Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

"War Takjil" demi Kolak Pisang

6 Maret 2025   11:21 Diperbarui: 7 Maret 2025   10:21 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"War Takjil" demi Kolak Pisang
Kesibukan berburu takjil di Bendungan Hilir, Jakarta Selatan pada hari pertama Ramadhan Senin (6/5/2019). (Foto: KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN) 

Esensi War Takjil lebih dari sekadar kegiatan membeli makanan, karena telah menjadi bagian dari budaya Ramadan yang menghubungkan masyarakat dalam semangat kebersamaan, tradisi, dan tentu saja, kegembiraan dalam menyambut waktu berbuka. Di sinilah keseruan War Takjil menawarkan sensasi mendapatkan makanan favorit sekaligus pengalaman dan interaksi sosial yang menyertainya.

Cerita keseruan War Takjil ini merupakan konten atau materi blog competition yang diselenggarakan oleh Kompasiana dari 3 Maret hingga akhir Ramadan. Tema umum blog competition kali ini adalah: "War Takjil", Siapa Takut? 

Untuk tahun ini blog competition didesain dalam bentuk cerita yang diberi tajuk "Ramadan Bercerita 2025" yang dibuat berseri. Kali ini Saya akan menulis tentang "War Takjil, Berjuang demi Kolak Pisang" untuk edisi Ramadan Bercerita 2025 hari 4.

Pokoknya Seru!

War Takjil yang biasa dimulai sore hari menjelang buka dalam sekejap akan ajang pertarungan strategi, kecepatan, dan sedikit keberuntungan dalam berburu makanan untuk berbuka. 

Sudah jadi rahasia umum, takjil favorit biasanya ludes dalam hitungan menit. Jadi, kalau kalau mau menang harus punya taktik matang. Bisa dengan datang lebih awal, titip ke penjual langganan, atau kalau perlu pakai sistem "pre-order" jauh-jauh hari demi mengamankan kolak pisang impian. 

Jangan salah, di dunia War Takjil, yang lelet bisa pulang dengan tangan kosong, atau lebih parahnya, hanya kebagian gorengan atau takjil sisa yang sudah dingin.

Tapi, yang bikin War Takjil makin seru adalah dramanya! Bayangkan, ada yang sudah antre lama tapi pas giliran beli, penjualnya bilang, "Habis, Mas/Mbak, tadi barusan diborong orang." 

Pasti ngenes kan, menghadapi situasi seperti ini. Hancur sudah harapan berbuka dengan es cendol favorit. Atau, ada juga yang tinggal satu porsi terakhir dan harus adu cepat dengan pemburu lain. 

Hasilnya? Sering kali terjadi drama tatapan maut atau negosiasi instan di tempat: "Mbak duluan deh, saya relakan... asal besok saya yang pertama!" 

Jangan lupa, ada momen haru ketika pelanggan setia dikasih harga spesial atau ekstra topping dari penjual langganan. Sebuah kemenangan kecil yang terasa begitu manis!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

09 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

MYSTERY CHALLENGE

Mystery Challenge 1
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 7 
10 Mar 2025
Mindful Eating saat Sahur & Berbuka
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 8
11 Mar 2025
Tetap Olahraga di Bulan Puasa
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 9
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Cara Seru Nunggu Bedug di Ketemu Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun