Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Buras dan Gogos, Makanan Khas Lebaran Warisan Keluarga

7 April 2024   07:53 Diperbarui: 7 April 2024   07:55 2081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buras dan Gogos, Makanan Khas Lebaran Warisan Keluarga
Ilustrasi buras dan gogos makanan khas lebaran masyarakat Bugis-Makassar (Sumber: Pesonamandar.com)

Buras dan Gogos, Makanan Khas Lebaran Warisan Keluarga

Oleh: Sultani

Hari lebaran begini membuat ingatan saya kembali ke masa lalu ketika masih hidup di kampung dalam keluarga yang masih komplit, bapak-ibu bersama 4 saudara. Kami hidup di salah satu pesisir pantai di Pulau Flores dalam budaya Bugis-Makassar. Salah satu bentuk kebudayaan yang tetap lestari hingga sekarang adalah makanan khas keluarga yang diwariskan secara turun temurun.

Sebetulnya makanan warisan nenek moyang kami ini banyak jenisnya, dan penyajiannya juga ada yang bersifat khusus terkait dengan upacara tertentu, ada juga yang bersifat umum, bahkan ada yang biasa dibuat menu makanan harian. Dari semua jenis makanan tersebut, saya akan menceritakan makanan favorit saya ketika Lebaran, yaitu buras dan gogos.

Kedua jenis makanan ini sudah menjadi menu utama semua keluarga yang ada di kampung, sehingga popularitasnya ketika Lebaran meningkat drastis. Kalau kami pergi siara (silaturahmi) ke keluarga lain, kedua makanan ini pasti selalu ada di atas piring yang disajikan bersama lauk dan sayuran.

Di keluarga kami punya kebiasaan, setelah shalat Idul Fitri semuanya akan berkumpul di rumah saudara orang tua yang paling tua untuk bermaaf-maafan dengan orang yang paling dituakan. Setelah itu baru bermaaf-maafan dengan paman-bibi serta sepupu.

Dalam momen silaturahmi keluarga besar ini, tuan rumah akan menyediakan menu makan untuk semua tamu sebagai makanan pembuka Lebaran hari itu. Di sinilah buras dan gogos dan makanan khas Bugis-Makassar akan disajikan untuk disantap bersama.

Setelah acara silaturahmi keluarga besar, baru dilanjutkan dengan acara makan-makan di masing-masing keluarga. Biasanya, ketika makan bersama keluarga besar, porsi makan sengaja dibatasi karena makanan Lebaran yang paling enak sebetulnya yang dimasak oleh ibu kami (almarhumah) yang sudah tersedia di rumah.

Masa, sudah capek-capek dimasakin ibu gak dimakan, rugi dong!

Tibalah gilirannya makan di rumah bersama ibu-bapak dan saudara ditambah dengan beberapa anggota keluarga lainnya. Kami duduk berkeliling melingkari menu makanan yang sudah disediakan. Ada buras, gogos, dan nasi. Lauknya ada ayam goreng, ayam sayur, ayam bakar, daging goreng, ikan goreng, ikan babas, pallumara, dan satu atau dua jenis sayur hijau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun