Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Refleksi Ramadan 2023 Untuk Target Ramadan 2024

12 Maret 2024   22:03 Diperbarui: 18 Maret 2024   23:47 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Refleksi Ramadan 2023 Untuk Target Ramadan 2024
Sumber: Wartakota.tribunnews.com

Sulit bagi Saya untuk tetap tenang dengan kondisi tersebut. Amarah dalam hati yang belum padam menuntun keinginan saya untuk langsung balik badan dari pintu masjid saat itu juga. Namun, tekad untuk i'tikaf yang sudah bulat seperti memaksa Saya berdiri sejenak untuk mengendalikan amarah yang masih menggebu.

Saya terpaku beberapa menit di depan pintu masjid untuk mengamati lebih dalam situasi di dalam masjid. Dari balik pintu kaca Saya perhatikan beberapa jamaah terlihat duduk membaca Quran, ada yang wiridan, ada juga yang shalat. Jamaah lain tidur-tiduran sambil melihat gawai di tangannya. Pemandangan ini membuat amarah saya turun pelan-pelan. Setelah merasa nyaman, saya menuju ke pintu masjid yang sudah terbuka lalu masuk dan mengambil posisi yang agak lengang dan memojok.

Saya duduk sejenak seraya memikirkan ibadah apa yang akan saya kerjakan untuk mengisi i'tikaf pertama malam itu. Singkat cerita, Saya mulai dengan shalat sunat, lalu dilanjut dengan baca Quran, dan ditutup dengan zikir. Setelah itu saya ulangi lagi shalat sunah, baca Quran, dan wirid. Sampai akhirnya semua jamaah bergabung membentuk shaf untuk melakukan shalat tahajud secara berjamaah.

Saya meninggalkan masjid dengan perasaan yang campur aduk antara tenang, kesal, dan sedikit penyesalan. Meski demikian, saya tetap merasa lega karena sudah menggapai cita-cita yang belum pernah kesampaian selama ini. Saya lega karena berhasil mengarungi ujian dan cobaan, meskipun kurang optimal di ujungnya.

Saya sadar bahwa i'tikaf yang belum optimal selama Ramadan tahun lalu semata-mata bukan karena Saya tidak mampu untuk berkomitmen penuh, tetapi juga karena kurangnya perencanaan dan fokus yang tepat. Tanpa target yang jelas dan terukur, sulit untuk mengalokasikan waktu dan energi dengan efisien untuk melakukan ibadah yang "berat" seperti i'tikaf.

Target Ramadan 2024

Ramadan 2024 akan Saya isi dengan semangat untuk memperbaiki kekurangan Saya selama Ramadan 2023. Saya sudah merencanakan target Ramadan 2024 sebagai pedoman yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur agar ibadah Saya memiliki arah yang tepat dan target yang jelas. Saya akan fokus pada target yang spesifik, yaitu manajemen waktu untuk i'tikaf dan kontrol emosi. Dari refleksi yang Saya lakukan, saya menyadari bahwa i'tikaf yang kurang optimal disebabkan oleh tidak adanya manajemen waktu untuk i'tikaf dan kontrol emosi yang buruk.

Sumber: idntimes.com
Sumber: idntimes.com

Menetapkan tujuan yang spesifik dalam beribadah bukan perkara mudah karena aktivitasnya terkait dengan tuhan yang gaib. Meski demikian, Saya merasa perlu membuat tujuan spesifik untuk mengukur target ibadah yang sudah Saya tetapkan secara subyektif. Misalnya saya ber-i'tikaf untuk meningkatkan kualitas ibadah, atau mendekatkan diri kepada Allah, atau memperdalam pemahaman agama. Dalam hal ini Saya lebih fokus pada target untuk meningkatkan kualitas ibadah.

Dengan target yang sudah ditetapkan tersebut Saya bisa tahu aspek-aspek apa saja yang harus saya kerjakan untuk mendukung peningkatkan kualitas ibadah. Misalnya, datang ke masjid setelah jam 12 malam, ketika anak-anak sudah istirahat semua sehingga ketika i'tikaf tidak diganggu dengan tingkah pola mereka di dalam masjid.

1. Fokus pada Target

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun