"War Takjil" demi Kolak Pisang

Tak kalah menarik, War Takjil ini juga jadi ajang persaingan sehat antar-teman. Setelah perburuan selesai, pasti ada sesi pamer hasil tangkapan.
"Gue dapet es pisang ijo harga miring, beli dua bonus satu!" atau "Kolak pisang gue lebih banyak isinya daripada punya lo!" Pembandingannya pun sampai ke level ekstrem, dari ukuran porsi, jumlah isian, sampai tingkat kemanisan kuah kolak.
Kadang ada juga yang sok-sokan food critic dadakan, "Hmm, tahun lalu sih lebih enak, sekarang kayaknya gulanya agak kurang." Pokoknya, sensasi belanja takjil ini lebih dari sekadar makan---ini tentang seni berburu dengan penuh kebanggaan!
Yang membuat War Takjil semakin berwarna adalah keberagaman kuliner yang ditawarkan. Setiap daerah punya takjil khasnya sendiri. Kalau di Jawa ada kolak pisang dan klepon, di Sumatra ada bubur kampiun yang legit, sementara di Makassar es pisang ijo jadi raja. Dan meskipun banyak pilihan, tetap saja si kolak pisang ini top tier---tak tergantikan dan selalu jadi favorit lintas generasi.
Ada sesuatu yang magis dari kombinasi pisang matang, kuah santan kental, dan aroma gula merah yang bikin nostalgia berbuka puasa di rumah nenek muncul seketika.
Kolak Pisang si Primadonaku
Di antara sekian banyak pilihan takjil yang berjejer rapi di bazar Ramadan, hanya kolak yang selalu mencuri perhatianku dalam War Takjil selama bertahun-tahun.
Tak peduli seberapa banyak varian takjil kekinian yang bermunculan---dari boba hingga dessert fancy ala cafe, kolak pisang tetap mempertahankan tahtanya sebagai primadonaku dalam berbuka puasa. Ia bukan sekadar makanan, melainkan simbol Ramadan yang membawa rasa nostalgia, kehangatan, dan tradisi yang mengakar kuat di dalam keluarga.
Setiap Ramadan, kolak pisang kembali hadir dengan aroma khas santan dan gula merah yang menggoda, menantangku untuk berlomba mendapatkannya sebelum dihabiskan orang lain.
Lantas, apa yang membuat kolak pisang begitu spesial? Pertama, dari segi rasa, ia memiliki kombinasi sempurna antara manisnya gula merah, gurihnya santan, dan lembutnya pisang matang yang meleleh di mulut.
Tidak hanya lezat, kolak pisang juga mengenyangkan, sehingga cocok untuk mengisi energi setelah seharian berpuasa. Cukup satu mangkuk kecil saja, sudah bisa menenangkan perut sebelum menyantap hidangan utama. Sensasi kehangatan dari kuahnya pun memberikan kenyamanan tersendiri, terutama ketika disantap di rumah bersama keluarga.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY CHALLENGE
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!