Goa Pamijahan: "Hidden Gem" di Dalam Keindahan Bumi Priangan
Sepeninggal Syekh Abdul Muhyi para muridnya tetap menjadikan Goa Pamijahan ini sebagai tempat untuk beribadah sekaligus konsolidasi demi kejayaan Islam di tanah air. Fungsi goa tetap dilestarikan oleh murid-murid Syekh hingga anak keturunan mereka sekarang ini.
Fungsi Goa Sekarang
Ketika zaman berubah, fungsi Goa Pamijahan pun mengalami penyesuaian sehinga berubah menjadi obyek wisata ziarah. Eksistensi goa sebagai petilasan para auliya dan ulama-ulama besar tetap dilestarikan.
Para pengunjung diperbolehkan untuk masuk ke dalam goa tetapi harus menaati syariat Islam sebagaimana yang diajarkan oleh para waliyullah terdahulu.
Penghormatan terhadap ajaran Islam dan Goa Pamijahan ini lalu membuat warga "mengeramatkan"-nya dalam rangka menjaga karomah dan kesucian ajaran Islam. Para peziarah yang berkunjung ke dalam goa ini ingin mendapatkan berkah dan karomah para wali yang dipercaya bisa menyelamatkan hidup mereka di dunia dan akhirat.
Warga dan para peziarah juga percaya bahwa sumber mata air yang mengalir di dalam gua memiliki karomah dan bisa membawa berkah kepada siapa pun yang menggunakannya, terutama untuk berwudu dan minum. Oleh karena itu semua peziarah selalu menjadikan "air zam-zam Pamijahan" ini sebagai buah tangan dari perjalanan mereka di Pamijahan.
Kebiasaan ini terus dipercaya oleh para peziarah sehingga lama kelamaan keberadaan Goa Pamijahan semakin populer dan semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan dan peziarah.
Goa Pamijahan mengalami komodifikasi dari ciptaan Allah atas karomah para auliya, menjadi tempat keberkahan atau menambah kebaikan (ziyadatul khair) atas petilasan para wali, melalui "air zam-zam" yang bisa dibawa pulang oleh para pengunjung.