras/sulit/hedonistik- nilai-nilai baik yang dilakukan pada bulan Ramadan seperti terhapus begitu saja. Ironis memang. Tetapi itulah yang banyak dialami dan dirasakan.

Itu sebabnya mengingat dan terus melakukan amal-ibadah sebagaimana semangat Ramadan harus terus dipupuk. Satu diantarnaya yaitu semangat berbagi, peduli, dan menyantuni mereka yang tidak mampu.

"Barang siapa umat islam yang memberi ifthar atau makanan minuman (untuk berbuka puasa) orang orang yang sedang berpuasa ramadhan maka baginya akan mendapatkan pahala seperti orang baik yang juga berpuasa tanpa dikurangi atau dihilangkan sedikitpun pahalanya." (Bukhari Muslim). Memberi makan orang yang puasa akan mendapat pahala puasa pula.

*

Tidak semua orang memiliki kemudahan untuk makan dan minum. Banyak orang di luar sana yang masih merasa lapar ketika waktu berbuka puasa tiba. Sebab tidak ada yang bisa dimakan sama sekali, sebab itu jika memang kita mampu, luangkan rezeki untuk berbagi kepada sesama yang kekurangan dan pahami mengenai pahala menyantuni anak yatim di bulan ramadhan.

Mungkin tertutup mata kita ketika bertemu dengan peristiwa itu. Namun dalam I'tikaf bisa saja semua bayangan tentang lapar orang-orang yang tidak punya uang untuk membeli makanan menjadi jelas tergambar.

*

I'tikaf artinya ialah berdiam diri di dalam masjid atau mushalla atau tempat yang tenang untuk beribadah guna mendekat dan melakukan kebaikan kepada Allah. I'tikaf itu menurut Rasulullah disunahkan baik bagi lelaki dan perempuan, semasa ramadhan pun Rasulullah Saw. selalu beri'tikaf dengan sungguh sungguh, yaitu terutama pada hari hari 10 (sepuluh) malam yang terakhir pada bulan Ramadhan.

Selama I'tikaf disarankan memperbanyak bacaan dzikir, memahami dan banyak mengucap istigfar, membaca dan mempelajari Al-Qur'an, berdoa kebaikan untuk dunia akherat, shalat sunnah dan memperlihatkan kasih-sayang kepada kedua orangtua.

Setiap hari terkadang kita terlalu sibuk dengan urusan sendiri hingga sedikit sekali mengingat dan mendoakan orang tua. Ramadan, khususnya hari-hari jelang Lebaran, merupakan waktu yang sangat tepat unutk menunjukkan perhatian dan segenap rasa cintga kepada kedua orangtua. dalamislam.com

*

Membayar zakat fitrah bertujuan untuk menyempuranakan dan menambal kesalahan yang kita lakukan ketika berpuasa di bulan Ramadan.

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu 'anhuma beliau berkata: "Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk mensucikan orang-orang yang berpuasa dari sesia-siaan dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan fakir miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat (hari raya) maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya sedekah di antara sedekah biasa." (HR. Abu Daud)  https://www.liputan6.com/ramadan/read/3957185/8-ibadah-pada-bulan-ramadan-yang-merupakan-sumber-pahala-bagi-umat-islam

*

Bulan suci Ramadan merupakan bulan yang sangat dinanti umat muslim di seluruh dunia. Bukan hanya karena ibadah puasanya, bulan Ramadan menyimpan sejumlah keunikan yang ditemui di bulan-bulan lain.

Di negeri ini terdapat berbagai kebiasan yang kerap dilakukan warga masyarakat, baik yang bermukim di kota maupun di desa, salah satunya tradisi membangunkan orang untuk sahur. Untuk bersahur seseorang perlu bangun setidaknya setengah satu jam sebelum waktu imsak tiba.

Anak-anak dan remaja  paling bersemangat melakukannya setiap ramadan tiba. Membuat gaduh dengan berkeliling kampung atau komplek untuk membangunkan orang sahur.  ramadan.rakyatku.com

*

Tentu spirit ibadah di bulan Ramadan kita harapkan tidak hilang seiring dengan bergantinya bulan. Harapan bear untuk melanjutkan segenap amal-ibadah layaknya bulan Ramadan harus diperjuangkan. Harapan lain bagi setiap muslim yaitu dapat dipertemukan kembali dengan Ramadhan di tahun selanjutnya.

Aktivitas paling dekat dengan puasa pada bulan Ramadan yaitu puasa Syawal. Puasa enam hari berturut-turut selama pada bulan Syawal itu bernilai besar menyerupai berpuasa selama satu tahun lamanya.  kumparan.com

*

Salah satu cara muslim yang hendakmempertahankan pola kehidupan seperti pada bulan Ramadan, diantaranya dengan berpuasa pada hari Senin dan Kamis, berpuasa tiga hari pada pertengahan bulan Hijriah, puasa Daud, dan berbagai puasa sunah lainnya.

Berpuasa berarti menahan diri, sebab beberapa hal  yang boleh dilakukanpada hari biasa atidak boleh dilakukan pada bulan Ramadan. Makan-minum jelas dilarang. Maka sikap berhati-hati dalam mendapatkan,memilih, dan mengkonsumsi makananharus mendapat prioritas.

Berpuasa juga berarti cermat dan hemat dalam mempergunakan waktu. Cermat untuk mampu membedakan mana harus disegerakan, dan mana yang harus diakhirkan. Hemat berarti menghitung dari waktu ke waktu segenap amal-ibadah karena khawatir Ramadan berlalu dan kita tidak mendapatkan sesuatu pun.

*

Nah, itu saja  semangat Ramadan yang harus menjadi inspirasi sepanjang tahun. Mudah-mudahan bermanfaat. *** 7 Juni 2019

https://pertamakali.com/kata-motivasi-bulan-suci-ramadan/

        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun