Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Waspadai 4 Hal Ini Agar Rumah Aman Ditinggal Mudik

4 April 2024   21:07 Diperbarui: 6 April 2024   12:14 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspadai 4 Hal Ini Agar Rumah Aman Ditinggal Mudik
Ilustrasi mudik(SHUTTERSTOCK/Odua Image via kompas.com)

Sebelum melangkah ke jalan raya menuju kampung halaman, ada satu hal penting yang tidak boleh dilupakan: keamanan rumah. Biarkan perjalanan mudik menjadi perjalanan penuh kedamaian dengan memastikan bahwa rumah terlindungi dengan baik selama mudik. Ingatlah, perjalanan yang aman dimulai dari rumah yang aman.

Ramadan bercerita 2024 hari 25 akan memaparkan 4 faktor pemicu yang membuat rumah kosong yang ditinggal mudik rawan disatroni maling. Faktor-faktor tersebut selalu mengundang kerawanan terhadap rumah juga kerawanan bagi lingkungan tempat tinggal.

Kerawanan terhadap keamanan rumah menjelang musim mudik lebaran sudah menjadi isu publik sejak dulu. Aparat keamanan dan jajaran pemerintahan selalu mengingatkan, agar para pemudik yang hendak mudik untuk meningkatkan keamanan rumahnya masing-masing selama mereka berada di kampung halaman. Himbauan ini mengacu pada fakta bahwa selama musim mudik tindak pencurian atau pembobolan rumah-rumah kosong cenderung meningkat.

Ilustrasi mudik aman rumah aman (Sumber: Jabar.viva.co.id)
Ilustrasi mudik aman rumah aman (Sumber: Jabar.viva.co.id)

Perubahan pola aktivitas selama bulan Ramadan, rumah kosong, dan berubahnya perilaku masyarakat membuat persoalan keamanan rumah selalu menjadi isu yang cukup mengganggu di akhir bulan Ramadan, terutama menjelang musim mudik lebaran.

Kasus-kasus pencurian di siang hari yang marak karena sebagian besar orang berpuasa dan aktivitas sehari-hari berkurang, rumah-rumah dan tempat-tempat lainnya menjadi lebih sepi. Kondisi ini memberikan kesempatan bagi pencuri untuk melakukan aksi kejahatan mereka tanpa terlalu banyak gangguan.

Ilustrasi rumah dibobol maling (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi rumah dibobol maling (Sumber: Kompas.com)

Berita-berita tentang pembobolan rumah pada malam hari yang marak, karena selama bulan Ramadan banyak orang pergi ke masjid untuk menunaikan salat tarawih. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan untuk membobol rumah-rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.

Simak 4 faktor berikut yang menjadi pemicu kerawanan terhadap keamanan rumah ketika ditinggal mudik. Mewaspadainya akan membuat rumah menjadi aman selama mudik lebaran. 

1. Rumah Kosong

Meninggalkan rumah dalam kondisi kosong tanpa pengamanan dan pengawasan selama mudik memberikan kesempatan bagi pelaku kejahatan untuk melakukan tindakan mereka tanpa terganggu. Rumah-rumah yang ditinggalkan oleh pemiliknya ini menjadi target empuk bagi para pencuri. Mereka bisa memantau rumah-rumah yang sepi untuk melancarkan aksi pembobolan, mencuri barang-barang berharga seperti perhiasan, elektronik, dan lainnya.

Ilustrasi rumah kosong saat mudik yang rawan pencurian (Sumber: TVOnenews.com)
Ilustrasi rumah kosong saat mudik yang rawan pencurian (Sumber: TVOnenews.com)

Pelaku kejahatan bisa menggunakan kekosongan rumah sebagai kesempatan untuk membongkar pintu dan jendela agar bisa memasuki rumah secara paksa. Mereka akan menyasar barang-barang fisik yang berharga. Selain itu, para pencuri juga akan mencuri dokumen-dokumen penting atau data pribadi yang bisa digunakan untuk tujuan penipuan atau pencurian identitas.

Para pencuri bisa memanfaatkan informasi pribadi yang ditinggalkan di rumah untuk melakukan pemalsuan identitas, seperti pembukaan rekening bank palsu atau melakukan transaksi ilegal atas nama pemilik rumah yang sedang mudik.

Selain pembobolan, rumah-rumah kosong ini juga menjadi sasaran empuk bagi para pencuri. Kendaraan yang ditinggalkan di rumah kosong sangat rentan terhadap pencurian. Pelaku kejahatan bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mencuri kendaraan bermotor seperti sepeda motor atau mobil. Bahkan, mereka juga bisa mencuri barang-barang berharga di dalam kendaraan.

Penting untuk diwaspadai juga terhadap potensi gangguan terhadap keamanan properti berupa pemusnahan properti seperti tindakan merusak atau membakar rumah-rumah yang ditinggalkan dalam upaya perampokan atau balas dendam.

2. Peningkatan Nilai Aset

Di akhir bulan Ramadan, umumnya masyarakat akan melakukan persiapan untuk merayakan Idul Fitri, termasuk dengan membeli barang-barang baru seperti perhiasan, pakaian, dan lain sebagainya. Peningkatan nilai aset ini dipicu oleh meningkatnya aktivitas ekonomi menjelang akhir Ramadan dan Idul Fitri, baik dalam bentuk pembelian barang dan jasa maupun dalam bentuk kegiatan bisnis lainnya. Peningkatan aktivitas ekonomi ini dapat menyebabkan kenaikan nilai aset barang secara keseluruhan.

Peningkatan nilai aset di rumah juga dapat menarik perhatian pelaku kejahatan, dan memotivasi mereka untuk mendapatkannya pada saat ditinggalkan oleh penghuninya ketika mudik.

Pada umumnya para pencuri rumah kosong yang mengincar barang bernilai tinggi didorong oleh motivasi keuntungan finansial. Pencuri bisa melihat peluang untuk mencuri barang-barang berharga seperti perhiasan, elektronik, dan uang tunai yang meningkat nilainya karena persiapan perayaan Idul Fitri.

Ilustrasi aset bernilai di rumah yang jadi sasaran pencuri (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi aset bernilai di rumah yang jadi sasaran pencuri (Sumber: Kompas.com)

Ketika barang-barang curian tersebut dijual dengan harga tinggi, mereka akan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi selama lebaran. Beberapa orang mungkin mencuri karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif yang berlebihan atau untuk mendapatkan barang-barang mewah yang tidak dapat mereka beli secara legal. Atau bisa juga sekadar untuk berfoya-foya ketika lebaran seperti konsumsi narkoba dan alkohol.

Para pencuri bisa melihat kesempatan untuk mencuri ketika tahu nilai aset barang-barang di rumah. Nilai aset barang-barant tersebut akan menjadi modal mereka untuk mempersiapkan perayaan lebaran nanti. Mereka dapat memantau rumah-rumah yang meninggalkan tanda-tanda kekayaan, dan mencoba memasuki rumah untuk mencuri barang-barang berharga sat rumah kosong ditinggal mudik.

Salah satu aset bernilai tinggi yang langsung laku dengan harga tinggi adalah kendaraa bermotor. Selama ini kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor menjadi sasaran yang menarik bagi para pencuri. Mereka dapat mencoba membobol kendaraan atau mencuri barang-barang di dalamnya.

3. Respons Aparat Lamban

Selama musim mudik lebaran, terjadi peningkatan jumlah kendaraan di jalan raya yang sering menyebabkan kemacetan. Para petugas keamanan, terutama polisi lebih diprioritaskan untuk mengurai kendaraan di jalan agar tidak terjadi kemacetan yang panjang di jalan raya. Kondisi  ini bisa membuat respons petugas keamanan terhadap kejahatan menjadi lebih lambat.

Lambannya respons aparat ini memberi kesempatan kepada para pencuri untuk beraksi dengan leluasa di rumah-rumah yang sudah ditinggal oleh para pemiliknya. Reaksi yang lamban merupakan peluang untuk menyatroni rumah-rumah kosong. Musim mudik menjadi kesempatan yang menguntungkan untuk melakukan pencurian.

Apalagi mereka juga tahu bahwa respons aparat kepolisian terhadap kejahatan tersebut lambat atau tidak efektif, mereka merasa lebih percaya diri untuk melancarkan aksi kejahatan tanpa risiko yang terlalu besar.

Ilustrasi para tersangka pencuri rumah kosong digelandang oleh aparat kepolisian (Sumber: Tirto.id)
Ilustrasi para tersangka pencuri rumah kosong digelandang oleh aparat kepolisian (Sumber: Tirto.id)

Meninggalkan rumah tanpa pengawasan dari pihak lain, seperti tetangga, saudara, atau satpam bisa menjadi pemicu munculnya peluang terjadinya kejahatan terhadap rumah kosong. Rumah-rumah yang ditinggalkan oleh pemiliknya selama musim mudik mungkin kurang terawasi dan lebih rentan terhadap pencurian.

Para pencuri menyadari bahwa tanpa adanya kehadiran penghuni atau pengawas yang dapat melaporkan kejahatan, mereka memiliki lebih banyak waktu dan kesempatan untuk melakukan pencurian tanpa terdeteksi.

Kondisi tanpa pengawasan ini diperparah dengan koordinasi dan komunikasi yang buruk antara polisi dengan warga lokal selama musim mudik. Para pencuri akan memanfaatkan celah ini dan memanfaatkannya untuk melancarkan aksi kejahatan dengan lebih leluasa.

Jika masyarakat lokal atau para pencuri memiliki persepsi yang rendah tentang tingkat keamanan di wilayah tersebut, mereka mungkin merasa lebih mudah untuk melakukan pencurian. Respons yang lambat dari aparat kepolisian bisa memperkuat persepsi ini dan memotivasi para pencuri untuk mencoba mencuri tanpa rasa takut.

Kondisi keamanan rumah kosong semakin tidak karuan jika dampak hukumannya relatif rendah kepada para pelakunya yang tertangkap. Jika para pencuri percaya bahwa konsekuensi hukuman untuk pencurian rumah kosong tidak terlalu berat, maka mereka merasa lebih berani untuk melancarkan aksi kejahatannya. Mereka akan termotivasi untuk mencoba mencuri dengan harapan tidak tertangkap.

4. Sibuk Mempersiapkan Mudik

Beberapa orang mungkin terlalu sibuk dengan persiapan mudik dan perayaan Idul Fitri sehingga lupa untuk memastikan keamanan rumah mereka. Kesadaran akan pentingnya keamanan rumah bisa terlupakan di tengah kesibukan menjelang lebaran. Orang akan lebih fokus pada perawatan kendaraan, persiapan pakaian dan bekal, menyiapkan dana yang cukup, hingga memantau kondisi jalan yang akan dilalui ketika mudik nanti.

Aktivitas-aktivitas yang cukup menyita waktu ini bisa mengalihkan konsentrasi orang sehingga menjadi lebih fokus pada persiapan untuk mudik lebaran saja. Keamanan rumah biasanya baru dipikirkan beberapa jam sebelum berangkat. Itu pun hanya sebatas memastikan pintu kamar dan pintu rumah, dan gerbang yang harus dikunci.

Ilustrasi persiapan mudik (Sumber: Tempo.co)
Ilustrasi persiapan mudik (Sumber: Tempo.co)

Parahnya, ketika berangkat tidak ada koordinasi atau meminta tolong tetangga yang tidak mudik untuk bantu mengawasi rumahnya selama ditinggal mudik. Bahkan, ada beberapa orang yang memang melepaskan begitu saja keadaan rumahnya tanpa berkoordinasi dengan petugas keamanan atau aparat RT di tempat tinggalnya.

Ingatlah, ketika merayakan kebahagiaan Idul Fitri di tanah kelahiran, keamanan rumah bukanlah kebahagiaan yang hilang. Jagalah rumah dengan cermat, agar musim mudik yang penuh suka cita tidak menjadi panggung bagi para pencuri yang menanti kesempatan.

Jangan sampai ketika kembali ke rumah setelah lebaran, justru mendapatkan kejutan menyakitkan karena rumah kecurian. Kembalilah dengan aman, dengan kedamaian. Keamanan rumah Anda adalah tanggung jawab Anda sendiri.

Depok, 4 April 2024

Oleh: Sultani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun