Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Penulis

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berpuasa, Kok Sariawan?

28 Maret 2024   09:46 Diperbarui: 28 Maret 2024   10:00 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpuasa, Kok Sariawan?

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan pernahkah Anda menderita sariawan? Kok bisa sariawan, apa penyebabnya?

Dalam bulan Ramadan banyak kebiasaan yang berubah. Pola tidur berubah. Pola kegiatan atau aktivitas ada sedikit banyak perubahan. Demikian pula pola makan juga berubah.

Jika pada bulan biasa kita bisa atau boleh makan pada siang hari, pada bulan Ramadan waktu makan dibatasi sejak azan Magrib hingga azan Subuh. Otomatis pada siang hari mulut terkunci alias tidak makan dan minum.

Perubahan pola makan sedikit banyak akan mempengaruhi kesehatan alat pencernaan, khususnya bagian mulut. Pada saat asupan gizi makanan tercukupi, kesehatan mulut akan aman. Namun, saat asupan gizi kurang, dapat terjadi gangguan pada mulut kita.

Kembali pada persoalan sariawan. Mengapa sariawan dapat terjadi? Kita perlu mengetahui bahwa di dalam mulut kita ada jenis jamur tertentu.

Jamur Candida albicana memang ada dalam mulut kita dalam jumlah terbatas atau sedikit. Pada saat kondisi tubuh melemah atau daya tahan tubuh menurun, jamur Candida albicana akan tumbuh subur ditandai dengan kemunculan lapisan berwarna putih berupa bercak-bercak. Pada saat itulah muncul sariawan.

Selain pada kondisi imun tubuh yang menurun, jamur Candida albicana dapat tumbuh subur pada orang-orang yang tidak menjaga kebersihan mulutnya dengan benar.

Dokpri
Dokpri
Penyebab sariawan yang lain, luka pada mulut. Bagian mulut bisa luka karena 1) mengunyah makanan tertentu, 2) tidak sengaja tergigit, 3) menyikat gigi terlalu keras, 4) obat kumur yang tidak sesuai, 5) penggunaan gigi palsu yang kurang tepat.

Dengan mengetahui berbagai penyebab timbulnya sariawan, kita perlu mengantisipasinya. Asupan gizi perlu diperhatikan pada saat berbuka dan makan sahur.

Pada saat mengunyah makanan tertentu harus berhati-hati agar mulut tidak terluka atau ada bagian mulut tergigit. Makan jenis ikan berduri, makan daging yang agak keras, dan yang lain perlu teknik khusus agar tidak melukai gusi atau bibir bagian dalam.

Pada saat menyikat gigi perlu berhati-hati, tidak terburu-buru. Pilih sikat gigi yang lembut agar tidak melukai bagian dalam mulut. Jenis odol atau pasta gigi juga disesuaikan dengan usia kita.

Makan Buah dan Sayur Lebih Banyak

Selama bulan Ramadan disarankan untuk makan buah dan sayur yang lebih banyak dan pilih yang terbaik. Untuk buah dipilih buah yang banyak mengandung air seperti buah semangka dan buah pir. Untuk sayur, pilih yang banyak mengandung serat.

Dengan mengonsumsi sayur dan buah yang cukup, insya Allah sariawan tidak akan pernah hadir lagi. Mulut akan sehat dan kita dapat menjalankan ibdah puasa dengan baik.

Jika sudah makan buah dan sayur cukup, berhati-hati saat makan tetapi masih juga kena sariawan, tentu ada sesuatu yang perlu lebih diperhatikan.

Pada orang dalam kondisi sedang sakit tertentu,  memang mudah terkena sariawan. Untuk itu diperlukan pemeriksaan khusus. Tentu saja harus pergi ke dokter atau ke rumah sakit. Siapa tahu ada penyakit kronis yang perlu penanganan lebih intensif.

 

Sumber bacaan:

https://health.kompas.com/read/24C19150000368/4-cara-menjaga-kesehatan-mulut-selama-bulan-puasa

https://hellosehat.com/gigi-mulut/perawatan-oral/menjaga-kesehatan-mulut-saat-puasa/

Penajam Paser Utara, 28 Maret 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun