Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Idul Fitri 2024 Saatnya Rekonsiliasi, Sudahi Amarah dan Kebencian

10 April 2024   14:42 Diperbarui: 11 April 2024   08:54 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Idul Fitri 2024 Saatnya Rekonsiliasi, Sudahi Amarah dan Kebencian
Ilustrasi-- Warga saling bersalaman seusai shalat Idul Fitri di Masjid Nurul Iman, Kuang Jukut, Desa Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Rabu (10/4/2024). (KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA)

Oleh: Sultani

Ketika pemerintah mengumumkan bahwa 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu 10 April 2024, umat Islam di seluruh Indonesia menyambutnya dengan gembira karena artinya perayaan Idul Fitri akan dilaksanakan secara bersama-sama dengan Muhammadiyah. Sebelumnya, Muhammadiyah telah mengumumkan untuk merayakan Idul Fitri pada Rabu 10 April.

Saya tergerak untuk menulis artikel ini sebagai artikel yang ke 101 untuk masa keanggotaan sebagai Kompasianer selama 3 bulan 3 hari. Bagi saya momentum Idul Fitri tahun ini terbilang unik dan realitasnya sangat dinamis.

Ilustrasi Idul Fitri (Sumber: Akurat.co)
Ilustrasi Idul Fitri (Sumber: Akurat.co)

Keunikan tersebut lantaran Idul Fitri bertepatan dengan puncak dari konflik Pemilihan Presiden 2024 yang sedang diadili oleh Mahkamah Konstitusi. 

Perayaan Idul Fitri secara bersamaan antara pemerintah dengan Muhammadiyah adalah sebuah realitas yang dinamis. Perayaan Idul Fitri secara bersamaan antara pemerintah dan Muhammadiyah baru terselenggara kembali tahun ini, setelah beberapa tahun sebelumnya selalu selisih satu hari. 

Kehadiran kedua belah pihak dalam menyambut Idul Fitri secara serentak memberikan contoh bahwa kerja sama dan toleransi lintas aliran dan lembaga dapat menghasilkan dampak positif bagi keseluruhan masyarakat.

Selain itu, momentum lebaran secara bersamaan ini juga menunjukkan kolaborasi yang positif antara dua entitas penting dalam masyarakat. Momentum ini tidak hanya menjadi perayaan agama, tetapi juga menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya membangun harmoni dan persatuan di tengah perbedaan yang ada.

Perbedaan metode penentuan tanggal 1 Syawal membuat perayaan Idul Fitri selalu berbeda hari antara pemerintah dengan Muhammadiyah (Sumber: Kompas.com)
Perbedaan metode penentuan tanggal 1 Syawal membuat perayaan Idul Fitri selalu berbeda hari antara pemerintah dengan Muhammadiyah (Sumber: Kompas.com)

Merayakan Idul Fitri secara bersama-sama merupakan langkah konkret untuk memberikan contoh bagi masyarakat bahwa perdamaian dan kerukunan dapat terwujud melalui dialog dan kerja sama yang baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun